+ResistNews Blog - Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi, menyindir perilaku media massa yang kini lebih mengedepankan kepentingan ketimbang kemaslahatan umat.
Kiai Hasyim menuturkan saat ini jurnalis acapkali memberitakan sesuatu selalu tergantung kepada pihak yang memasang iklan atau pihak yang memiliki kuasa atas media massa tersebut.
"Saya melihat sekarang ini pers atau koran tergantung yang masang iklan saja, bisa disuruh ke sana, ke sini, disuruh diam. Jadi menyerang dia bayar, tidak menyerang bayar, diam juga dibayar," katanya dalam acara Simposium Pemikiran Mahbub Djunaedi dan Pendidikan Jurnalisme Pergerakan di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (28/11/2013) dikutip nu.online.
Kata Kiai Hasyim, inilah kondisi yang terjadi saat ini, di mana perang persepsi di media menjadi lebih canggih dari politik. Pasalnya, pemberitaan media itu menyatu dengan opini rakyat yang bisa menggiring arah opini itu.
"Dengan kondisi kebebasan pers seperti sekarang membuat partai itu butuh pers. Pemerintah juga dibawah pers, karena lidahnya dipotong oleh Undang-undang (UU Kebebasan Pers)," tegasnya.
"Maka opini itu ada di wartawan," tuturnya.
Bagi Kiai Hasim, saat ini suatu informasi yang belum terpengaruh hanya ada dalam tulisan di buku karena kalau tulisan sudah menjadi berita itu sudah menghitung rating.
"Dalam hal yang seperti ini, kalau berita jadi bagian bisnis uang itu luar biasa. Dan ketuhanan yang maha kuasa, jadi keuangan yang maha kuasa. Nah dalam keadaan seperti ini bagaimana Anda bisa meneruskan pemikiran Mahbub Junaedi," tuturnya. [hidayatullah.com/ +ResistNews Blog ]