-->

Front Revolusioner Suriah Kecam Kesepakatan Damai ISIS-Saqour Al-Sham


+ResistNews Blog - Ditengah munculnya kabar gembira tercapainya perdamaian antara 2 kelompok pejuang oposisi Suriah, Negara Islam Irak dan Suriah Raya (ISIS) dengan brigade Saqour Al-Sham, Front Revolusioner Suriah (SRF), justru mengutuk kesepakatan damai tersebut, mengatakan perdamaian dengan ISIS dapat tercapai dengan syarat anggota ISIS keluar dari Suriah.

Front Revolusioner Suriah (SRF), sebuah aliansi brigade-brigade bersenjata Tentara Pembebasan Suriah (FSA) yang berhaluan sekuler dan pro Barat, hari Rabu (5/2/2014) mengeluarkan sebuah pernyataan mengutuk gencatan senjata antara Saqour Al-Sham, salah satu anggota terkemuka dari aliansi Front Islam dengan kelompok mujahidin Negara Islam Irak dan Suriah Raya (ISIS) yang baru saja dilakukan sehari sebelumnya.

Seperti dikutip laman Obersevatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SHOR), Front Revolusioner Suriah menyebut, gencatan senjata antara ISIS dan Saqour Al-Sham tidak sah karena berasal dari sebuah pengepungan. Front itu menyerukan diakhirinya pertumpahan darah dengan diusirnya para pejuang ISIS asing ke luar Suriah. SRF mengklaim bahwa mereka adalah pembela Islam dan revolusi yang sebenarnya dan meminta organisasi pejuang oposisi lain untuk membangun ruang kerjasama.

Pernyataan SRF itu menyebut ISIS sebuah gerakan gelap yang menikmati pertumpahan darah dan telah meninggalkan Islam dengan fatwa suara bulat, menuduhnya melakukan beberapa pembantaian terhadap "Ahlu Sunnah" dan bahkan bahwa kelompok jihad yang ingin mendirikan negara Islam tersebut bekerja sama dengan rezim Bashar Al-Assad. Front Revolusioner Suriah menyatakan bahwa mereka akan memerangi rezim Nushayriah Assad dan ISIS.

SRF sendiri adalah gabungan dari 15 elemen Tentara Pembebasan Suriah (FSA) sekuluer dibawah komando Dewan Nasional Suriah dan Komando Tertinggi Militer, sebuah payung oposisi dukungan Barat yang menginginkan Suriah baru sebagai negara "demokratis" sebagaimana kemauan Barat.

Negara Islam jihad Irak dan Suriah Raya (ISIS) pada hari Selasa (4/5/2014) telah menandatangani kesepakatan gencatan senjata di Suriah dengan Saqour Al-Sham, salah brigade pejuang oposisi yang terlibat dalam pertempuran bersenjata melawan kelompok tersebut sejak 3 Januari lalu.

Kesepakatan itu menyerukan untuk "segera menghentikan pertempuran antara kedua belah pihak dan tidak ada serangan oleh kedua sisi dengan cara apapun".

Kesepakatan ini juga mendesak bahwa setiap perbedaan pendapat antara kelompok dirujuk ke pengadilan Islam. (voa-islam/ +ResistNews BLog)