-->

Bocah Suriah Susuri Gurun Ternyata Tak Seorang Diri

+ResistNews Blog - Bocah Suriah bernama Marwan yang ditemukan oleh kelompok PBB dekat perbatasan Yordania dan Suriah saat sedang menyusuri gurun seorang diri, ternyata tak sendirian. Melainkan bersama rombongan pengungsi yang melarikan diri dari kota konflik itu.
Bagaimana hal itu bisa diketahui? Begini kisahnya seperti yang dibeberkan media Australia News.com.au, Rabu (19/2/2014).
Gambar memilukan bocah berusia 4 tahun bernama Marwan itu pertama kali diambil oleh pekerja dari badan PBB yang mengurusi pengungsi UNHCR Jordan Andrew Harper. Bidikan Harper sebenarnya adalah gambar penuh pengungsi, termasuk anak-anak, wanita dan lanjut usia. Yang lalu dipostingnya ke Twitter dengan hashtag #syria.
Tak lama kemudian, pembawa berita CNN, Hala Gorani memposting foto versinya di situs mikroblogging itu. Namun yang dipostingnya hanya gambar Marwan yang menggengam sebuntal kantong plastik berisi ‘hartanya’ yang merupakan sebagian foto saja.
Setelah postingan foto Marwan yang sedang sendirian itu beredar, seperti dijelaskan juga di Heraldsun, gambar itu pun menjadi buah bibir di dunia maya. Foto memilukan itu ramai diperbincangkan, melihat betapa buruknya kondisi saat itu di Suriah.
Akun twitter @HalaGorani pun kebanjiran komentar, tentang foto yang dipostingnya. Namun tak lama kemudian, ia mengklarifikasi pernyataan dalam postingan fotonya. Yang menyebutkan Marwan sendirian, melainkan hanya terpisah dengan orangtuanya di bagian depan rombongan, terburu-buru untuk menyeberangi perbatasan Suriah ke Yordania.
Tapi tweet pertama Gorani sudah terlanjur menjadi ‘buah bibir’, yang di-retweet ribuan kali dibanding dengan posting asli Harper yang hanya di-retweet ratusan kali.
Setelah ramai diperbincangkan, si empunya foto pun akhirnya angkat bicara. Harper mengatakan, Marwan sementara terpisah dari keluarganya karena terjadi kekacauan persimpangan pengungsi massal. Dan ia segera dipersatukan kembali dengan ibunya untuk melintasi perbatasan Yordania.
Para pekerja UNHCR juga terus menjelaskan, di setiap persimpangan pengungsi massal memang banyak anak-anak kecil, lansia, dan orang sakit serta hamil berada di belakang kelompok utama pengungsi.(liputan6.com/ +ResistNews Blog)