Meski dinas rahasia intelijen dalam negeri Inggris (M15) dituduh kebobolan akibat beberapa warga Inggris menjadi anggota ISIS, namun cara sejumlah perangkat intelijen Inggris mengungkap siapa pelaku yang melaksanakan eksekusi (eksekutor) terhadap sejumlah korban yanagdipertontonkan di video oleh IS akhirnyaterbongkar (terbukti) patutdicontoh.
Sosok eksekutor ISIS paling sadis yang telah menyita perhatian dunia saat ini diyakini oleh intelijen Inggris sebagai Mohammed Emwazi yang dikenal di kalangan ISIS atau Negara Islam (IS) juga sebagai John Jihadi atauJOhn Beatles ataupenyandangnamasamaranlainnya, Jailer John.
Badan intelijen Inggris Raya (JIC) yang membawahi sejumlah intelijen lainnya-Badan Intelijen dalam negeri (M15), Biro intelijen luar negeri (M16), Badan Informasi Intelijen untuk Inggris Raya (GCHQ) dan berkolaborasi dengan Dewan Keamanan Nasional AS (FBI) – telah mengidentifikasi sang algojo sejak 25 September 2014 beberapa hari setelah peristiwa eksekusi atas James Folley, warga AS yang kini dikaitkan dengan eksekutor John Jihadi.
Dari analisa video pada beberapa fokus mencakup lokasi pelaksanaan eksekusi tersebut (melalui teknik topografi lanskap) pada beberapa video yang disebarkan mitra publikasi ISIS keYoutube membantu penyidik sehingga menemukan lokasi pelaksanaan beberapa eksekusi tersebut.
Pengenalan pembuluh darah pada bagian lengan algojo yang sempat terlihat dalam video saat memegang sejenis belati (sangkur) menjadi alat bantu investigasi dari sisi ciri fisik pada daftar sejumlah orang yang dicurigai berasal dari Inggris dibalik eksekutor IS yang tampil dalam video, mengarah pada Mohammed Emwazi.
Pengenalan suara eksekutor yang dikenal berdialek (aksen) Inggris menjadi modal utama fokus obyek, dan dengan menggunakan alat canggih yang dikaitkan dengan suara sejumlah orang yang dicurigai, indikasi mengarah pada kesimpulan Mohammed Emwazi-lah pria dibalik topeng tersebut. Pengenalan tinggi badan dan ciri fisik dengan melalui ilustrasi tanpa penutup dibagian hidung dan mulut (terlihat mata dan alis saja) mengarah pada Emwazi.
Atas dasar tersebut, sejumlah badan intelijen mencari informasi tambahan. Mulailah dikorek-korek pria mana saja yang pernah ditahan dan dicekal keluar Inggris beberapa tahun sebelumnya karena dicurigai berkomplot dalam jaringan terorisme global. Dari daftar tersebut, muncullah nama Emwazi salah satunya. Dia pernah dicekal pada Juni 2010 saat tiba di London dari Kuwait.
Sejumlah informasi tambahan pun dikorek dari beberapa teman Emwazi saat kuliah di Universitas Westminster jurusan pemograman komputer. Ciri aktifitasnya misalnya diketahui temannya bahwa ia kidal dan setelah melihat beberapa tayangan video eksekusi tersebut ia sangat yakin bahwa sosok eksekutor dibalik sebo itu adalah Emwasi. "Tak salah lagi, saya yakin itu dia,"kata salah satu temannya pada penyidik yang merahasiakan namanya.
Atas kesimpulan tersebut, Inggris memberitahukan kepada AS misteri sosok eksekutor yang dibandrol AS dalam perburuan hidup-hidup seharga 10 juta dollar AS atau sekitar 12 miliar rupiah. Atas dasar itulah direktur FBI james Colley kemudian memberi pernyataan pada 24 September 2014 bahwa identitas algojot ersebut telah terungkap meski ia TIDAK menyebutkan jati diri sang algojo tersebut.
Atas dasar beberapa temuan di atas, Badan Informasi Intelijen untuk Inggris Raya (GCHQ) memberi informasi akurat kepada pemerintah Inggris bahwa sang algojo yang telah memenggal leher dan menembak dikepala sejumlah orang Inggris sendiri dan AS serta pasukan Suriah itu adalah Mohammed Emwazi, warga negara Inggris keturunan Kuwait dan telah tinggal di London sejak berusia 6 tahun mengikuti ayah dan ibunya sebagai imigran.
Jika benar dugaan tersebut dilakukan oleh Mohammed Emwazi maka dialah eksekutor kejam bin sadis dibalik serangkaian pembunuhan terhadap sejumlah korban yaitu :
- James Foley, wartawan AS (dieksekusi penggal kepala pada 19/8/2014).
- Steven Sotloff, wartawan AS (dieksekusi pada 2 September 2014).
- David Haines, petugas bantuan kemanusiaan asal Inggris (dieksekusi pada 13 September 2014)
- Alan Henning, petugas bantuan kemanusiaan asal Inggris (dieksekusi pada 3 Oktober 2014).
- Peter Kassig, warga AS dieksekusi pada 16 Nopember 2014.
- Haruna Yukawa, pengusahaasal Jepang, dieksekusi pada 24 Januari 2015 dan seorang wartawan Jepang lainnya, Kenji Goto dieksekusi pada 31 Januari 2015.
- Sebelumnya pria yang diduga Emwazi tersebut terlihat dalam video pemenggalan 21 tentara Suriah yang tertangkap dalam pertempuran di Dabiq, Aleppo sekitar Agustus 2014.
Protes keras membahana seantero Inggris. Mereka mengeritik kinerja seluruh lembaga intelijen yang punya nama besar tapi hanya sekadar mendaftar saja. Mereka menyalahkan M15 yang paling bertanggungjawab atas lolosnya warga Inggris tersebut, terlebih lagi setelah 3 remaja putri Inggris dikabarkan telah menembus blokade seluruh bandara Inggris hingga tiba di Turki dan telah masuk ke wilayah Suriah untuk bergabung dengan rekan pujaannya yang entah dari sisi mana menarik perhatiannya selama ini.
Akibat protes atas kelemahan tersebut, muncullah pertanyaan sebagai berikut :
- Mengapa militer Inggris tidak terlalu ambisius menggempur ISIS di Irak? Mereka hanya mengirim 2 Tornado dan bantuan peralatan tempur kepada pasukan Irak dan Kurdi Irak senilai 300 juta Pound atau sekitar Rp 350 miliar rupiah. Inggris tidak ingin terlibat secara frontal melawan ISIS di Irak dan Suriah meski parlemen telah menyetujui aksi tersebut. Beda dengan Perancis yang agresif melakukan serangan dari kapal induk mereka meskipun juga ikut membantu secara keuangan dan perlengkapan militer pada Irak dan Kurdi Irak.
- Mungkinkah Inggris sengaja memasok Emwazike Suriah yang awalnya membantu kepentingan intelijen Inggris lalu ia berbalik kepentingan saat tiba di Suriah..?
- Mengapa intelijen Inggris yang dikenal ketat dan punya reputasi hebat bisa kebobolan sejumlah warganya meloloskan diri ke Suriah. Mungkinkah akses dari negara Eropa tetangganya menyulitkan Inggris mengontrol aktifitas perjalanan warganya?
Salam, abanggeutanyo
@abanggeutanyo
abanggeutanyo@yahoo.com