-->

Jabhatun Nusrah Tegaskan Baiatnya dan Menenangkan Rakyat Suriah

blog.resistnews.web.id - Pimpinan Umum Jabhatun Nusrah, Abu Muhammad al Jaulani hafidzahullah menyatakan tidak tahu menahu tentang pernyataan amir Daulah Islamiyah Iraq, Syaikh Abu Bakar al Baghdady berkaitan dengan  penggabungan Daulah Islamiyah Iraq dan Jabhatun Nusrah menjadi satu nama, "Daulah Islamiyah Iraq dan Syam".
Dalam rekaman resmi berdurasi 7:17 menit yang dirilis oleh divisi media Jabhatun Nusrah Muassasah Manarat al Baidha pada hari Rabu,(10/13/2013) tersebut beliau menyatakan hanya mengetahui hal tersebut lewat media, dan jika memang pesan tersebut berasal dari syaikh al Baghdadi, beliau mennyampaikan bahwa hal tersebut belum didiskusikan dan dimusyawarahkan.
Meski begitu, beliau mengakui sebelum terjun ke medan Jihad Suriah bersama Jabhatun Nusrah, beliau berjuang di Iraq bersama mujahidin Daulah Islamiyah Iraq. Berkaitan dengan hal tersebut beliau bersaksi akan kebaikan akhlaq, kemurahan hati dan keutamaan agama mujahidin Daulah Islamiyah Iraq  hingga beliau menyatakan tidak akan keluar dari Iraq sebelum panji Daulah Islam menjulang tinggi di negri dua sungai tersebut. Akan tetapi perkembangan yang terjadi di Syam saat ini menjadikan beliau tidak bisa menjalani keinginan beliau tersebut.
Selanjutnya, beliau merasa terhormat bisa bertemu dengan syaikh al Baghdadi yang disebutnya mendukung proyek pembebasan Syam dan memberikan bantuan baik pasukan maupun pendanaan meskipun Daulah Islam Iraq dikabarkan sedang dalam kondisi keuangan yang tidak bagus. Kemudian memberikan mandat kepada hamba yang fakir ( Abu Muhammad al Jaulany) untuk menjalankan proyek tersebut
Komandan Abu Muhammad al Jaulany menegaskan bahwa sejak awal beliau sudah menyampaikan Jabhatun Nusrah bertekad akan menegakkan Daulah Islam dan menerapkan Syariat Allah di Syam, akan tetapi beliau tidak ingin tergesa gesa dalam menerapkannya.
"Tugas daulah adalah menegakkan syariat, menyelesaikan pertikaian, berusaha mencarikan solusi bagi umat Islam dan menjaga keamanan mereka." beliau menambahkan.
Daulah Islam Syam akan dibangun tanpa menepikan ulama Syam dan faksi faksi mujahidin yang ikut bertempur didalamnya sebagaimana ikut melibatkan para komandan komandan mujahidin dalam syuro. Beliau juga menyatakan bahwa penundaan deklarasi peleburan dengan Daulah Islamiyah Iraq bukanlah bentuk pelunakan di dalam agama dan kekosongan dalam front akan tetapi merupakan kebijakan dan siyasah syariyah sesuai dengan keadaan di Syam saat ini.
Selanjutnya beliau menyambut seruan syaikh Abu Bakar al Baghdady hafidzahullah untuk meningkatkan dari bawah ke atas loyalitas dan baiat kepada syaikh Ayman Al Dzowahiri hafidzahullah.
Dan aku ucapkan baiat ini dari putra putra Jabhatun Nusrah dan pimpinan pimpinannya secara umum memperbaharui (baiat) kepada Syaikhul Jihad Syaikh Ayman Adz Dzowahiri hafidzahullah, Maka kami bersumpah setia dalam mendengar dan taat dalam ringan dan berat dan hijrah dan jihad dan tidak akan membantah perintah perintah nya kecuali jika kami dapati kekufuran yang nyata sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh Allah Azza wa Jalla.
Selanjutnya beliau menyatakan bahwa bendera Jabhatun Nusrah tidak akan berubah, meskipun mereka tetap bangga terhadap bendera Daulah Islamiyah Iraq, orang orang yang membawanya dan mereka yang mengorbankan diri dan menumpahkan darah untuk itu.
Dalam penutupnya beliau meyakinkan penduduk Syam " Apa apa yang telah kalian saksikan pada Jabhatun Nusrah akan pengorbanannya pada agama kalian, kehormatan kalian, darah kalian dan hubungan yang baik pada kalian dan jamaah jamaah mujahidin tidak akan berubah sebagaimana mereka melaziminya dan pengumuman sumpah setia (baiat) tidak akan mengubah apapun pada sikap politik kami"
Rilis Muassasah Manarat al Baidha tersebut ditutup dengan doa dari Komandan Abu Muhammad al Jaulany

(shoutussalam.com/blog.resistnews.web.id)