Pendiri situs kontroversial WikiLeaks, Julian Assange membetulkan kacamatanya ketika meninggalkan konferensi pers yang digelar di Jenewa pada 4 November 2010. (Foto: Getty Images)
Downing Street kemarin mendapat peringatan dari para pejabat AS bahwa bocoran pesan-pesan diplomatik akan segera terungkap, membongkar perkiraan pribadi para diplomat AS mengenai dunia politik Inggris.
Telegram dan pesan dari Kedutaan Besar AS di London termasuk di antara ribuan dokumen rahasia yang diserahkan kepada situs WikiLeaks yang siap merilisnya dalam hitungan hari.
Informasi yang akan bocor dalam waktu dekat itu melahirkan peringatan bahwa hubungan AS dengan sekutu-sekutu internasionalnya bisa rusak.
Untuk coba meminimalkan kerusakan yang mungkin ditimbulkan, para diplomat AS kemarin memberitahu pemerintah-pemerintah negara sahabat mengenai kemungkinan isi dari dokumen-dokumen yang bocor itu.
Sejumlah sumber mengungkapkan bahwa dalam dokumen-dokumen itu, terdapat komentar mengenai perkiraan nasib pemerintahan koalisi antara Partai Konservatif dan Liberal Demokrat.
Pesan-pesan yang dikirimkan pada masa-masa awal pemerintahan koalisi Inggris tersebut diyakini memprediksikan bahwa pemerintahan Inggris akan tidak efektif dan tidak berumur panjang dan akhirnya hancur karena ketegangan antara Tory dan Liberal Demokrat.
Pesan-pesan mengenai pemerintahan Inggris sebelumnya kemungkinan juga akan memalukan bagi Gordon Brown.
Diyakini bahwa para staf kedutaan memberitahu Departemen Luar Negeri di Washington bahwa Brown dianggap plin-plan dan tidak dapat diprediksi, ia juga dianggap lemah secara politik.
"Ada satu atau dua hal dalam laporan itu yang bisa mempermalukan (pemerintahan) koalisi," kata salah satu sumber. "Pemerintahan (Inggris) sebelumnya juga tidak akan suka membacanya."
Selain komentar politik, para pejabat AS khawatir bahwa dokumen yang bocor tersebut mengungkapkan rincian pengaturan pembagian data intelijen, operasi anti-terorisme, dan sejumlah aspek sensitif lainnya dalam kebijakan luar negeri AS.
Untuk mempersiapkan "kemungkinan terburuk," para diplomat AS secara pribadi memberitahu pemerintah di sejumlah negara, termasuk Irak, Afghanistan, Israel, dan Turki mengenai kemungkinan informasi yang diungkapkan. Demikian halnya dengan para pejabat Australia dan Kanada.
PJ Crowley, juru bicara Departemen Luar Negeri di Washington mengkritik perilisan informasi dalam waktu dekat itu.
"Hal ini mencederai AS dan kepentingan-kepentingan kami. (Dokumen-dokumen itu) akan menciptakan ketegangan dalam hubungan antara para diplomat kami dan sahabat-sahabat kami di seluruh dunia," katanya.
Pesan diplomatik tersebut akan menjadi dokumen rahasia pemerintah AS yang ketiga yang dibocorkan WikiLeaks tahun ini.
Sebelumnya diungkapkan mengenai detail sensitif operasi militer Barat di Irak dan Afghanistan, dan mengarahkan dugaan bahwa situs tersebut membahayakan keamanan sejumlah pejabat pemerintahan Afghanistan.
Seorang juru bicara Downing Street membenarkan bahwa Inggris telah mendapatkan rincian mengenai telegram-telegram tersebut.
Sang juru bicara mengatakan, "Jelas, pemerintah (Inggris) telah diberitahu para pejabat AS, oleh para duta besar, mengenai kemungkinan isi dokumen bocor tersebut."
"Saya tak mau berspekulasi mengenai apa yang akan dibocorkan sebelum benar-benar bocor," tambahnya. (dn/tg) www.suaramedia.com