ResistNews--17 Maret 2012, Konferensi Ilmuwan Indonesia di Taiwan atau Annual Indonesian Scholars Conference in Taiwan (AISC-T 2012) kembali dihelat untuk ketiga kalinya.
Kali ini semarak keilmuwan itu berlangsung di Chang Hua University, Kota Hsinchu, Taiwan, dengan tema “Acceleration and Development of Information and Communication Technology Research Based on Global Demand: Improving Sustainable Synergism of Academics, Industry and Government.”
Acara yang diorganisir oleh Forum Mahasiswa Muslim Indonesia Taiwan (FORMMIT) dan Indonesian Committee for Science & Technology Transfer in Taiwan (IC3T) ini diikuti oleh sekitar 106 peserta dari berbagai Negara, diantaranya Indonesia, Jepang, Malaysia, Nepal, Singapura, dan Taiwan.
Seperti diketahui, IC3T adalah orgnisasi yang mewadahi komunikasi dan kerja sama ilmiah antar Ilmuwan Indonesia serta transfer ilmu dan teknologi ke dalam negeri. Sementara FORMMIT sendiri adalah organisasi Mahasiswa Indonesia di Taiwan yang telah lama berkiprah tidak hanya di bidang keilmuwan namun juga sosial dan budaya.
Acara hari pertama dibuka dengan sajian Tari Piring dan Kayau serta berbagai pidato sambutan. Acara kemudian dilanjutkan dengan Stadium General oleh keynote speaker. pada kesempatan ini Prof. Kalamullah Ramli (Staff Ahli Kemeninfo RI), Dr. Chung Hsin Lu (International Taiwan Research Institution/ ITRI), Prof. Kuan Y. Chang (National Taiwan Ocean University) memberikan pemaparan tentang perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) serta perannya dalam menyongsong era globalisasi.
Prof. Ramli dari Kemeninfo menjelaskan rencana strategis pemerintah Indonesia di bidang TIK, serta menekankan bahwa tantangan utama pemerintah dalam implementasi TIK adalah infrastruktur.
Sementara Dr. Lu dari ITRI memberi pemaparan tentang sejarah perkembangan teknologi Taiwan dan bagaimana sinergitas antara industri dan riset telah dikawal oleh pemerintah sejak lama, sehingga bisa terbangun ekonomi yang kuat. Prof. Chang dari NTOU memberi pemaparan tentang perkembangan terbaru di bidang Bioinformatics, yang sangat populer di perkembangan TIK paling mutakhir.
Acara disambung dengan Round Table Discussion yang merupakan diskusi antar tiga sektor (akademisi, pebisnis dan pemerintah) pada kesempatan ini mengambil tema “ABG synergies of national perspectives: How it could be improved for better Indonesia.”
Pembicara pertama Ir. C. Triharso dari Kementrian Industri RI mewakili sektor pemerintah dan menyampaikan pemaparan tentang potensi industri kreatif yang melimpah di Indonesia, terutama di bidang TIK. Prof Dr. Andriyan Bayu Suksmono dari ITB mewakili sektor akademisi dengan pemaparan tentang usaha-usaha akademisi dalam meningkatkan daya saing nasional. Erwin Purwandesi dari PT. Telkom mewakili sektor pebisnis dan memberi pemaparan tentang peluang bisnis di bidang TIK yang terus berkembang.
Baik dalam acara studium general maupun “Round Table Discussion” pembicara menekankan pentingnya kesadaran masing-masing SDM terutama para akademisi baik dalam negeri maupun di luar negeri, untuk terus mengembangkan potensi menyambut era globalisasi dan Industri baru.
Dukungan dari berbagai bidang dan sektor perlu terus dibangun, untuk kemajuan nasional secara umum dan di bidang TIK secara khusus. Acara berlanjut pada hari Ahad 18 Maret, dengan Cluster Discussion (presentasi paper peserta dan diskusi) serta Senin 19 Maret, dengan kunjungan lapangan (Fieldtrip) dan training industri, ke pusat riset dan industri di Taiwan. (hidayatullah)