+ResistNews Blog - Seorang pejabat Prancis mengatakan pasukan Uni Eropa (UE) akan dikerahkan ke Republik Afrika Tengah (CAR) mulai bulan depan.
"Pada bulan Maret, dalam beberapa minggu, akan dikirim beberapa ratus pasukan yang datang dari beberapa negara Uni Eropa," kata menteri urusan Eropa Prancis Thierry Repentin pada hari Ahad, demikian laporanPress TV.
Pernyataan itu dikeluarkan dua hari setelah kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton, mengumumkan rencana Uni Eropa untuk mengirim 1.000 tentara ke bekas koloni Prancis tersebut.
Prancis mengirim pasukan ke CAR pada Desember 2013, setelah Dewan Keamanan PBB menyetujui sebuah resolusi yang memberikan Uni Afrika dan Prancis lampu hijau untuk mengirim pasukan ke negara itu.
CAR menghadapi kekacauan sejak Maret 2013, ketika milisi Kristen melancarkan serangan terkoordinasi pada sebagian besar kelompok Muslim Seleka, yang menggulingkan mantan Presiden Francois Bozize dan membawa Michel Djotodia berkuasa.
Djotodia dan Perdana Menteri Nicolas Tiengaye mengundurkan diri bulan lalu setelah mendapat tekanan kuat atas kegagalan pemerintah untuk membendung kekerasan mematikan di negara Afrika itu.
Pembunuhan terhadap muslim meningkat sejak Januari, ketika Catherine Samba-Panza, seorang Kristen yang menjabat sebagai walikota ibukota Bangui, terpilih sebagai presiden.
Sejumlah orang Islam digantung di siang hari bolong dan tubuh mereka dibakar. Beberapa masjid di Bangui, baru-baru ini juga telah dihancurkan dan puluhan rumah Muslim dijarah.
Pekan lalu, tidak lama setelah Samba-Panza meninggalkan upacara resmi, ratusan personel tentara menyeret seorang warga sipil dari keramaian dan digantung karena dicurigai sebagai mantan pejuang Muslim seleka.
Menurut laporan, sedikitnya 1.000 orang tewas di ibukota Bangui pada Desember tahun lalu. [muslimdaily.net/ +ResistNews Blog ]
"Pada bulan Maret, dalam beberapa minggu, akan dikirim beberapa ratus pasukan yang datang dari beberapa negara Uni Eropa," kata menteri urusan Eropa Prancis Thierry Repentin pada hari Ahad, demikian laporanPress TV.
Pernyataan itu dikeluarkan dua hari setelah kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton, mengumumkan rencana Uni Eropa untuk mengirim 1.000 tentara ke bekas koloni Prancis tersebut.
Prancis mengirim pasukan ke CAR pada Desember 2013, setelah Dewan Keamanan PBB menyetujui sebuah resolusi yang memberikan Uni Afrika dan Prancis lampu hijau untuk mengirim pasukan ke negara itu.
CAR menghadapi kekacauan sejak Maret 2013, ketika milisi Kristen melancarkan serangan terkoordinasi pada sebagian besar kelompok Muslim Seleka, yang menggulingkan mantan Presiden Francois Bozize dan membawa Michel Djotodia berkuasa.
Djotodia dan Perdana Menteri Nicolas Tiengaye mengundurkan diri bulan lalu setelah mendapat tekanan kuat atas kegagalan pemerintah untuk membendung kekerasan mematikan di negara Afrika itu.
Pembunuhan terhadap muslim meningkat sejak Januari, ketika Catherine Samba-Panza, seorang Kristen yang menjabat sebagai walikota ibukota Bangui, terpilih sebagai presiden.
Sejumlah orang Islam digantung di siang hari bolong dan tubuh mereka dibakar. Beberapa masjid di Bangui, baru-baru ini juga telah dihancurkan dan puluhan rumah Muslim dijarah.
Pekan lalu, tidak lama setelah Samba-Panza meninggalkan upacara resmi, ratusan personel tentara menyeret seorang warga sipil dari keramaian dan digantung karena dicurigai sebagai mantan pejuang Muslim seleka.
Menurut laporan, sedikitnya 1.000 orang tewas di ibukota Bangui pada Desember tahun lalu. [muslimdaily.net/ +ResistNews Blog ]