"Muslim di Ethiopia menghormati saudara-saudara Kristen kami dan berharap bahwa kerusuhan dan kekerasan terakhir tidak akan mengarah pada konflik yang lebih besar antara Muslim dan Kristen," seru sekelompok aktivis Muslim dan mahasiswa yang menyebut mereka "Peduli Muslim Ethiopia" dalam sebuah e-mail ke website Bikyamasr, sebagaimana dilaporkan oleh situs onislam.net, Ahad 29 Juli.
"Kami memiliki masalah yang lebih penting lain untuk ditangani sekarang di Ethiopia."
Protes dan kekerasan terus terjadi sejak beberapa bulan terakhir. Pada bulan April, empat Muslim juga meninggal dalam bentrokan dengan polisi di selatan Ethiopia sebagai protes atas penangkapan seorang dai Muslim. Muslim mengatakan pemerintah adalah ujung tombak kampanye bekerja sama dengan Dewan Tertinggi Urusan Islam untuk mengindoktrinasi komunitas mereka dengan ideologi dari sebuah sekte yang disebut "Ahbash". Pekan lalu, empat Muslim meninggal ketika polisi Ethiopia menyerbu sebuah masjid di ibukota Addis Ababa untuk mengganggu persiapan sebuah program yang dijalankan umat Islam di masjid tersebut.
Polisi juga berusaha menyerbu Masjid Anwar di barat ibukota pada hari Sabtu, meyebabkan umat Islam berkumpul untuk memblokir jalan masuk.
Seminggu sebelumnya, sejumlah umat Islam ditangkap setelah pementasan protes terhadap campur tangan pemerintah dalam urusan agama mereka. Umat Islam sendiri membentuk sekitar 34 persen penduduk Ethiopia.
Tetapi beberapa laporan media mengatakan bahwa ketegangan di Ethiopia saat ini bisa berubah menjadi konflik yang lebih luas antara Muslim dan Kristen di negara Afrika timur itu.
"Kami adalah kelompok mahasiswa dan kami frustrasi dengan banyaknya pemberitaan yang telah ada di media internasional mengenai protes yang telah berlangsung di negara kami," kata aktivis Muslim.
"Sebagai Muslim yang tinggal di Ethiopia kami ingin dunia tahu bahwa kami tidak melawan orang Kristen, namun menentang upaya pemerintah atas tindakan keras terhadap komunitas kami dan berusaha untuk mengarahkan kami terhadap Islam yang harus kami ikuti."
Aktivis Muslim juga menolak klaim pemerintah bahwa hal mereka sedang berjuang melawan "radikalisme", itu hanyalah taktik untuk membungkam komunitas Muslim.
"Kami hanya ingin kebebasan kami dan agar pemerintah membebaskan kami memilikinya," kata para aktivis. (muslimdaily)
