-->

AS “Hidupkan Kembali” Blackwater Di Afghanistan

KABUL (SuaraMedia News) – Sebuah kesepakatan Departemen Luar Negeri dapat membantu kontraktor "keamanan" AS, Blackwater, kembali menjadi perusahaan keamanan terdepan, sebuah laporan menyebutkan.

Kontraktor yang kini beroperasi dengan nama "Xe Services LLC" kemungkinan akan memperoleh sebuah kontrak bernilai satu miliar dolar dari Departemen Luar Negeri AS untuk melatih pasukan polisi nasional Afghanistan.

"Ada proses kontrak yang terlibat di sini dan perusahaan yang memenuhi kualifikasi untuk melakukannya, untuk menyediakan jasa tersebut, bebas untuk melakukannya," ujar juru bicara Departemen Luar Negeri, PJ Crowly.

Perusahaan keamanan itu terkenal melakukan pembunuhan atas lusinan warga sipil Irak di bulan September 2007. Perusahaan yang dipimpin oleh seorang evangelis Kristen terkemuka dan dicurigai terlibat dalam sejumlah pembunuhan dan pengeboman di Irak, Pakistan, dan Afghanistan ini kemudian mengubah namanya menjadi "Xe Services LLC".

Meskipun beberapa personel keamanannya didakwa melakukan pembunuhan massal, Hakim Distrik AS Ricardo Urbina baru-baru ini membatalkan semua dakwaan. Ricardo berdalih bahwa para personel Blackwater dijanjikan kekebalan penuh untuk aksi-aksi mereka di Irak oleh pemerintah AS  dan karena itu testimoni mereka yang mengkonfirmasi pembunuhan tidak dapat digunakan melawan mereka secara hukum.

Dua mantan personel Blackwater tahun lalu juga telah didakwa membunuh dua warga sipil Afghan di Kabul.

Sejak insiden Irak, Blackwater telah menggeser operasinya ke pelatihan, penerbangan, dan logistik.

Laporan dari The Associated Press menyebutkan bahwa Blacwater juga memberikan dukungan logistik di pangkalan pesawat tanpa awak AS di Pakistan, yang digunakan untuk melakukan serangan rudal ke wilayah perbatasan negara tersebut. Soal ini, dikonfirmasi oleh seorang agen CIA dan mantan pimpinan intelijen Pakistan Asad Durani, disiapkan untuk memicu kemarahan di dalam negeri Pakistan yang telah kehilangan ratusan warga sipil dalam operasi tersebut.

"Blackwater berhasil meloloskan diri dengan pembunuhan yang dilakukannya selama bertahun-tahun," ujar Edward Spannaus dari majalah berita mingguan AS, Executive Intelligence Review. "Sebuah penyelidikan kongresional beberapa tahun lalu menemukan bahwa terdapat 200 insiden di mana Blackwater melepaskan tembakan dalam perilaku yang tidak dapat dibenarkan."

Departemen Luar Negeri yang memutuskan tidak menyewa perusahaan itu lagi setelah kontraknya habis tahun 2009, tampaknya mengakui kecaman keras dari dalam dan luar negeri terhadap perusahaan itu. Namun, Blackwater telah diberi kontrak sementara yang dapat berlaku hingga setahun lagi sampai diperoleh kontraktor baru.

Bagaimanapun, militer AS sangat bergantung pada bantuan perusahaan itu di lapangan. Badan Penelitian Kongresional melaporkan bahwa kontraktor itu membentuk 53% dari total angkatan kerja Pentagon di Irak dan Afghanistan.

"Orang-orang tidak menyadari. Ketika kita berbicara tentang peningkatan jumlah tentara hingga 40.000 di Afghanistan, bersama dengan itu terjadi penambahan kontraktor swasta sebanyak 40-50.000 orang," ujar Spannaus.

Sementara itu, majalah kiri AS, The Nation, melaporkan bulan lalu bahwa terlepas dari kritik tajam Senator Obama dan Clinton terhadap penggunaan personel Blackwater oleh pemerintahan Bush, pemerintahan presiden Obama dan Menteri Luar Negeri Clinton kini lebih banyak memakai jasa personel Blackwater, yang kini berganti nama menjadi Xe Services LLC, di Afghanistan dan Pakistan, memberikan mereka sejumlah kontrak keamanan. (rin/pv) www.suaramedia.com