Bentrokan terjadi antara kelompok milisi Ahlu Sunnah yang pro pemerintahan dengan para gerilyawan Hizbul Islam di kota Baladwayne pada hari Minggu lalu dan berlangsung hingga hari Senin. Para saksi mata mengatakan bahwa sedikitnya ada 13 orang yang tewas.
Selain itu, tercatat ada lima orang yang tewas ketika Hizbul Islam terlibat bentrok dengan gerilyawan Al-Shabab di kota Dhobley, dekat perbatasan Kenya, demikian diberitakan oleh Reuters.
Ada sejumlah dugaan bahwa AS mendukung beberapa plot pengeboman di ibukota Somalia.
"Pengeboman tersebut akan dilaksanakan untuk menciptakan dalih bagi AS untuk meluncurkan kampanye untuk memerangi Al-Shabab," kata Sheikh Ali Mohammed Rage, juru bicara kelompok tersebut, kepada Reuters.
"Kami telah menemukan adanya plot dari agen-agen rahasia AS dalam pengeboman bunuh diri di Mogadishu," katanya kepada para wartawan. "Mereka (AS) telah mencoba melakukannya di Aljazair, Pakistan dan Afghanistan. Kami memperingatkan akan adanya bahaya ini. Mereka ingin membidik pasar Bakara dan sejumlah Masjid, mereka kemudian akan melimpahkan tudingan terhadap kami."
Dalam sebuah seminar dengan para pemimpin suku di Mogadisu pada hari Senin, juru bicara Al-Shabab tersebut mengatakan bahwa para tentara bayaran dari perusahaan kontraktor keamanan swasta Xe – yang sebelumnya dikenal dengan nama Blackwater - telah tiba di ibukota Somalia, demikian dilaporkan oleh koresponden Press TV dari Mogadishu.
Para tentara bayaran Blackwater berencana untuk melakukan pengeboman di Mogadishu dan kemudian menuding Al-Shabab sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam serangan tersebu, demikian kata juru bicara Al-Shabab tersebut.
Dia menambahkan bahwa para tentara bayaran Blackwater/Xe telah merekrut banyak orang untuk membantu mereka melakukan pengeboman yang menarget tokoh-tokoh terkemuka dan warga sipil yang tidak bersalah.
Juru bicara Al-Shabab tersebut juga mengatakan kepada para kepala suku bahwa sebuah sistem Islami harus diterapkan di Somalia.
Ia memberikan kesimpulan bahwa perusahaan-perusahaan asing dari AS merencanakan ledakan untuk menciptakan kekacauan.
"Perusahaan-perusahaan tersebut adalah perusahaan asing, rencana mereka di Afghanisan, Pakistan, Aljazair dan Irak telah gagal. Mereka mengganti nama dan kini berada di Villa Somalia, istana kepresidenan pemerintahan transisi Somalia. Mereka mengganti nama mereka," kata sang juru bicara.
Dia mengatakan bahwa Blackwater, perusahaan kontraktor keamanan asal AS yang dulu beroperasi di Irak, memiliki tugas untuk membantai umat Muslim.
Sheikh Moktar Robow Ali atau Abu Mansur, tokoh senior Harakat Al-Shabab Mujahidin, juga berbicara dalam seminar tersebut. Membuktikan kesalahan pernyataan dari pemerintah Kenya yang menyatakan bahwa sejumlah anggota Al-Shabab telah mencapai negara tersebut. Abu Mansur mengatakan bahwa kelompoknya menginginkan tujuan yang berbeda. (dn/pv/aa) www.suaramedia.com