Baru-baru ini majalah Jerman, Der Spiegel, mengupas Daulah Islamiyah atau yang lebih dikenal ISIS dan sosok yang disebut-sebut sebagai tokoh utama pembentukan ISIS, Haji Bakar. Dalam sebuah operasi yang menargetkan Haji Bakar pada Januari 2014 lalu, ditemukan sebuah dokumen rahasia secara ringkas dan terperinci, namun sangat penting dan berbahaya.
Der Spiegel menganggap rincian yang disebutkan dalam dokumen itu hanyalah suatu “kebetulan” belaka.
Dalam laporannya tentang Samir Abdu Muhammad Al-Khalifawi atau yang dikenal Haji Bakar, Der Spiegel menampilkan sejumlah halaman yang menampilkan instruksi dan gambar struktur ISIS yang diduga ditulis sendiri oleh Haji Bakar dengan tulisan tangan. Dokumen itu ditulis di sebuah kertas yang dikeluarkan “Muassasatul Iskan Asykariyah”, di bawah Kementerian Pertahanan rezim Bashar Assad. Logo lembaga resmi Suriah juga tertera dalam kertas tersebut.
Struktur rencana pembentukan ISIS yang dibuat di atas kertas milik lembaga rezim Suriah.
Kendati gambar yang ada di dokumen itu tidak terlihat jelas, akan tetapi garis-garis (struktur) yang digambarkan itu terlihat sebagai sesuatu yang sangat serius. Terlebih, jika kita mengingat kecerdasan dan keahlian intelijen yang dimiliki Haji Bakar.
Penulis berita itu sendiri mengungkapkan “kejutan besar” untuk Haji Bakar karena mampu menembus faksi-faksi revolusi Suriah yang ada di dalamnya. Terlebih bagi orang-orang yang terbiasa dengan dunia intelijen di dalamnya, tanpa diketahui identitas, atau jabatan atau seberapa ‘bahayanya’ Haji Bakar, kecuali setelah kematiannya dan terungkap dokumen yang dibawanya.
Haji Bakar, menurut dokumen dan manuskrip yang ditinggalkannya, memiliki jam terbang yang sangat tinggi di bidang keamanan selama bertahun-tahun di dinas intelijen udara Iraq di masa rezim Saddam Husain. Ia juga memiliki kemampuan di dunia intelijen dan sanggup menyamar secara halus.
Haji Bakar benar-benar memiliki semua ini. Tidak mungkin ia menjadi model yang menjatuhkan pilihannya murni kebetulan, kecuali jika sang tokoh nomor satu ISIS itu tidak mampu menyediakan kertas untuk menulis rencana-rencananya yang besar dan menuliskan petunjuk!
“Muassasatul Iskan Asykariyah” merupakan salah satu lembaga utama yang dimiliki Hafidz Assad, yang kemudian diwariskan kepada Bashar Assad, yang mendapatkan perhatian khusus. Pengurusnya diserahkan kepada kerabat mereka dari keluarga Syalusy, terutama Riyadh Salusy.
Keluarga Syalusy mengelola perusahaan itu sesuai keinginan Hafidz dan Bashar Assad dengan bayaran miliaran Lira. Gaji itu mayoritas diambil dari hasil keuntungan pasar dan rekonstruksi bangunan. [Al-Zamanwasl.net/kiblat.net/ +ResistNews Blog ]