-->

CIIA : BNPT Terlalu Bernafsu Mengkriminalisasi ISIS

+ResistNews Blog - Pelarangan pemerintah Indonesia terhadap tumbuh kembangnya kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Indonesia justru malah akan menarik empati dan simpati dari masyarakat. Apalagi bila hal itu ditopang dengan beredarnya informasi yang tidak berimbang seputar ISIS.

"Sekarang ini dimunculkan ISIS dengan citra negatif, buruk dan media tidak berimbang," kata Direktur The Community Of Ideological Islamic Analyst, Senin (4/8/2014), seperti dikutip Okezone.com.

Ketidakberimbangan itu, kata dia, akan memunculkan inisiatif dari masyarakat untuk mencari informasi dari sisi yang lain. "Kenapa disudutkan seperti itu tanpa diberikan kesempatan?" ungkapnya.

Haris bahkan menyatakan bahwa orang-orang yang tergabung dalam ISIS justru akan tersenyum melihat penolakan dari pemerintah tersebut.

"Pemerintah mengekspos tindakan buruk justru akan melahirkan empati dan simpati, justru mereka (ISIS) berada di atas angin, mereka justru senyum karena apa yang mereka yakini terbukti kebenarannya," bebernya.

Abu Ulya menuding Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) terlalu bernafsu mengkriminalkan ISIS. "BNPT kurang cerdas, terlalu bernafsu mengkriminalkan," ungkapnya.

Pengalihan Isu

Maraknya isu tentang perkembangan kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Indonesia oleh Abu Ulya juga dianggap sebagai pengalihan isu supaya publik lupa kisruh pascapilpres yang masih bergulir sampai ke meja Mahkamah Konstitusi (MK).

"Terlalu lebay, terlalu dipaksakan dan ada unsur kesengajaan, dibesarkan hanya untuk mengalihkan isu pilpres yang punya potensi kisruh atas hasil KPU dan gugatan ke MK," ucapnya.

Alasannya, kata dia, deklarasi dukungan terhadap ISIS bukanlah barang baru karena sudah muncul sebulan sebelumnya, "Deklarasi ISIS pada 29 Juni, kenapa kemudian baru hari ini dipersoalkan?" tanyanya.

Pengalihan isu itu menurutnya dilakukan karena kedua belah pihak, baik yang menang maupun yang kalah butuh kambing hitam atas permasalahan yang muncul pascapilpres.

"Ini (ISIS) sengaja diblow up untuk meredam dan mengalihkan isu pilpres, menang dan kalah butuh kambing hitam," tegasnya.

Haris juga menilai Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) terlalu mudah mengklaim isu ini sebagai aksi terorisme. "BNPT mudah dengan membawa logika sederhana, tinggal mengklaim ISIS teroris dan penilaian itu teroris terlalu dilebihkan," tuntasnya. [suara-islam.com/ +ResistNews Blog ]