-->

Amerika Frustasi atas Rendahnya Peran Anggota Pasukan Koalisi

+ResistNews Blog – Berbicara pada hari Jum’at (22/01) pekan lalu di Forum Ekonomi Dunia di Davos – Swiss, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Ash Carter memulai pembicaraan dengan memberikan pujian terhadap koalisi 65 negara dalam kampanye anti-ISIS. Di samping itu ia juga mengecam karena banyak di antara negara-negara tersebut yang dianggapnya tidak cukup berbuat sesuatu, sementara sejumlah negara lainnya malah tidak berbuat sama sekali.

Meski tidak secara spesifik menyebut negara mana, namun kemudian Carter muncul di TV Bloomberg dan menyalahkan negara-negara Arab Sunni anggota koalisi tersebut. Menurut Carter, negara-negara Arab Sunni itu harus melakukan apa yang menjadi tugas mereka, dan tidak boleh lagi ada negara yang ikut mendapat keuntungan tanpa berbuat sesuatu.

Sejumlah laporan baru-baru ini menyebutkan bahwa Amerika telah membujuk dan meminta sejumlah negara untuk mengirim lebih banyak personil militer termasuk pasukan tempur di darat ke Iraq dan Suriah. Tragisnya, permintaan Washington tersebut ditolak secara terbuka oleh beberapa negara anggota koalisi. Minimnya respon negara-negara anggota koalisi terhadap permintaan Amerika nampaknya semakin membuat Pentagon frustrasi dalam koalisi yang ia pimpin. 

Dan memang, pada hari Rabu (20/01) Carter mengungkapkan bahwa rencana untuk mengirim lagi ratusan instruktur militer ke Iraq adalah dalam rangka memenuhi dua jenis training militer di sana. Bos Pentagon itu nampak kesal saat mengungkapkan harapannya bahwa “beberapa” instruktur militer akan berasal dari negara-negara anggota koalisi lainnya tanpa menyebut negara mana yang di maksud.

Sejak awal perang dimulai, Pentagon terlihat paling bersemangat memperluas eskalasi perang melawan jihadis yang digeneralisir menjadi “perang melawan ISIS”. Sejak saat itu pula Amerika terlihat mulai kelelahan berperang “sendirian” sementara negara-negara anggota koalisi yang dipimpinnya tidak merasa harus ikut mengirim lebih banyak pasukan dan hanya mengambil peran ala kadarnya, serta terlihat tidak punya keinginan kuat untuk terus terlibat dalam setiap rencana baru pengerahan pasukan.

[Antiwar/ +ResistNews Blog ]