-->

Terkait Penyadapan, Australia Tidak Akan Meminta Maaf

+ResistNews Blog - Presiden Indonesia telah melampiaskan kemarahannya atas tindakan Australia yang menyadap teleponnya. Ia menuduh Perdana Menteri Australia, Tony Abbott telah menyakiti perasaannya.
Dilansir dari news.com.au, Susilo Bambang Yudhoyono membuat pernyataan melalui akun Twitter yang menjelaskan perasaannya dalam serangkaian tweets kepada empat juta pengikutnya, setelah ia diklaim dimata-matai oleh Australia semenjak tahun 2009 bersama dengan orang-orang dari istri dan kepercayaan terdekatnya.
Presiden mengatakan klaim tersebut berasal dari kebocoran data dari buronan intelijen AS, Edward Snowden, yang telah melukai hubungan strategis antara Indonesia dengan Australia dan Amerika Serikat.
Dalam isi kicauannya, SBY berkata, "Saya juga menyayangkan pernyataan PM Australia yang menganggap remeh penyadapan terhadap Indonesia, tanpa rasa bersalah," katanya.
Duta Besar Indonesia untuk Australia, Nadjib Kesoema, terbang dari Canberra pada Selasa atas perintah pemerintahannya, mengatakan kepada wartawan sebelum ia naik pesawat bahwa Perdana Menteri Abbott berutang “penjelasan” terhadap negaranya. Tapi Tony Abbott tetap tutup mulut tentang hubungan ini, ia juga menolak untuk mengatakan apakah dia akan meminta maaf kepada Indonesia atau tidak.
Dia berpendapat bahwa pemerintah Australia tidak mengomentari masalah-masalah intelijen dan menegaskan hubungan antara kedua negara berada dalam keadaan “baik dan kuat."
"Jelas, hari ini mungkin tidak menjadi hari terbaik," katanya kepada wartawan.
"Saya tidak akan mengatakan apa-apa yang mungkin saja perkataan tersebut akan membahayakan hubungan itu, dan tentu saja saya tidak akan melakukannya." (sigmanews.co.id/ +ResistNews Blog )