Foto-foto itu muncul pada hari Minggu (24/10) di situs jejaring sosial Facebook, dua bulan setelah prajurit cadangan Eden Abergil menjadi sorotan karena mengunggah foto-foto serupa.
Album berjudul "Cast Lead" itu menampilkan tiga foto.
Yang pertama memperlihatkan seorang prajurit Israel menodongkan sebuah senjata ke seorang pria dengan mata tertutup, foto kedua menunjukkan seorang prajurit berjongkok di sebuah di dapur di mana dua wanita berjilbab sedang memasak.
Foto terakhir memperlihatkan seorang prajurit menyemprotkan grafiti: sebuah Bintang David dan "segera kembali" dalam bahasa Ibrani.
Para pengguna Facebook menuliskan komentar-komentar yang sangat negatif, mengecam "kejahatan" yang dilakukan oleh para prajurit itu, dan menggambarkan mereka sebagai "seorang teroris yang sedang melakukan pekerjaannya."
Breaking the Silence mengumpulkan kesaksian dari para prajurit yang menceritakan kasus penganiayaan terhadap warga Palestina. Organisasi itu mengatakan bertujuan untuk "memotret gambaran yang berbeda dan suram dari perintah yang dipertanyakan di banyak area terkait warga sipil."
Awal minggu ini, organisasi itu memasang foto para tentara yang menyiksa, menjarah dan menghancurkan properti di Sderot Rothschild, Tel Aviv.
Setelah insiden Abergil, organisasi itu juga memasang foto para tentara yang berpose dengan beberapa pria Palestina yang terluka dan dibelenggu.
Juru bicara militer Israel mengatakan bahwa "IDF menyayangkan bahwa Breaking the Silence memilih untuk terus menyajikan kesaksian ke media dan tidak langsung ke IDF. Seperti yang pernah dilakukan di masa lalu, setiap kasus yang tidak biasa akan diselidiki oleh Polisi Militer, dan diberikan ke Kantor Penuntut Militer, di mana mereka akan memutuskan apakah akan mendakwa para prajurit itu di pengadilan militer atau tidak."
Breaking the Silence mengatakan bahwa mereka mempublikasikan foto-foto itu di laman Facebook mereka untuk membantah pernyataan militer bahwa perilaku yang tidak benar oleh tentara adalah sebuah penyimpangan.
"Kami akan terus merilis foto-foto untuk membuktikan bahwa ini adalah hal yang normal bagi mereka. Seperti inilah perilaku para prajurit itu dan ini adalah harga dari sebuah pendudukan," ujar anggota kelompok itu, Yehuda Shaul.
"Kita kehilangan kemampuan kita untuk memandang rakyat Palestina sebagai orang yang sejajar dengan kita."
Shaul mengatakan bahwa kelompoknya menerima foto-foto itu dua minggu lalu dan diberitahu bahwa foto-foto itu diambil dalam perang di Jalur Gaza hampir dua tahun lalu. Dia mengatakan tidak bisa sepenuhnya mengonfirmasi bahwa itu adalah kasusnya, tapi mengatakan bahwa detail dari foto, seperti unit militer yang terlihat di sana, mendukung klaim tersebut.
Awal tahun ini, sebuah video memperlihatkan sekelompok tentara yang berpatroli di Tepi Barat tiba-tiba berhenti dan melakukan tarian koreografi dengan musik pesta. (rin/jp/nd) www.suaramedia.com