ResistNews-
Presiden Tunisia Moncef Marzouki mengatakan, Presiden Suriah Bashar al
Assad akan meninggalkan kekuasaannya dalam keadaan hidup maupun tewas.
"Rusia, China dan Iran yang mendukung Assad, harus sadar bahwa kekuasaan Assad akan segera berakhir. Tidak akan ada yang bisa mempertahankannya lagi. Mereka harus membujuk Assad agar mundur dan menyerahkan kekuasaannya pada wakilnya," ujar Marzouki, seperti dikutip Al Hayat, Selasa (24/4/2012).
"Assad, kau akan meninggalkan kekuasaan dengan kondisi hidup atau mati. Itulah yang terbaik untuk dirimu dan juga keluargamu. Kau sudah menimbulkan pertumpahan darah di negara ini," imbuhnya.
Ribuan orang dikabarkan tewas akibat kekerasan yang terjadi di Suriah. Ratusan ribu warga Suriah juga dikabarkan melarikan diri ke negara-negara tetangga. Mereka takut akan menjadi korban perang antara Pemerintah Suriah dan fraksi oposisi.
Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) mengumumkan, hingga April 2012 sekira 12.500 warga Suriah telah mencari perlindungan dengan melarikan diri ke Yordania. Sementara itu PBB sendiri memastikan krisis yang terjadi di Suriah sudah menewaskan 9 ribu orang.
Prediksi atas kejatuhan Presiden Assad juga diutarakan oleh banyak negara, termasuk Amerika Serikat. Menteri Pertahanan AS Leon Panetta memprediksikan, Assad hanya memiliki waktu beberapa hari lagi untuk mempertahankan kekuasaannya.(AUL/okz)
"Rusia, China dan Iran yang mendukung Assad, harus sadar bahwa kekuasaan Assad akan segera berakhir. Tidak akan ada yang bisa mempertahankannya lagi. Mereka harus membujuk Assad agar mundur dan menyerahkan kekuasaannya pada wakilnya," ujar Marzouki, seperti dikutip Al Hayat, Selasa (24/4/2012).
"Assad, kau akan meninggalkan kekuasaan dengan kondisi hidup atau mati. Itulah yang terbaik untuk dirimu dan juga keluargamu. Kau sudah menimbulkan pertumpahan darah di negara ini," imbuhnya.
Ribuan orang dikabarkan tewas akibat kekerasan yang terjadi di Suriah. Ratusan ribu warga Suriah juga dikabarkan melarikan diri ke negara-negara tetangga. Mereka takut akan menjadi korban perang antara Pemerintah Suriah dan fraksi oposisi.
Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) mengumumkan, hingga April 2012 sekira 12.500 warga Suriah telah mencari perlindungan dengan melarikan diri ke Yordania. Sementara itu PBB sendiri memastikan krisis yang terjadi di Suriah sudah menewaskan 9 ribu orang.
Prediksi atas kejatuhan Presiden Assad juga diutarakan oleh banyak negara, termasuk Amerika Serikat. Menteri Pertahanan AS Leon Panetta memprediksikan, Assad hanya memiliki waktu beberapa hari lagi untuk mempertahankan kekuasaannya.(AUL/okz)