blog.resistnews.web.id - Setelah kecaman dan protes atas penutupan perbatasan Rafah, akhirnya
otoritas Mesir membuka kembali perbatasan Rafah di kedua arah,
Gaza-Mesir, pada hari Selasa (14/8/2012), seperti dilansir Al-Masry Al-Youm.
Mesir telah berjanji akan membuka Rafah sebelum hari raya Ied, dan ini pertama kalinya perbatasan Rafah dibuka di kedua arah sejak serangan mematikan yang terjadi di pos pemeriksaan di Sinai yang menewaskan 16 petugas perbatasan Mesir.
Sebelumnya pada hari Jum'at kemarin, perbatasan Rafah telah dibuka hanya dari arah Mesir ke Gaza.
Alhamdulillah, pada pukul 10:00 waktu setempat 50 orang Gaza telah tiba di Mesir, menurut laporan Ma'an. Kantor berita Ma'an juga melaporkan bahwa di antara 50 orang tersebut kebanyakan dari mereka adalah warga Palestina yang sakit yang menyeberang ke Mesir untuk perawatan, dan para pelajar yang sedang menutut ilmu di Mesir.
Namun, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gaza mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa hanya mereka yang memiliki tempat tinggal di Mesir (para pelajar) dan warga Palestina yang dapat memasuki Mesir.
Pernyataan Mendagri menambahkan bahwa "pihak Mesir telah memberitahu Menteri Dalam Negeri di Gaza bahwa Mesir hanya akan mengizinkan orang-orang sakit dan para pelajar untuk memasuki Mesir selama tiga hari."
Otoritas di Bandara Internasional Kairo telah mengizinkan sekitar 79 jamaah Palestina untuk pulang ke negeri mereka dari Arab Saudi setelah menunaikan ibadah umrah.
Sebelum ini otoritas Hamas telah dibingungkan oleh keputusan Mesir menutup perbatasan, mengatakan bahwa kepemimpinan Mursi di Kairo telah menimbulkan penderitaan yang sama dengan mantan diktator Husni Laa Mubarak.
"Kami menderita dari ketidakadilan rezim Mubarak yang terlibat dalam blokade Israel atas Gaza. Mengapa kami harus menderita sekarang di era revolusi Mesir dan demokrasi?," Reuters mengutip ucapan Mendagri Hamas Fathi Hammad. (arrahmah.com/blog.resistnews.web.id)
Mesir telah berjanji akan membuka Rafah sebelum hari raya Ied, dan ini pertama kalinya perbatasan Rafah dibuka di kedua arah sejak serangan mematikan yang terjadi di pos pemeriksaan di Sinai yang menewaskan 16 petugas perbatasan Mesir.
Sebelumnya pada hari Jum'at kemarin, perbatasan Rafah telah dibuka hanya dari arah Mesir ke Gaza.
Alhamdulillah, pada pukul 10:00 waktu setempat 50 orang Gaza telah tiba di Mesir, menurut laporan Ma'an. Kantor berita Ma'an juga melaporkan bahwa di antara 50 orang tersebut kebanyakan dari mereka adalah warga Palestina yang sakit yang menyeberang ke Mesir untuk perawatan, dan para pelajar yang sedang menutut ilmu di Mesir.
Namun, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gaza mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa hanya mereka yang memiliki tempat tinggal di Mesir (para pelajar) dan warga Palestina yang dapat memasuki Mesir.
Pernyataan Mendagri menambahkan bahwa "pihak Mesir telah memberitahu Menteri Dalam Negeri di Gaza bahwa Mesir hanya akan mengizinkan orang-orang sakit dan para pelajar untuk memasuki Mesir selama tiga hari."
Otoritas di Bandara Internasional Kairo telah mengizinkan sekitar 79 jamaah Palestina untuk pulang ke negeri mereka dari Arab Saudi setelah menunaikan ibadah umrah.
Sebelum ini otoritas Hamas telah dibingungkan oleh keputusan Mesir menutup perbatasan, mengatakan bahwa kepemimpinan Mursi di Kairo telah menimbulkan penderitaan yang sama dengan mantan diktator Husni Laa Mubarak.
"Kami menderita dari ketidakadilan rezim Mubarak yang terlibat dalam blokade Israel atas Gaza. Mengapa kami harus menderita sekarang di era revolusi Mesir dan demokrasi?," Reuters mengutip ucapan Mendagri Hamas Fathi Hammad. (arrahmah.com/blog.resistnews.web.id)