+ResistNews Blog - Menteri Luar Negeri, AS John Kerry yakin Koalisi Nasional Suriah akan mengambil bagian dalam konferensi di Swiss. AS meminta kepada oposisi moderat menjadi perwakilan di perjanjian Jenewa II nanti.
" Saya yakin secara pribadi bahwa oposisi Suriah akan datang ke Jenewa , " kata Kerry setelah pertemuan 11 negara " Sahabat Suriah " kelompok yang dihadiri oleh pemimpin Koalisi Ahmad Jarba.
Perjanjian perdamaian Jenewa akan diadakan pada 22 januari 2014, dan oposisi suriah diminta menkonfirmasi keikut-sertaannya pada jum’at depan (17/012014).
Selain itu, “Friends of Syria” , sebuah aliansi negara-negara Arab terutama Barat dan Teluk yang mendukung oposisi telah dibentuk untuk menentukan masa depan Suriah tanpa Bashar Al Assad. Aliansi ini diklaim sebagai negosiator antara Rezim Bashar Al Assad dan oposisi.
Menlu Perancis, Laurent Fabius mengatakan dengan yakinnya, "Tidak akan ada solusi politik lain untuk Suriah kecuali pertemuan Geneva 2."
Friends Of Syria terdiri dari AS, Inggris, Perancis, Jerman, Italia, Turki, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, Mesir dan Yordania. Mereka mendesak agar perwakilan oposisi dari Suriah ikut serta dalam perudingan tersebut.
Aliansi Friends of Syria berjanji kepada oposisi moderat yang akan menghadiri perundingan tersebut bahwa Bashar Al Assad tidak akan memiliki masa depan di Suriah pada masa mendatang. Dan mereka akan menentukan nasib Suriah pada perundingan tersebut.
Bashar Al Assad akan diundang pula dalam konferensi Jenewa itu dengan perwakilannya, namun Assad dipastikan tidak akan memimpin lagi di Suriah.
Sandiwara Apa Yang Akan Mereka Lakukan?
Nampak terlihat AS dan negara sekutu telah bergerak campur tangan dalam menentukan masa depan Suriah. Mereka datang setelah dibantainya 150.000 kaum muslimin, lalu kemana mereka para thoghut ketika rakyat muslim Suriah sedang menderita?
Ini menandakan perkumpulan para Toghut Internasional berpura-pura menjadi pahlawan ketika kaum muslimin sudah maksimal dalam pembantaian. mereka menunggu moment yang tepat untuk bertindak sebagai “super hero” dalam krisis Suriah.
Jika kita perhatikan, diadakannya perjanjian Jenewa ini ketika kaum Mujahidin pro-Syariat Islam telah berkuasa di Suriah. Nampak ketakutan pada wajah-wajah mereka setelah berdirinya Daulah Islamiyah Iraq wa Syam (ISIS), mereka paham misi dan visi didirikannya ISIS sehingga mereka merasa perlu untuk membuat negara boneka di Suriah agar ISIS tersingkir dengan kesepakatan koalisi negara-negara di dunia.
Ini adalah sebuah drama politik yang dilancarkan AS untuk membendung ISIS dalam memperluas wilayah dan mengokohkan eksistensinya sebagai negara Islam. AS, Saudi dan sekutu telah membentuk oposisi yang pro terhadap mereka, oposisi ini dibuat sebagai tandingan ISIS dan kelompok-kelompok Mujahidin pro-Syariat Islam lainnya.
Sebuah pepatah mengatakan,”melawan kuda harus dengan kuda.” AS dan sekutu sadar bahwa melawan Mujahidin bukan dengan tentara Bashar Al Assad, namun dengan Mujahidin buatan. Ini merupakan rintangan berat bagi Mujahidin pro-Syariat dalam menentukan masa depan Suriah berdasarkan Syariat Islam karena mereka harus berlawanan dengan sesama oposisi.
Di masa mendatang besar kemungkinan, ISIS dan kawan-kawan akan mendapat perlawanan dari seluruh negara-negara Thoghut di Dunia jika mereka tidak tunduk dan patuh terhadap AS dan Sekutu.
Semoga Allah menjaga Daulah Islamiyah Iraq dan Syam, aamiin. [Aljazeera/al-mustaqbal.net/ +ResistNews Blog ]