ResistNews--Ketua DPW Muhammadiyah Sumbar, Darlis Ilyas menyatakan aliran sesat kian banyak di Sumatera Barat (Sumbar). Sementara Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakor Pakem) mencatat sekitar 25 aliran. Tetapi yang tidak tercatat atau belum terpantau masih cukup banyak lagi. Tetapi masalah keagamaan masing-masing individu juga patut dipertanyakan, seperti ketaatannya menjalankan salat 5 waktu.
“Kita ini bagaikan kain panjang yang dilipat rapi, tetapi di dalamnya ragi kain panjang itu sudah habis dimakan ngegat. Artinya, kita perlu benahi individu muslim itu sehingga tidak ada lagi kemaksiatan dan kebejatan moral yang dilakukan anak kemenakan kita,” kata Darlis dalam rapat koordinasi organisasi massa (ormas) Islam dengan Badan Kesbangpol Linmas Sumbar di kantor Gubernur Sumbar, Rabu (28/03/2012) kemarin.
Sedangkan Ketua MUI bidang Fatwa Gusrizal Gazahar menyebutkan, setiap waktu selalu disibukkan dengan masalah aliran sesat ini. Padahal yang diperlukan itu adalah membentengi anak kemenakan dan masyarakat luas umumnya dari pemahaman keliru tentang Islam.
Melalui dakwah yang disampaikan para dai dan ustad itu diharapkan dapat melindungi mereka dari pengaruh ajaran sesat.
Namun dakwah yang disampaikan itu harus terpola dan dipetakan. Para dai dan ustad harus tahu kualitas dan kuantitas jemaahnya.
“Kita mengharapkan dalam waktu 6 bulan ini, pemerintah daerah dapat membuat peta kondisi umat baik kualitatif maupun kuantitatif, sehingga diketahui potensi yang ada di daerah itu termasuk potensi pemurtadan. Sehingga kita tidak disibukkan dengan terus dengan aliran sesat seperti ini,” kata Gusrizal.
Gusrizal tak menampik masuknya aliran sesat di tengah kehidupan masyarakat, seperti Aliran Keagungan Illah (AKI) di Bukittinggi yang beranjak dari pluralisme agama, adapula aliran Bahay, aliran Jemaah Islamiyah yang sudah ditetapkan Bakor Pakem sebagai aliran sesat, LDII dan lainnya.
Kepala Badan Kesbangpol Linmas Faisal Syarif mengatakan, kasus aliran sesat yang tidak muncul memang masih banyak lagi. Masyarakat sangat mudah terpengaruh dengan ajaran ini. Dan ke depan memang perlu kerjasama dan koordinasi dengan Ormas Islam untuk pengawasan kegiatan ajaran ini termasuk upaya membentengi umat Muslim Sumbar.(hidayatullah)