-->

"Al Qaeda Masih Sulit untuk Dikalahkan"

ResistNews - Banyak pihak yang meyakini kekuatan Al Qaeda saat ini terus melemah, khususnya setelah mantan pemimpin mereka Osama Bin Laden tewas dalam operasi militer Amerika Serikat (AS) 2 Mei tahun lalu. Tetapi menurut adik pemimpin Al Qaeda saat ini, kelompok tersebut masih sulit dikalahkan.

Tinggal di sebuah rumah sederhana di Kairo, Mesir, Mohamed al-Zawahiri kini sudah terbiasa menjadi warga bebas. Dirinya baru saja dibebaskan dari penjara Maret lalu, setelah lebih dari satu dekade lalu, Mohamed ditangkap karena berniat melengserkan Pemerintahan Mesir.

Namanya pun bisa dikatakan sering terdengar. Sebagai adik dari pemimpin Al Qaeda saat ini, Ayman al-Zawahiri dan kerap berbagi pandangan dengannya, Mohamed berbicara banyak mengenai pandangannya atas kebangkitan dan keberadaan Al Qaeda.

"Sebelum kalian menyebut saya dan kakak saya (Ayman al-Zawahiri) sebagai seorang teroris, ada baiknya kita definisikan artinya. Bila artinya sebagai pembunuh berdarah dingin yang tidak memiliki ampun, maka kami bukan salah satu dari definisi tersebut," tutur Mohamed, seperti dikutip CNN, Kamis (2/8/2012).

"Kami hanya ini meraih hak kami yang sudah dibajak oleh kekuatan Barat, selama ini," imbuhnya.

Meskipun banyak tokoh utama dari Al Qaeda yang sudah tewas akibat serangan AS. Mohamed meyakini organisasi yang saat ini dipimpin kakaknya sulit untuk dikalahkan.

"Al Qaeda masih sulit untuk dikalahkan. Kekuatan Al Qaeda tidak terletak pada pemimpinnya melainkan ideologi yang kami jaga. Seorang pemimpin yang mendapatkan kekuasaan, bagi kami harus berkaitan dengan prinsipnya. Mereka adalah martir yang diterima di surga oleh Allah," ucap Mohamed.

Pria berusia 60 tahun itu, yakin bahwa AS adalah target serangan yang sah. Menurutnya, Amerika selama ini sudah membunuh perempuan serta anak-anak dari warga Muslim. Tetapi lulusan teknik Univeritas Cairo tersebut mengatakan, agar AS tidak menggiring Al Qaeda untuk masuk ke dalam siklus kekerasan.

Kini setelah tidak aktif lagi di Al Qaeda, Mohammed masih tetap bermimpin adanya perubahan di negaranya, Mesir. Dirinya ingin menerapkan syariat, namun tidak mampu berbuat banyak ketika Mesir melakukan transisi menuju demokrasi.(okz)