ResistNews - Seorang anggota parlemen dari partai Pembangunan dan Pengembangan Jamaah al-Islamiyah yang juga anggota majelis konstituante, Hani Nuruddin, mengatakan Senin kemarin (26/3) bahwa pihaknya "tidak akan menyerah untuk usulan penerapan Syariah Islam dan akan membela artikel kedua konstitusi (1971) "yang menyatakan bahwa prinsip-prinsip hukum Islam adalah sumber utama perundang-undangan.
Nuruddin kepada Al-Masry Al-Youm menyatakan bahwa tidak ada ketidaksepakatan di antara kekuatan politik atas artikel kedua konstitusi, menambahkan bahwa pihaknya terbuka untuk saran yang sesuai dengan prinsip-prinsip hukum Islam.
Partai ini telah menyelesaikan draf konstitusi yang akan diperkenalkan selama pertemuan majelis konstituante, Nuruddin mengatakan, menambahkan bahwa para ahli hukum telah memberi kontribusi pada rancangan konstitusi kepada Dewan Syura kelompok dan pemimpin partai.
Nuruddin mengatakan bahwa kelompoknya telah memanfaatkan pengalaman konstitusional yang ada dan mempertimbangkan semua sektor yang ada di masyarakat Mesir.
"Kami bertujuan untuk mengusulkan, bukan untuk memaksakan, sudut pandang kami melalui draft konstitusi," kata Nuruddin. "Kami akan menghormati semua sudut pandang lain dengan tujuan untuk menyusun satu konstitusi yang mencakup semua orang Mesir," tambahnya.
"Ada koordinasi antara partai Jamaah al-Islamiyah dengan Partainya Ikhwanul Muslimin serta Partai Salafi An-Nur untuk mencapai visi bersatu bersama dengan semua tren politik."
Nuruddin mengharapkan bahwa ketidaksepakatan antara tren politik akan berada di sekitar bentuk pemerintahan, baik presiden atau anggota parlemen, menambahkan bahwa kesimpulan konsensus harus melayani kepentingan negara.
Jamaah al-Islamiyah sendiri terlibat dalam konfrontasi bersenjata dengan pasukan keamanan pemerintah pada era 1990-an, yang bertujuan untuk menggulingkan rezim Mubarak dan mendirikan negara Islam. Namun, pada akhir 1990-an, kelompok ini mengumumkan akan meninggalkan aksi kekerasan dan meminta maaf atas serangan sebelumnya yang telah membunuh ratusan orang.(fq/amay/eramuslim)