Assalamu'alaikum.......
Redaksi yang terhormat, saya baca berita eramuslim dan arrahmah.com hari ini Seputar aksi pembagian Al-Quran Gratis di Jerman.
Alhamdulillah pada hari yang sama saya terima email dari Ustadz Pierre
Vogel, seorang da'i Jerman, yang mengkisahkan perjuangan mereka terkait
proyek quran ini dan tantangan yang mereka hadapi dari pemerintah
Jerman. Tulisan tersebut di ditulis rekan beliau Ibrahim Al Ilmani. Saya
minta izin untuk diterjemahkan ke Indonesia dan beliau (Ibrahim)
izinkan. Berikut beliau sampaikan :
***
Bagaimana Al Quran Menampilkan Gerakan Kaum Kafir
(sebagaimana diberitakan oleh Ibrahim Al Almani)
Jerman merupakan negara demokratis dimana terdapat sejumlah hak
asasi bagi setiap warga dalam segenap lingkup tersebut. Beberapa hak
penting itu terkait hak kebebasan berbicara dan hak kebebasan beragama.
Namun ternyata kebebasan ini hanya berlaku untuk non-Muslim seperti
Yahudi, Kristen, dan umat beragama lainnya. Hampir setiap agama
mengklaim untuk mengikuti jalan yang benar dan menolak semua jalan lain
yang dengan ini (agama) berasal.
Demikian pula, muslim harus meyakini bahwa Islam adalah
satu-satunya cara yang benar yang mengarah kepada keselamatan abadi
(surga). Setiap muslim yang memiliki pandangan yang berbeda, bahwa
agama-agama lain juga sebagai jalan yang benar, maka bukanlah dia
seorang Muslim. Karena pernyataan ini bertentangan dengan firman Allah.
Sebagaimana komunitas-komunitas agama lain seperti Kristen, mereka
ingin orang dari dunia lain terkesan dengan pekerjaan misionaris mereka.
Bahwa cara mereka beragama itulah jalan yang benar. Inipun juga harus
menjadi sarana tugas dakwah Islam bagi setiap muslim, mengundang sesama
manusia kepada Islam dan mengajak mereka ke jalan yang benar.
Panggilan kepada Islam ini dilakukan terutama berdasarkan keimanan
bahwa hanya Islamlah keselamatan dari hukuman kekal di neraka. Karena
keimanan inilah seorang muslim waspada dengan keburukan ini.
Pekerjaan Dawah (ajakan kepada Islam) selalu dilakukan dengan sopan
dan dengan kepedulian terhadap sesama kita. Siapapun yang memiliki
telinga, kita harus menyampaikan pesan peringatan kepadanya. Tetapi
mereka yang tidak tertarik, silakan pergi dengan jalan yang mereka
tempuh dan mereka tidak akan terganggu oleh kami.
Tidak ada paksaan dalam agama, ini disebutkan dalam Alquran. Kami
tidak dapat memaksa seseorang untuk memeluk Islam. Selain itu, memaksa
orang juga tidak berfaedah apa-apa, karena manusia harus yakin bahwa
Islam adalah jalan yang benar sebagai syarat untuk diterima sebagai
seorang Muslim oleh Allah.
Pekerjaan Dawah masih relatif baru dan merupakan tindakan publik
yang tergolong baru di Jerman, yang membuat banyak musuh Islam dan yang
pemerintah ketakutan.
Sampai sekitar enam tahun lalu dakwah secara terang-terangan ini
belum digelar, dan pengajian umum dalam bahasa Jerman tidak ada dan
hanya berlngsung dalam bahasa yang kurang sesuai bagi orang jerman
(Turki, Arab). Islam jadi terpojok, hampir tidak ada yang tertarik.
Dan hal yang sama seperti terjadi pada Nabi Muhammad SAW. Saat Nabi
Muhammad SAW belum berdakwah terang-terangan, dan belum terbuka
menyerukan kepada masyarakat tentang Islam, hampir tidak ada orang yang
tertarik di dalamnya. Tapi setelah kerja dakwah telah dimulai,
perlawanan datang dari semua sisi.
Al Qur'an terjemah berbahasa Jerman
Siapa saja yang mengetahui sejarah Jerman tahu betul bahwa pada
abad 15 (masa Reformasi) telah terjadi pemberontakan besar, karena
Martin Luther dan Thomas Munzer telah mulai membawakan Injil ke Jerman.
Mereka memimpin orang kembali ke Alkitab dan ingin membuat orang
memahami dan mempraktekan pesan yang benar dari Alkitab. Sekarang mari
secara singkat saya katakan bahwa kita tidak ingin memuji Martin
Luther, tetapi hal ini adalah peristiwa sejarah yang pada saat itu telah
berdampak besar yang menyebabkan sebuah revolusi nyata. Serupa hari ini
dengan tugas dakwah kita.
Thomas Munzer ingin orang-orang sepanjang revolusi itu kembali pada
pondasi awal agama. Dia dengan segenap pengaruhnya, menjadi ancaman
bagi pangeran dan mereka bahkan mengadakan pertemuan pribadi yang di
sebut Tuhan YME untuk ditaati. “Anda harus berhenti untuk membagi orang
ke dalam kelas-kelas dan menyelaraskan hidup mereka menjadi lebih baik
sesuai dengan wahyu Allah”, Thomas Munzer telah mengancam sang pangeran
saat itu, bahkan dengan konsekuensi jika mereka tidak mau tunduk kepada
Allah.
Sama seperti kita sudah tahu dari sejarah Islam, hal ini juga
terlihat sebagai ancaman bagi Thomas Munzer. Perlawanan telah dimulai
terhadap dirinya, mesin propaganda pun dilancarkan untuk menumpas
gerakannya. Akhirnya, Thomas Muenzer pun dicap sebagai pelaku bidah.
Saya menceritakan kisah ini bukan untuk memuji orang-orang ini.
Tetapi satu-satunya alasannya, agar Anda dapat memahami bahwa kekuatan
sistem ini memiliki rasa hormat yang sangat besar terhadap wahyu Allah.
Karena setiap kali orang mulai mengikuti jalan Tuhan, sistem kafir
berada dalam bahaya.
Karena peristiwa sejarah ini, pemerintah hari ini dan badan-badan intelijen memiliki ketakutan besar dengan sistem mereka.
Sejak itu dimulai pekerjaan Da’wah, mengajak masyarakat untuk Islam
sekitar 6 tahun yang lalu, kami bersama mereka yang melakukan pekerjaan
tugas ini, menjadi jauh lebih terbatas dalam kegiatan dakwah.
Pihak berwenang telah melihat bahwa ceramah kami di Jerman
menyebabkan ribuan umat Islam mulai memahami dan melaksanakan ajaran
agama mereka.
Selain itu, ribuan orang menerima Islam sampai hari ini untuk
melaporkan secara rutin kepada kami orang-orang yang menerima Islam.
Semester pertama tahun ini bersama kami sudah 20 orang telah menerima
Islam secara pribadi.
Ketika kami mulai pada tahun 2006 dengan pekerjaan dakwah yang
intensif, kami melakukan sekitar 3-5 kali seminggu ke masjid untuk
menyampaikan ceramah. Sampai ke titik di mana pemerintah membentuk
seluruh departemen harus menhentikan pekerjaan kita. Pihak berwenang di
Hesse pada 2010, pergi dari masjid ke masjid menemui para pengurusnya
untuk membuat "perjanjian integrasi". Hal ini telah mengancam masjid di
mana mereka diminta menjelaskan bagaimana sikap mereka terhadap
terorisme, atau apakah mereka akan menggambarkan diri mereka sebagai
fundamentalis, atau sebagai ekstremis.
Tentu saja, masjid yang jauh disurvei dengan anggapan menyebarkan
ekstrimisme atau fundamentalisme. Pada langkah selanjutnya, mereka
mengumpulkan sejumlah nama dari beberapa masjid dan pengkhotbah dan
menuduh mereka sebagai fundamentalis yang berbahaya, dan menanyakan
bagaimana hubungan mereka dengan orang-orang tersebut.
Tentu saja, masjid yang jauh disurvei nama pengkhotbahnya. Di
antara nama pengkhotbah adalah Pierre Vogel. Sejak itu masyarakat masjid
takut mengajak kita, meskipun permintaan dari masyarakat sangat kuat.
Kita melihat sangat sering kita mendapatkan permintaan, atau
undangan dari umat Islam yang ingin menyambut kita ke kota mereka, tapi
begitu mereka berbicara dengan pimpinan masjid, mereka memberitahu kami
dan membatalkan dengan sangat kecewa.
Kami mulai secara paralel untuk menjaga kelangsungan ceramah kami
di ruang-ruang aula publik, pembicaraan kami selalu ke masyarakat dan
semua orang Welcome dengan kami. Akhirnya, kami berjalan dengan metode
ini, karena kita ingin menjangkau segenap saudara kami sesama manusia.
Kami memiliki ruang sampai dengan 3.500 kursi, dan dengan demikian
kita mampu menampung banyak orang. Namun pihak berwenang tidak kunjung
datang, dan mulai mengintimidasi operator aula.
Kita tahu dari percakapan pribadi bahwa pemerintah telah
mengunjungi para pemilik gedung untuk mengancam mereka. Mereka mengancam
pemilik gedung akan berurusan dengan badan hukum yang kadang-kadang
bahkan bisa memeriksa aula untuk mencari-cari kekurangan dari
kepemilikan mereka, yang dapat direpresentasikan sebagai cacat
struktural.
Dengan cara ini, pemerintah, dilengkapi dengan badan intelijen yang
bekerja penuh hari ini membawa hampir setiap pemilik gedung, kita
bongkar lagi.
Karena kami tidak ingin berhenti untuk memberitakan Firman Allah,
mendidik sekitar kita tentang Islam, dan tidak pula berhenti dari
dakwah, kita mulai dengan aksi pengumpulan massa di lapangan.
Kegiatan dakwah di lapangan ini dimulai pada awal 2009 tepatnya
tanggal 21/03/2009 di Winterlingen. Hal ini kami adakan, karena aula
kita telah dibatalkan secara sepihak.
Kemudian nampaklah kami dengan agama kami. Kebebasan berekspresi
jadi sangat terbatas, kami mulai mengadakan aksi pengumpulan massa rutin
di Jerman.
Sejujurnya, saya tidak ingat persis berapa kali diadakan sampai
sekarang, tapi saya pikir ada sekitar 20-25 dakwah di lapanan terbuka
telah kami diselenggarakan sampai hari ini.
Pada tahun 2011, pertama kita mendapatkan otorisasi dari pihak
berwenang Frankfurt, sehingga kita dapat terus mengadakan kegiatan di
tempat terbuka. Tekanan politik terhadap peraturan perorangan muncul
sehingga mau tidak mau bahkan walikota Frankfurt berani memberitahu kami
bahwa beliau mengizinkan kegiatan kami.
Meskipun adalah hak setiap orang untuk mengajukan izin untuk
pengumpulan massa, walikota telah membiarkan karena takut kursinya,
tidak mengeluarkan persetujuan.
Kami melaksanakan acara ini dua kali dan setiap kali kami pergi
dengan pemerintah ke pengadilan negeri untuk merebut kembali hak kita,
dan selalu kami berhasil mendapatkan hak kami. Tapi apa yang bisa kita
katakan sekarang adalah bahwa pemerintah bekerja sangat keras untuk
menemukan cara untuk berhenti berbicara tentang hak ini ke publik
terkait Islam.
Pada tahun 2011, proyek yang sangat penting dan pembauran yang
bersahabat diluncurkan untuk menunjukkan kontribusi kami kepada sesama
manusia agar mereka belajar untuk memahami Islam lebih baik.
Proyek ini dinamakan "Free Quran"!
Sekalipun kami (pierrevogel.de) bukan pemrakarsa proyek ini, dukungan kami berikan dari awal proyek ini dengan segala cara.
Bahkan kami telah melaksanakan sejak Desember 2011, sebuah Quran berdiri di sejumlah kota.
Sulit dipercaya sambutan orang terhadap proyek ini, permintaan
sangat besar! Setiap kali kita kembali ke kota kami, kami memberikan
setidaknya 200-300 salinan Quran untuk ke semua orang.
Bukan seperti yang orang pikir bahwa kami hampiri mereka di
jalanan, mereka datang dengan sendirinya kepada kita dan bahkan
terkadang terlalu banyak sehingga mereka memuji dan berterima kasih
kepada kami.
Kebanyakan tidak percaya bahwa Quran betul-betul dibagikan secara gratis!
Setelah 6 tahun, mulailah era baru dari dakwah di Jerman, dan
pemerintah harus menyaksikan berapa ribu orang telah memeluk Islam yang
mereka dapatkan sekarang dengan proyek Quran.
Islam adalah kebenaran dan bahwa pemerintah tahu betul dan kuatir dengan sistem kufur mereka.
Setelah proyek Quran diluncurkan dengan sukses dan telah diberikan
hampir 300.000 salinan Quran untuk semua orang, pemerintah mencoba
menghentikan proyek ini.
Seperti yang sudah kita tahu, pemerintah tidak bisa melawan kita
secara terbuka, tetapi mereka harus mencari celah dalam hukum atau
menzhalimi kami melalui media dengan kebohongan mereka. Hal inis
sebagaimana telah dilakukan selama bertahun-tahun.
Kami tahu benar bahwa, menurut Konstitusi Jerman (lihat bagian
agama) tidak dapat melarang kita untuk memberikan Quran untuk sesama
manusia. Meskipun kami yakin bahwa pemerintah akan menemukan baik celah
atau membuat celah untuk menghentikan proyek ini.
Sejak pemerintah berusaha untuk menghentikan langkah kami, menurut
kebebasan demokrasinya agama tidak bisa dilarang, mereka pergi seperti
biasa menemui pihak yang terkait dengan dakwah kami dan mereka telah
diintimidasi dan menakut-nakuti dengan segala omong kosong.
Terkait hal ini, mereka tahu tentang percetakan yang mencetak Al Qur'an untuk kami.
Mereka sudah melangkah begitu jauh sehingga printer berhenti produksi dan tidak ingin ada kerjasama yang lebih lanjut.
Saya banding ke Muslim di Jerman!
Saya menemani saudara kita Abu Hamza (Pierre Vogel) telah 6 tahun
sebagai teman dan pendamping. Aku berdiri 100% di balik pekerjaan
dakwahnya, karena dia selalu siap untuk menyebarkan pemahaman yang benar
terhadap Qur'an dan Sunnah dan beliau juga sangat banyak membawa pesan
dari Allah ke setiap rumah.
Pierre Vogel telah menjadi korban kebohongan media, tidak hanya di
kalangan non-Muslim, seorang tokoh kontroversial, tapi sekarang juga di
kalangan umat Islam sendiri.
Saya dapat mengatakan bahwa setelah 6 tahun berjuangan intensif
dengan Pierre Vogel, saya belum pernah melihat dia dalam kebohongan atau
mengeluarkan pernyataan yang tidak bisa dimengerti. Ucapannya selalu
sibuk dengan Al Qur'an dan Sunnah.
Saya menerima banyak panggilan telepon dan email yang mengucapkan
terima kasih kepada saudara-saudara kita untuk dakwah ini karena mereka
telah mulai melaksanakan perintah agama.
Dan itulah titik ketika citra buruk justru yang kita harapkan untuk
tersebar tentang Pierre Vogel. ini tentang Islam. Demi Islam! Demi
Islam! Demi Islam!
Ustadz Pierre Vogel
Ini bukan tentang Pierre Vogel, ini tentang Islam yang beliau sebarkan! Islam! Islam!
Kaum Muslim di Jerman akhirnya harus memahami bahwa ini bukan tentang individu. Ini semua tentang Islam.
Ingat sejarah Islam!
Selama kaum Muslim mempraktekkan iman mereka di pojokan di mana
tidak ada yang melihatnya, tidak ada masalah. Tetapi jika mereka ingin
nama Nabi Muhammad SAW disiarkan untuk Allah, mereka akan ditentang,
dianiaya dan dibunuh.
Jika Anda menyatakan dari Anda beriman dan bahwa Islam adalah
kebenaran mutlak, Anda juga harus sepenuhnya berdiri mendukung kebenaran
ini.
Tidak ada dari kita yang pernah hidup di Jerman ini memerintahkan
untuk saling menyakiti atau berbuat kejahatan. Kami telah mnemui
sejumlah pemuda muslim sejak awal kami berdakwah di hampir setiap
ceramah untuk berperilaku yang terbaik di negeri ini dan tidak menyakiti
siapa pun.
Kami menentang terorisme, pembunuhan demi kehormatan, kawin paksa,
kami telah menjelaskan apa itu syariah, atau bagaimana topik-topik
seperti; hukum rajam, atau potong tangan.
Jika pekerjaan kita tidak sejalan dengan yang namanya pembauran
masyarakat, maka saya benar-benar tidak tahu apa yang dimaksud dengan
pembauran?
Anda harus menunjukkan pada mereka apakah mereka menjauhkan Anda
dari dakwah kita atau tidak, tetapi jika Anda menjauhi kami, maka Anda
juga harus mengatakan dimana posisi anda dalam hal ini!
Kami (insya Allah) tidak akan menyerah, dakwah ini harus dilakukan
sampai pesan tiba di rumah masing-masing, sebagaimana Nabi Muhammad SAW
lakukan.
Kami ditolak dari masjid-masjid, kami ditolak untuk menggunakan
aula umum, kami dilarang mengumpulkan massa, dan sekarang mereka ingin
melarang proyek Quran kita!
Sekalipun mereka membuat penjara, kami (insya Allah) akan tetap melanjutkan dakwah.
Banggalah dengan agamamu dan bertakwalah kepada Allah!
Ditulis oleh Ibrahim Al Almani
12-4-2012
(nb: Surat asli berbahasa Jerman yang dialih bahasakan oleh Akhi Zico)
***
dikirim untuk redaksi arrahmah.com oleh:
Zico Pratama Putra
Albertstrasse 50, Mulheim (Ruhr), Germany. 45476
zico_hasan@yahoo.com
zico_hasan@yahoo.com
(saif/arrahmah.com)