سَنُلْقِي
فِي قُلُوبِ الَّذِينَ كَفَرُواْ الرُّعْبَ بِمَا أَشْرَكُواْ بِاللّهِ
مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَمَأْوَاهُمُ النَّارُ وَبِئْسَ
مَثْوَى الظَّالِمِينَ
“Kami akan mencampakkan dihati
orang-orang kafir rasa takut disebabkan mereka mempersekutukan Allah
dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang
itu. Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat
tinggal orang-orang yang zalim” (Ali Imran : 151)
Oleh Abu Asybal Usamah
بسم الله الرحمن الرحيــــــــــــــــــــــم
Alhamdulillah, segala puji hanya milik
Allah dan diperuntukkan kepada Allah yang Maha Rahim dan Rahman. Aku
bersaksi tiada ilah yang patut disembah kecuali Allah dan Muhammad
adalah hamba dan utusan Allah. Shalawat dan salam tetap tercurahkan ke
pada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang telah bersabda “
Aku dimenangkan dengan rasa takut yang dicampakkan ke hati orang-orang
dengan jarak satu bulan”. Begitu juga kepada keluarga, sahabat dan ummat
beliau.
Akhir April menjelang awal Mei adalah
hari bersejarah bagi dunia. Kenapa bersejarah? Karena pada hari Senin
tanggal 2 Mei2012 bertepatan 14 Jumadal Ula adalah hari dimana pasukan
khusus AS melakukan penyerangan besar-besaran ke kediaman Pemimpin
tertinggi Al-Qaidah, Syaikh Usamah bin Ladin, yang mengakibatkan
gugurnya beliau.
Hal ini diungkapkan sendiri oleh
presiden AS, Barrak Obama, mengatakan bahwa hari itu adalah hari besar
AS. Pemimpin-pemimpin Arab pun menyambut kematian Syaikh Usamah bin
Ladin.
Setelah setahun kepergian beliau, kini
pengamat datang dengan berbagai analisanya terutama mereka yang
pengamat-pengamat AS. Situs adenalghat.net mengutip analisa tulisan dari
BBC yang memuat tentang pernyataan-pernyataan pengamat dan pejabat AS
yang menggambarkan “Penguarasan Otak” untuk mencermati perkembangan
kondisi keamanan AS pasca terbunuhnya Syaikh Usamah bin Ladin dan
perkembangan jama’ah-jama’ah Jihad serta jhad itu sendiri.
Para Pengamat melihat bahwa Organisasi
atau kelompok yang menginduk ke Al-Qaidah masih tetap menjadi ancaman
bagi Amerika Serikat setelah setahun kepergian Pemimpin tertinggi
Al-Qaidah, Syaikh Usamah bin Ladin, dalam sebuah serangan yang
dilancarkan pasukan Navy Seal. Para Pejabat AS di bidang Perlawanan
Terrorisme mengatakan kepada “The Associated Press” bahwa Aiman
Al-Zhawahiri, pemimpin Al-Qaidah yang sekarang, masih menjadi sumber
inspirasi bagi serangan-serangan yang dilancarkan untuk AS. Akan tetapi
Jama’ah yang menjadikan markaznya di Pakistan, masih dalam posisi
bertahan dari serangan brutal pesawat tanpa awak milik CIA.
Disisi lain, Menteri Pertahanan Amerika,
Leon Panetta, mengatakan bahwa tidak ada solusi yang jitu untuk
menghabisi Al-Qaidah. Akantetapi ia menegaskan bahwa kematian Usamah bin
Ladin memberikan kontribusi dalam mematahkaan kekuatan Al-Qaidah.
“Selama partisipasiku dalam operasi-operasi, sampai sebelum serangan bin
Ladin, saya mampu memberikan ketegasan bahwa tidak ada sama sekali
solusi jitu yang memungkinkan kita serta-merta mampu menghancurkan
Al-Qaidah. Dan ini termasuk setelah masa-masa kematian bin Ladin” tegas
Panetta.
Dalam pernyataannya kepada AFP, Panetta
berkata:”Sesungguhnya metode yang memiliki peluang besar sukses adalah
menghabisi ikon-ikon yang menjadi pemimpin spiritual dan intelektual
bagi sayap Al-Qaidah. Maka, setiap kami berhasil dalam hal ini,
bertambahlah kemampuan kami dalam mematahkan ancaman bagi AS atau negara
lainnya (Negara barat.red)” ungkap Panetta. Ia juga yakin bahwa AS
lebih aman setelah kematian Syaikh Usamah bin Ladin.
AS dengan segala pengamatnya begitu
menguras “tenaga” untuk memastikan keamanan setelah kematian Syaikh
Usamah. Merek sepekat kelompok-kelompok yang memiliki formula yang sama
dengan Al-Qaidah adalah sumber ancaman bagi AS.
Disamping itu AS juga yakin bahwa
kematian Syaikh Usamah dan keberlangsuangan operasi operasi perlawanan
terhadap “terrorisme” tanpa henti, mengurangi peluang bagi “sayap-sayap
yang bercabang” (bagi Al-Qaidah) untuk melakukan serangan bruntun dan
multi-arah terhadap AS seperti serangan 11 september 2001, ledakan di
Madrid 2004 dan Londen 2005.
Ancaman Masih Berlanjut
Yang anehnya, AS begitu takut dengan
spekulasi-spekulasi mereka tentang senjata pemusnah massal dan senjata
biologi yang akan digunakan oleh kelompok-kelompok yang berafiliasi
dengan Al-Qaidah. Padahal “teman akrab” AS (Israel) telah menghujani
Gaza dengan bom fosfor yang merupakan senjata terlarang oleh PBB.
Lanjut analisa tersebut, bahwasanya
Al-Qaidah dan jama’ah-jama’ah jihad lainnya masih membutuhkan
suara-suara spiritual yang memberikan inspirasi kepada mereka,
sebagaiman yang diungkap oleh Kardelo, Diputy Dirut intelijen nasional
AS. Ia juga menambahkan bahwa perdebatan akan menjadi sengit antar
jama’ah jihad pada jihad lokal menjadi jihad internasional.
Tak ketinggalan juga ancaman lain juga
mencuat ke permukaan. Yaitu bahaya dalam negri AS sendiri yang tidak
bisa memprediksikan serangan mendadak dari individu (yang menjadi tren
wolf alone) atau kolektif yang terinspirasi oleh Al-Qaidah. Terutama
pasca gugurnya Syaikh Usamah, di bulan Ramadhan Taliban melakukan
operasi serangan besar-besaran yang menewaskan 38 tentara AS, 22
diantaranya personil Navy seal yang membnuh Syaikh Usamah, ketika berada
diatas helikopter Chinook. Imarah Islam Afghanistan menyebut hal itu
sebagai "HADIAH SPESIAL RAMADHAN".
Para pejabat juga AS mengingatkan agar
AS senantiasa berhati-hati terhadap setiap serangan yang dilancarkan
oleh kampanye anti-terrorisme. Diakhir analisa, adelanghad.net
menukil komentar Kardelo:”sesungguhnya tantangan utama yang kami hadapi
adalah bagaimana menyemimbangkan operasi-operasi anti-terrorisme dengan
resiko yang memperparah sentiment anti-barat di dunia” tandas Kardelo.
Wallahu Ghalibun 'ala amrihi walakinna Aktsarannasi la ya'lamun