ResistNews - Dana Moneter Internasional (IMF) setuju memberi pinjaman darurat (bailout) kepada Yunani 28 miliar euro, atau sekitar Rp336,3 triliun demi keluar dari krisis utang. Namun, IMF mengingatkan Yunani agar patuh pada sejumlah program ekonomi yang telah dipersyaratkan.
Menurut kantor berita Reuters, keputusan IMF itu diumumkan di Washington pada Kamis waktu setempat. Pada tahap awal, IMF segera mencairkan 1,65 miliar euro kepada Pemerintah Yunani. Kucuran dana itu merupakan bagian dari paket bantuan internasional, yang telah disepakati sebesar 130 milliar euro kepada Yunani agar tetap memiliki anggaran, setidaknya hingga 2014, sekaligus mencegah negara Eropa itu berstatus gagal bayar utang kepada para kreditur.
Persetujuan dari IMF itu mengakhiri ketidakpastian selama berbulan-bulan dalam menentukan nasib Yunani selanjutnya. Negara itu telah mendapat komitmen paket bantuan bersama dari IMF dan Uni Eropa setelah bersedia menjalani reformasi ekonomi, yang tidak akan populer di mata rakyat - seperti mengurangi anggaran dan menaikkan pajak.
Selain dengan UE dan IMF, pemerintah Yunani juga telah berjuang keras dalam bernegosiasi dengan para kreditur swasta. Para pemegang obligasi Yunani itu terpaksa sepakat nilai piutang mereka berkurang 74 persen demi membantu Yunani agar tidak jatuh bangkrut.
"Program yang didukung IMF ini akan memungkinkan Yunani menghadapi tantangan-tantangan yang ada sekaligus tetap berada di zona euro," kata Direktur Pelaksana IMF, christine Lagarde. "Risiko atas program ini memang sangat tinggi sehingga tidak ada ruang untuk lalai," lanjut Lagarde.
Lembaga kreditur internasional yang berbasis di AS itu memperkirakan bahwa rasio utang atas GDP Yunani pada 2020 sebesar 116,5 persen. Ini di bawah perkiraan semula sebesar 120 persen.
Pengamat dari The Peterson Institute for International Economics, Jacob Kirkegaard, menilai bahwa IMF tidak akan segan-segan menghentikan bantuan keuangan kepada Yunani bila pemerintahnya gagal memenuhi target dari program reformasi ekonomi bersyarat.
"Saya akan sangat terkejut bila tidak ada peringatan yang keras kepada Yunani bahwa kita akan segera memotong pendanaan sesegera mungkin bila tidak ada perkembangan dalam penerapan program reformasi," kata Kirkegaard. (vivanews)