Kebijakan luar negeri Amerika tidak berubah terhadap Yaman. Tetap menjadikan Yaman sebagai prioritas utamanya. Negara di semenanjung Arabia itu, di mata pemerintahan Barack Obama sebagai tempat basis gerakan al-Qaidah, yang mengancam kepentingan Amerika Serikat di kawasan Timur Tengah.
Seperti dilaporkan staf khusus Presiden Obama dibidang kontra intelijen dan keamanan, John O.Brennan, mengatakan bahwa Yaman menjadi basis gerakan teroris global, dan tempat persemaian al-Qaidah, yang menjadi ancaman keamanan global. Laporan John Brennan kepada Komisi Keamanan dan Luar Negeri di Kongres Amerika itu, bersamaan dengan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh Departemen Pertanahan (Pentagon) dan CIA, menghadapi situasi di Yaman.
John Brennan belum lama ini bertemu dengan Presiden Yaman yang baru, Abdul Hadi, dan membahas situasi keamanan regional, khususnya ancaman dari kelompok al-Qaidah. Abdul Hadi sesudah bertemu dengan Brennan secara tegas menyatakan, bahwa pemerintahan Yaman yang baru akan bersama dengan Amerika Serikat memerangi al-Qaidah, tegasnya.
Amerika dengan menggunakan pesawat tanpa awak (drone) telah menewaskan sejumlah anggota dan tokoh al-Qaidah Yaman. Termasuk ulama yang menjadi warga negara Amerika Serikat keturunan Yaman,Anwar al-Aulaqi tewas akibat serangan pesawat tak berawak. Tindakan pemerintah Amerika Serikat yang membunuh Anwar al-Aulaqi ini, menimbulkanl perdebatan para ahli hukum di Amerika Serikat. Diantara ada yang mengecam tindakan pemerintahan Obama.
John Brennan melakukan koordinasi yang luas dengan sejumlah keamanan dan intelijen di Timur Tengah, yang tujuan meghadapi ancaman terorisme global. Terutama ancaman al-Qaidah. Karena terdapat tanda-tanda, sejak tewasnya Usama bin Laden di Pakistan, akibat serangan pasukan elite Navi Seal, serangan yang dilakukan al-Qaidah semakin meningkat.
Seperti yang terjadi di Yaman, Afghanistan, Pakistan, Irak dan sejumlah negara di Afrika, menimbulkan kecemasan dan kekawatiran bagi pejabat Amerika.
Di Yaman menjelang pelantikan Presiden Abdul Hadi, terjadi serangan bom mobil, dekat istana presiden Sana'a, yang menewaskan puluhan anggota pasukan khusus keamanan Yaman. Ini merupakan pesan khusus yang disampaikan kelompok al-Qaidah kepada pemerintah baru dibawah Presiden Abdul Hadi, agar tidak melanjutkan hubungan dengan pemerintah Amerika.
Yaman dibawah Presiden Ali Abdullah Saleh merupakan sekutu utama Amerika Serikat, dan telah melakukan kerjasama menumpas al-Qaidah. Ali Abdullah Saleh mengggunakan kekuatan intelijen dan pasukan khusus Yaman menghadapi kelompok al-Qaidah.
Tetapi gerakan rakyat Yaman berhasil mengakhiri kekuasaan Ali Abdullah Saleh yang sudah lebih dari empat dekade. Sekarang Abdullah Saleh berada di Amerika Serikat. Ini hanya menunjukkan bahwa Saleh memang "tangan kanan" Amerika Serikat yang sangat dipercaya.
Kekuatan-kekuatan politik dan gerakan Islam di Yaman, semakin terkonsolidasi bersamaan dengan perubahan politik di Yaman. Mereka sekarang menjadi sebuah gerakan baru, yang menjadi menjadi sebuah antitesa dari kekuatan politik yang selama ini pro-Barat.
Gerakan-gerakan yang menggulingkan Ali Abdullah Saleh menginginkan ditegakkannya syariah Islam, dan mengakhiri semua pengaruh Amerika Serikat di Yaman. Ini yang membuat penasehat khusus Presiden Barack Obama, John Brennan terus membujuk pemerintahan baru, di bawah Abdul Hadi, agar tidak mengubah kebijakannya yang memerangi terorisme.
Tentu, situasi di Yaman sekarang, yang paling krusial, munculnya kekkuatan Shiah (Houthi), yang telah memaklumkan perang terhadap pemerintah. Kelompok Houthi dengan dukungan senjata dan sejumlah aparat keamanan Iran, seperti Uni Khusus al-Qud, yang berada dibalik aksi-aksi kekacauan di Yaman.
Unit Khusus al-Qud telah melakukan latihan terhadap kelompok Shiah, khususnya kemampuan mereka dalam perang dan melakukan gerilya di wilayah-wilayah pegunungan di selatan Yaman.
Gerakan Islam di Yaman bukan saja menghadapi ancaman dari operasi militer yang dijalankan oleh aparat intelijen Yaman, tetapi juga operasi intelijen yang dijalankan pemerintah Amerika yang menggunakan pesawat tanpa awak (drone).
Situasi di Yaman tetap menjadi persoalan yang sangat mengkawatirkan dengan adanya dua kekuatan yang sekarang melakukan intervensi di Yaman, yaitu Iran dan Amerika Serikat. Kedua terlibat langsung dalam kekacauan politik di Yaman. Meskipun, keduanya mempunyai tujuan yang berbeda. Keduanya, Iran dan Amerika Serikat, keduanya dapat melakukan kerjasama menghancurkan kekuatan Islam di Yaman.
Iran yang sekarang melakukan retorika melawan Amerika Serikat, pada titik berkaitan dengan Sunni dan al-Qaidah, mereka dapat melakukan kerjasama menghancurkan kekuatan al-Qaidah. Sama halnya Iran melakukan kerjasama di Afghanistan menghancurkan Taliban. (afg).
Seperti dilaporkan staf khusus Presiden Obama dibidang kontra intelijen dan keamanan, John O.Brennan, mengatakan bahwa Yaman menjadi basis gerakan teroris global, dan tempat persemaian al-Qaidah, yang menjadi ancaman keamanan global. Laporan John Brennan kepada Komisi Keamanan dan Luar Negeri di Kongres Amerika itu, bersamaan dengan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh Departemen Pertanahan (Pentagon) dan CIA, menghadapi situasi di Yaman.
John Brennan belum lama ini bertemu dengan Presiden Yaman yang baru, Abdul Hadi, dan membahas situasi keamanan regional, khususnya ancaman dari kelompok al-Qaidah. Abdul Hadi sesudah bertemu dengan Brennan secara tegas menyatakan, bahwa pemerintahan Yaman yang baru akan bersama dengan Amerika Serikat memerangi al-Qaidah, tegasnya.
Amerika dengan menggunakan pesawat tanpa awak (drone) telah menewaskan sejumlah anggota dan tokoh al-Qaidah Yaman. Termasuk ulama yang menjadi warga negara Amerika Serikat keturunan Yaman,Anwar al-Aulaqi tewas akibat serangan pesawat tak berawak. Tindakan pemerintah Amerika Serikat yang membunuh Anwar al-Aulaqi ini, menimbulkanl perdebatan para ahli hukum di Amerika Serikat. Diantara ada yang mengecam tindakan pemerintahan Obama.
John Brennan melakukan koordinasi yang luas dengan sejumlah keamanan dan intelijen di Timur Tengah, yang tujuan meghadapi ancaman terorisme global. Terutama ancaman al-Qaidah. Karena terdapat tanda-tanda, sejak tewasnya Usama bin Laden di Pakistan, akibat serangan pasukan elite Navi Seal, serangan yang dilakukan al-Qaidah semakin meningkat.
Seperti yang terjadi di Yaman, Afghanistan, Pakistan, Irak dan sejumlah negara di Afrika, menimbulkan kecemasan dan kekawatiran bagi pejabat Amerika.
Di Yaman menjelang pelantikan Presiden Abdul Hadi, terjadi serangan bom mobil, dekat istana presiden Sana'a, yang menewaskan puluhan anggota pasukan khusus keamanan Yaman. Ini merupakan pesan khusus yang disampaikan kelompok al-Qaidah kepada pemerintah baru dibawah Presiden Abdul Hadi, agar tidak melanjutkan hubungan dengan pemerintah Amerika.
Yaman dibawah Presiden Ali Abdullah Saleh merupakan sekutu utama Amerika Serikat, dan telah melakukan kerjasama menumpas al-Qaidah. Ali Abdullah Saleh mengggunakan kekuatan intelijen dan pasukan khusus Yaman menghadapi kelompok al-Qaidah.
Tetapi gerakan rakyat Yaman berhasil mengakhiri kekuasaan Ali Abdullah Saleh yang sudah lebih dari empat dekade. Sekarang Abdullah Saleh berada di Amerika Serikat. Ini hanya menunjukkan bahwa Saleh memang "tangan kanan" Amerika Serikat yang sangat dipercaya.
Kekuatan-kekuatan politik dan gerakan Islam di Yaman, semakin terkonsolidasi bersamaan dengan perubahan politik di Yaman. Mereka sekarang menjadi sebuah gerakan baru, yang menjadi menjadi sebuah antitesa dari kekuatan politik yang selama ini pro-Barat.
Gerakan-gerakan yang menggulingkan Ali Abdullah Saleh menginginkan ditegakkannya syariah Islam, dan mengakhiri semua pengaruh Amerika Serikat di Yaman. Ini yang membuat penasehat khusus Presiden Barack Obama, John Brennan terus membujuk pemerintahan baru, di bawah Abdul Hadi, agar tidak mengubah kebijakannya yang memerangi terorisme.
Tentu, situasi di Yaman sekarang, yang paling krusial, munculnya kekkuatan Shiah (Houthi), yang telah memaklumkan perang terhadap pemerintah. Kelompok Houthi dengan dukungan senjata dan sejumlah aparat keamanan Iran, seperti Uni Khusus al-Qud, yang berada dibalik aksi-aksi kekacauan di Yaman.
Unit Khusus al-Qud telah melakukan latihan terhadap kelompok Shiah, khususnya kemampuan mereka dalam perang dan melakukan gerilya di wilayah-wilayah pegunungan di selatan Yaman.
Gerakan Islam di Yaman bukan saja menghadapi ancaman dari operasi militer yang dijalankan oleh aparat intelijen Yaman, tetapi juga operasi intelijen yang dijalankan pemerintah Amerika yang menggunakan pesawat tanpa awak (drone).
Situasi di Yaman tetap menjadi persoalan yang sangat mengkawatirkan dengan adanya dua kekuatan yang sekarang melakukan intervensi di Yaman, yaitu Iran dan Amerika Serikat. Kedua terlibat langsung dalam kekacauan politik di Yaman. Meskipun, keduanya mempunyai tujuan yang berbeda. Keduanya, Iran dan Amerika Serikat, keduanya dapat melakukan kerjasama menghancurkan kekuatan Islam di Yaman.
Iran yang sekarang melakukan retorika melawan Amerika Serikat, pada titik berkaitan dengan Sunni dan al-Qaidah, mereka dapat melakukan kerjasama menghancurkan kekuatan al-Qaidah. Sama halnya Iran melakukan kerjasama di Afghanistan menghancurkan Taliban. (afg).