ResistNews - Organisasi Islam terbesar, Nahdlatur Ulama (NU) Jawa Barat memberi waning kepada setiap calon gubernur dan wakil gubernur serta para tim suksesnya.
Siapapun yang akan bertarung di kontes Pilgub Jabar tahun depan, tidak membawa nama dan embel-embel NU.Boleh jadi, terlalu riskan nama besar NU jika harus dikotak-kotakan dalam kelompok-kelompok tertentu. "Kalau bisa jangan gunakan nama NU untuk kepentingan kampanye” ingat Sekretaris Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Barat, Imron Rosyadi kepada Bandung Ekpspres (Group JPNN).
Ketentuan ini berlaku bagi siapa saja, termasuk kader NU yang maju ke pentas persaingan. “Silakan saja maju, misalnya ada orang NU yang mau nyalon ya gak apa-apa, tapi itu atas dasar individual bukan organisasi,” ingatnya lagi.
Imron melanjutkan, tak bisa dihindari kelak masa kampanye tiba, untuk menarik massa dipastikan ada calon yang membawa-bawa nama NU. Tujuannya, untuk menarik minat massa NU mendukung calon tersebut. Karena itu, supaya tidak terjadi, warga Nahliyin diminta bersikap cerdas dan pintar jika menemukan para kandidat yang bertindak seperti ini.
”Tinggal umatnya aja yang pintar,” jelasnya. Meski pada kenyataanya bisa jadi, klaim-klaim itu dibungkus sebagai produk yang layak jual dan menarik dukungan massa NU.”Tapi kita sebagai orang yang punya produk, ya gak mau lah," tergasnya.
Diprediksi, suara Nahdliyin di Pilgub nanti akan sangat berpengaruh besar. Jumlah besar itu tentu saja bak kue santapan yang akan diperebutkan oleh calon-calon. "Kalau kitanya diibaratkan kue, ya orang pasti menganggapnya seperti itu. Namun bgaimana kita menyikapi agar kue itu demi kemaslahatan umat? Kami ikhlas NU jadi rebutan asal demi umat," tuturnya.
Menyingung kemungkinan banyak calon yang sowan dan meminta dukungan, Imron menyebut, sudah banyak yang merayu dan melakukan manuver politik mendatangi kantor PWNU Jabar. Maksudnya, meminta izin maju di arena Pilgub. "Banyaklah yang sudah datang kesini, sebut saja Yance yang pernah kasih buku kesini, Heryawan juga pernah, dan Dada Rosada pun sama. Terlebih dia adalah warga Nahdliyin," jelasnya.
Kendati begitu, suara NU di Pilgub nanti akan tetap netral dan tak akan mengintervensi jamaahnya mengalihkan suaranya ke salah satu pihak. "Secara organisasi, tak akan terlibat secara aktif hanya pasif saja, Insya Allah kami akan tetap netral," tuturnya.
Terkait dengan afiliasi NU dengan PKB, itu bukan jaminan bahwa NU akan meminta simpatisannya memilih calon dari PKB. "Memang cikal bakal PKB itu NU, tapi itu bukan sikap kita yang akan mendukung PKB, kita bebaskan saja toh banyak juga warga NU yang masuk PDI-P, Golkar, PPP dan partai-partai lainnya," tukasnya.(wam/jpnn)