ResistNews - Pasukan khusus Rusia telah tiba di kota pelabuhan Mediterania Suriah Tartus, sumber-sumber oposisi mengatakan kepada Al Arabiya, Senin kemarin (19/3).
Situs informasi intelijen militer Israel DEBKAfile juga melaporkan bahwa dua kapal angkatan laut Rusia telah berlabuh di pelabuhan Suriah Tartus.
Situs ini mengutip laporan dari markas Laut Hitam di Sevastopol Rusia. Misi dari kapal itu tidak diungkapkan, tapi dilaporkan membawa satu unit "marinir anti-teroris" dan yang lainnya sebuah kapal militer yang bergabung sebagai pengintai angkatan laut Rusia dan kapal pengawas yang sudah berlabuh di Tartus.
Pelabuhan Suriah Tartus sekarang merupakan pangkalan angkatan laut yang dimiliki Rusia di luar Uni Soviet. Sebuah skuadron angkatan laut Rusia melakukan manuver di sana pada bulan Januari lalu dalam apa yang dipandang oleh banyak orang sebagai tanda dukungan kepada Assad.
Juga di bulan Januari, sebuah kapal Rusia diduga membawa berton-ton amunisi untuk Suriah.
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Antonov sebelumnya mengatakan bahwa personil militer dan teknisi Rusia hadir di Suriah dan mengatakan negaranya akan mematuhi kontrak yang sudah ada untuk memberikan senjata ke Suriah meskipun adanya tindakan keras Assad kepada oposisi.
Antonov mengatakan pasokan senjata Rusia ke Suriah ini sejalan dengan hukum internasional dan akan terus berlanjut. "Kerjasama militer Rusia-Suriah adalah sah," katanya menegaskan.
"Satu-satunya yang mengkhawatirkan kami saat ini adalah keamanan warga negara kami," kata Antonov dalam referensi ke personil militer Rusia di Suriah yang melatih warga Suriah dalam penggunaan senjata yang dipasok oleh Rusia.
Dia menolak untuk mengatakan berapa banyak dari mereka yang saat ini ditempatkan di Suriah.
"Itu bagian dari kewajiban kontrak kami," kata Antonov, yang mengawasi kerja sama teknis militer dengan negara-negara asing. "Ketika kami suplai senjata, kami juga harus menyediakan pelatihan."(fq/aby/eramuslim)