DAMASKUS (ResistNews) – Hamas mengecam keras apa yang disebutnya "perilaku premanisme tentara Israel" terhadap rakyat Palestina di desa-desa di Lembah Yordania dan Negev, di mana terjadi penghancuran sebuah Masjid di Yazra.
Tentara Israel pada Kamis (25/11) pagi waktu setempat menyerbu desa Yarza di dekat kota Tubas, Lembah Yordania, menghancurkan Masjid setempat dan menyebarkan pemberitahuan perobohan sepuluh rumah di desa itu. Desa tetangga, Abu Al Ajjaj, dihancurkan satu hari sebelumnya.
Hamas mengatakan pada hari Kamis, "Kami, di dalam gerakan Hamas, mengecam keras premanisme tentara Zionis terhadap rakyat kami di desa-desa Lembah Yordania dan Negev, dan menganggap tindak kejahatannya hari ini, yang terjadi sehari setelah penghancuran desa Abu Al Ajjaj, sebagai ekspresi dari kebijakan rasis Zionis yang didorong oleh kebencian dan didasarkan pada pelanggaran terhadap hak-hak rakyat Palestina melalui deportasi, pengusiran paksa, dan penghancuran Masjid serta rumah-rumah untuk menguntungkan proyek pemukiman Yahudi."
Gerakan itu menekankan bahwa kejahatan menghancurkan Masjid yang telah berdiri selama 40 tahun itu adalah salah satu rantai agresi terhadap tempat-tempat ibadah dan mencerminkan sebuah perang melawan agama dan tempat-tempat suci yang berkaitan dengannya dalam melanggar semua konvensi internasional.
Hamas menyerukan agar rakyat Palestina bersatu melawan penghancuran terhadap Masjid dan tempat-tempat suci dan agar Organisasi Konferensi Islam, Liga Arab, dan PBB untuk memainkan peran mereka dalam membela hak asasi manusia dan tempat ibadah.
Eskalasi terbaru di Lembah Yordania terjadi setelah serentetan agresi pemukim bulan lalu di tengah upaya pemukiman Massu'a untuk mencaplok tanah milik warga Abu Al Ajaj di area Al Jiftlik.
Solidaritas Lembah Yordania telah meminta bantuan relawan untuk pemulihan dan penyelamatan dari penghancuran baru-baru ini, serta memberikan pendampingan pada penduduk setempat yang berisiko mengalami kekerasan dari pemukim.
Awal minggu ini, sebuah keluarga Palestina diusir paksa dari rumah mereka oleh para pemukim di Jabal Mukabber, Yerusalem Timur, dan desa Bedouin Al Arakib di Neveg dihancurkan untuk ketujuh kalinya.
Sebelumnya, Kementerian Dalam Negeri Israel menghancurkan rumah seorang warga Palestina di A Thuri, Yerusalem Timur, menelantarkan tujuh anggota keluarga itu, termasuk empat anak-anak. Keluarga tersebut telah tinggal di rumah seluas 60 meter persegi itu selama 8 tahun dan tidak berhasil melawan penghancuran dalam pertarungan hukum di pengadilan selama bertahun-tahun. Para pemukim pindah ke rumah warga Palestina lainnya di Bukit Zaitun setelah sebuah keluarga Palestina kalah dalam pertarungan hukum untuk mempertahankan rumahnya dan diusir dari sana tiga tahun lalu. Sebuah keputusan baru pengadilan minggu ini memberikan lampu hijau bagi pemukim untuk mengambil alih rumah itu. (rin/pic/ps) www.suaramedia.com
Tentara Israel pada Kamis (25/11) pagi waktu setempat menyerbu desa Yarza di dekat kota Tubas, Lembah Yordania, menghancurkan Masjid setempat dan menyebarkan pemberitahuan perobohan sepuluh rumah di desa itu. Desa tetangga, Abu Al Ajjaj, dihancurkan satu hari sebelumnya.
Hamas mengatakan pada hari Kamis, "Kami, di dalam gerakan Hamas, mengecam keras premanisme tentara Zionis terhadap rakyat kami di desa-desa Lembah Yordania dan Negev, dan menganggap tindak kejahatannya hari ini, yang terjadi sehari setelah penghancuran desa Abu Al Ajjaj, sebagai ekspresi dari kebijakan rasis Zionis yang didorong oleh kebencian dan didasarkan pada pelanggaran terhadap hak-hak rakyat Palestina melalui deportasi, pengusiran paksa, dan penghancuran Masjid serta rumah-rumah untuk menguntungkan proyek pemukiman Yahudi."
Gerakan itu menekankan bahwa kejahatan menghancurkan Masjid yang telah berdiri selama 40 tahun itu adalah salah satu rantai agresi terhadap tempat-tempat ibadah dan mencerminkan sebuah perang melawan agama dan tempat-tempat suci yang berkaitan dengannya dalam melanggar semua konvensi internasional.
Hamas menyerukan agar rakyat Palestina bersatu melawan penghancuran terhadap Masjid dan tempat-tempat suci dan agar Organisasi Konferensi Islam, Liga Arab, dan PBB untuk memainkan peran mereka dalam membela hak asasi manusia dan tempat ibadah.
Eskalasi terbaru di Lembah Yordania terjadi setelah serentetan agresi pemukim bulan lalu di tengah upaya pemukiman Massu'a untuk mencaplok tanah milik warga Abu Al Ajaj di area Al Jiftlik.
Solidaritas Lembah Yordania telah meminta bantuan relawan untuk pemulihan dan penyelamatan dari penghancuran baru-baru ini, serta memberikan pendampingan pada penduduk setempat yang berisiko mengalami kekerasan dari pemukim.
Awal minggu ini, sebuah keluarga Palestina diusir paksa dari rumah mereka oleh para pemukim di Jabal Mukabber, Yerusalem Timur, dan desa Bedouin Al Arakib di Neveg dihancurkan untuk ketujuh kalinya.
Sebelumnya, Kementerian Dalam Negeri Israel menghancurkan rumah seorang warga Palestina di A Thuri, Yerusalem Timur, menelantarkan tujuh anggota keluarga itu, termasuk empat anak-anak. Keluarga tersebut telah tinggal di rumah seluas 60 meter persegi itu selama 8 tahun dan tidak berhasil melawan penghancuran dalam pertarungan hukum di pengadilan selama bertahun-tahun. Para pemukim pindah ke rumah warga Palestina lainnya di Bukit Zaitun setelah sebuah keluarga Palestina kalah dalam pertarungan hukum untuk mempertahankan rumahnya dan diusir dari sana tiga tahun lalu. Sebuah keputusan baru pengadilan minggu ini memberikan lampu hijau bagi pemukim untuk mengambil alih rumah itu. (rin/pic/ps) www.suaramedia.com