warnaislam.com — CIA membayar saudara Presiden Afghanistan Hamid Karzai, Ahmed Wali Karzai, agar memberikan berbagai pelayanan kepada pasukan Amerika Serikat (AS) di Afghanistan. Kabar mengejutkan itu dikemukakan senator Amerika Serikat asal Arizona dari Partai Republik, John McCain, seperti dilansir The New York Times (29/10).
Wali Karzai sendiri diduga terlibat dalam perdagangan obat bius (opium) di negaranya. "Saudara Karzai itu mestinya tidak ada di Afghanistan," kata McCain.
McCain menyatakan, pembayaran CIA terhadap Ahmed Wali Karzai merupakan "kesalahan". Menurutnya, para komandan militer AS di Afghanistan menentang strategi "penyuapan" tersebut. The Times melaporkan, Wali Karzai membantu CIA dalam merekrut tentara bayaran Afghan untuk menggempur Taliban di kawasan selatan Kandahar.
Ia juga dibayar agar membolehkan CIA dan pasukan khusus Amerika untuk menghancurkan rumah pemimpin Taliban, Mullah Omar. "Dia tuan tanah kami," ujar seorang pejabat senior Amerika yang tidak mau disebutkan namanya kepada Times.
Wali Karzai sendiri mengaku dirinya ditawari membantu orang Amerika, namun ia menampik telah menerima bayaran dari CIA. "Saya tidak kenal orang-orang CIA," katanya kepada Times. Ia mengakui menerima uang dari saudaranya, Presiden Karzai, tapi tidak tahu asal uang tersebut. "Saya tidak pernah menerima uang dari organisasi mana pun. Saya hanya membantu. Saya membantu orang Amerika mana pun semampu saya. Itu tugas saya sebagai orang Afghan."
Wali Karzai diyakini terkait dengan booming perdagangan opium di Afghanistan. Para pejabat Barat juga percaya, dialah yang mengatur pencetakan ratusan ribu surat suara buat saudaranya dalam pemilu 20 Agustus lalu.
Afghanistan akan menggelar pemilu ulang 7 November mendatang, guna memilih presiden baru antara incumbent Hamid Karzai dan mantan Menlu Abdullah Abdullah. Pada pemilu putaran pertama yang dimenangkan Karzai, ditemukan banyak kecurangan.
Senator dari Partai Demokrat, John Kerry, mendesak pemerintah Obama membuktikan informasi tentang pembayaran CIA terhadap Wali Karzai. Kerry mengaku, dirinya berulang-ulang diyakinkan pejabat tinggi Amerika bahwa saudara Hamid Karzai itu tidak terkait bisnis opium.
"Namun demikian, setelah memabaca berita soal pembayaran CIA kepadanya, saya memiliki pertanyaan serius tentang informasi yang diterima Kongres."
"Kita tidak mesti mengecam Ahmed Wali Karzai atau merusak hubungan kritis kita dengan saudaranya, Presiden Karzai, atas dasar berita koran atau rumor," tegasnya.
Menurut situs dailynews, klaim bahwa Ahmed Wali Karzai dibayar CIA selama delapan tahun sebagaimana dilaporkan New York Times, tidak akan mengejutkan kebanyakan warga Afghan yang sudah lama menilai saudaranya, Presiden Hamid Karzai, sebagai "boneka" Amerika. (iol/nyt/dn/mel).*