-->

Aturan Polwan Berjilbab Dianulir, Polri Dinilai Ditekan Kelompok Intoleran

Telegram rahasia yang menganulir keputusan polwan untuk berjilbab.

+ResistNews Blog - Kapolri Jenderal Polisi Sutarman pada 17 November 2013 lalu, mengeluarkan keputusan yang cukup menggembirakan bagi muslimah yang bekerja di institusi kepolisian. Ia membolehkan Polwan berjilbab tanpa menunggu aturan. Akhirnya, keputusan itu diikuti oleh maraknya Polwan berjilbab di seluruh Indonesia.

Namun, hari ini, muncul kabar ada telegram rahasia yang tersebar di kalangan masyarakat, agar Polwan menanggalkan jilbabnya sampai ada keputusan lebih lanjut.

Penganuliran keputusan secara diam-diam ini, menurut aktifis Muhammadiyah, Mustofa B. Nahrawardaya merupakan adanya tekanan dari kelompok intoleran di tubuh Polri.

“Pernyataan Kapolri yang tulus, diduga mendapatkan tekanan dan desakan dari kelompok intoleran yang ingin memecah belah kesatuan Polri dengan pemeluk Islam khususnya Polwan,” ujar Mustofa dalam rilisnya yang diterima Kiblatnet, Jumat, 27 November 2013.

Ia juga menegaskan, semestinya, tidak perlu perintah menanggalkan jilbab bagi Polwan apabila memang ada keinginan dibuat seragam khusus di waktu mendatang.

“Saya berharap Kapolri tidak mudah dikendalikan oleh kelompok intoleran yang bertujuan memecahbelah Umat,” ujar Mustofa.

Menurut Mustofa, jilbab yang dikenakan para Polwan atas anjuran Kapolri “Berjilbab Tanpa menunggu Aturan” belum lama ini, jelas sebuah respon positif dari segenap aparat Polwan di kepolisian. Tetapi, perintah pencopotan Jilbab saat ini jelas sebuah langkah blunder paling memalukan dan paling melukai bagi umat Islam yang dilakukan Polri. [kiblat.net/ +ResistNews Blog ]