Frase kontroversial yang dituliskan Sebastian Pinera adalah "Deutschland uber alles" yang artinya "Jerman di atas semua". Kata-kata tersebut banyak dipergunakan pada masa kekuasasan Nazi. Karena dianggap terlalu nasionalistis, kata-kata tersebut dibuang dari lagu kebangsaan Jerman.
Pinera mengatakan, dirinya mempelajari slogan tersebut di sekolahnya pada tahun 1950-an dan 1960-an. Hal itu diyakini merupakan bentuk perayaan unifikasi Jerman di bawah kepemimpinan Otto von Bismarck.
Pinera menambahkan, dirinya tidak tahu jika kata-kata tersebut berhubungan dengan sejarah kelam Jerman.
Pada hari Senin waktu setempat, Pinera mengungkapkan permohonan maafnya dan meminta dimaafkan.
"Saya betul-betul tidak tahu jika frase itu ada hubungannya denngan sejarah kelam negara itu (Jerman). Oleh karena itu, saya mohon maaf dan saya minta dimaafkan dalam kasus ini," kata Pinera.
Pinera mengatakan, setelah dirinya bertemu dengan Presiden Jerman Christian Wulff dan menuliskan pesan terima kasih atas bantuan Jerman setelah bencana gempa bumi besar yang melanda Chili, ia mengulangi sebuah frase yang dipelajarinya di sebuah sekolah Jerman pada 1950-an dan 1960-an.
Pinera mengaku hanya tahu frase tersebut berasal dari era Bismarck dan unifikasi Jerman, namun ia tidak tahu jika kata-kata itu ada hubungannya dengan Nazi.
Tur Pinera ke Inggris, Perancis, dan Jerman dipungkasi pada hari Sabtu lalu.
Februari lalu, Jerman mengumumkan pemberitan bantuan darurat kepada para korban gempa Chili.
Gempa 8,8 skala richter yang melanda Kota Conception tersebut merupakan salah satu gempa terdahsyat sepanjang sejarah Chili. Setelah gempa utama, terjadi gempa susulan setidaknya berkekuatan 5,0 skala richter sekitar 20 kali, termasuk satu gempa susulan berkekuatan 6,1 skala richter.
"Uni Eropa siap memberikan bantuan untuk rakyat Chili," kata Kepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton.
"Peristiwa ini merupakan kedua kalinya benua Amerika dilanda gempa dahsyat dalam periode waktu yang singkat. Kami masih belum tahu dampak bencana ini sepenuhnya," tambah Ashton.
Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle mengatakan Jerman siap mengirimkan tim bantuan kemanusiaan ke Chili.
Tidak sampai dua minggu setelah gempa dahsyat melanda, Sebastian Pinera mulai menjabat sebagai presiden.
Akibat bencana tersebut, Pinera mengakui bahwa semua rencananya sebelum pemilihan umum sirna dan ia harus merencanakan kembali segalanya.
Dana rekonstruksi berkisar antara $12 miliar hingga $30 miliar. Bagi sebuah negara yang relatif kecil seperti Chili, jumlah itu merupakan 20 persen dari nilai Produk Domestik Bruto. Pinera harus mengalihkan anggaran dari berbagai sektor lain untuk mendanai pembangunan kembali.
Bahkan sebelum mencalonkan diri sebagai presiden, tampaknya kematian pemerintahannya sudah terjadi.
"(Pemerintahan) kami akan menjadi pemerintahan rekonstruksi," kata Pinera dalam konferensi pers yang suram Maret lalu.
Dalam kampanye pemilihannya, Pinera menawarkan janji-janji berani, 6% pertumbuhan tahunan dalam empat tahun ke depan dan penciptaan jutaan lapangan kerja.
Banyak analis mempertanyakan janji-janji itu. Setelah gempa terjadi, mereka menjadi semakin ragu. (dn/ap/nao/dw/bc) www.suaramedia.com