Menteri Luar Negeri Amerika, John Kerry hari-hari ini berusaha memaksakan visi Amerika terkait perjanjian damai Amerika – ‘Israel’ terbaru. Ia menggelar komunikasi dan lawatan dengan tim Abbas dan tim perunding ‘Israel’ untuk meneken visi dan gagasan terbaru zionis. Rencana Amerika bukan baru. Ia adalah gagasan ZIonis yang sudah using. Tujuannya untuk menekan tim perunding Abbas menyepakatinya, mempromosikan di dunia internasional serta diberikan mahkota perayaan dunia yang dimaintenes Amerika dan Eropa dan sebagian Negara Arab.
Rencana Amerika berisi keharusan Palestina mengakui ‘Israel’ sebagai Negara Yahudi, mendirikan ibukota Palestina di sebagian wilayah Jerusalem Timur, tidak ada hak pengungsi untuk kembali, menerima gagasan-gagasan Amerika soal pengungsi dan hak kembali, membiarkan pemukiman Yahudi di bawah kekuasaan ‘Israel’, menyewakan pemukiman Yahudi yang tersisa, ‘Israel’ diberi kekuasaan di perlintasan dan udara, menempatkan pasukan Amerika – ‘Israel’, (Jordania – Palestina) di perbatasan dan hak mereka mengusir. Rencana ini juga berisi persiapan dan prosedur keamanan untuk jangka panjang.
Solusi damai jangka panjang yang diusahakan oleh Menlu Amerika Kerry sebelum berakhir jadwal yang ditentukan akhir April depan adalah terfokus pada kerja mewujudkan kepentingan Zionis, mewujudkan mimpi Negara Yahudi dan memanfaatkan kesibukan Negara-negara Arab dengan krisis internalnya untuk mewujudkan kepentingan Zionis dalam membangun pemukiman Yahudi, mencaplok wilayah-wilayah Palestina dan yahudisasi Al-Quds, Al-Aqsha dan Nejeb dan Lembah Jordania.
Di sisi lain, Zionis tidak siap dengan solusi apapun terkait Al-Quds. Mereka ngotot Palestina harus mengakui Yahudisme Negara Zionis. Zionis juga tidak percaya selama bulan-bulan ke depan tidak akan terwujud kesepakatan damai. Dalam jajak pendapat, public ‘Israel’ menyataan pesimis akan perdamaian. Netenyahu sendiri menyatakan di kota Davos Swiss bahwa ia tidak akan mengosongkan pemukiman Yahudi manapun di Tepi Barat. Bahkan ia akan tetap memberikan izin kepada warga Yahudi untuk membangun pemukiman mereka.
Sayangnya, tim perunding Palestina seperti yang disampaikan Abbas menyatakan akan terus menggelar perundingan. Abbas bahkan mengundang Netenyahu di parlemen Palestina. Di sana, ia menyampaikan orientasi Zionis soal yahudisme Negara ‘Israel’ dan mengusir Palestina dari tanah air mereka.
Abbas sudah terlalu jauh dari harapan bangsa Palestina untuk mewujudkan kemerdekaan, menentukan nasib sendiri, mengusir penjajah dari tanah Palestina, menjaga hak prinsip dan mengembalikan pengungsi Palestina. Abbas sama sekali tidak mewakili rakyat Palestina. [pic/islampos.com/ +ResistNews Blog ]