ResistNews - LSM Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan lebih dari 10.000 warga Suriah telah tewas sejak terjadinya pemberontakan rakyat melawan Presiden Bashar al-Assad terjadi pada bulan Maret tahun lalu.
Jaringan yang berbasis di London mengatakan dalam sebuah laporan yang diterbitkan baru-baru ini menyatakan bahwa 10.013 orang tewas, dan laporan itu menyebutkan setiap orang dengan nama, umur dan tempat tinggal korban tewas.
676 anak-anak dan 520 wanita termasuk di antara korban yang tewas.
Laporan itu menambahkan bahwa 368 orang tewas akibat penyiksaan di dalam sel polisi Suriah, sementara 753 tentara personil militer juga di antara korban, kebanyakan dari mereka tentara yang membelot atau mereka yang menolak untuk menembak demonstran.
LSM ini menyatakan bahwa informasi ini dikumpulkan bekerja sama dengan lebih dari 2.000 aktivis dan lebih dari 100 entitas revolusioner dan kelompok di dalam negeri.
Homs, yang dibombardir hampir setiap hari, tercatat 3.767 korban tewas, diikuti dengan Idlib dengan jumlah 1.495, kemudian Hama, Der'a, Damaskus dan sekitarnya, Latakiya, Deir al-Zour, al-Haska, Tartous, Qoniterrah , Reqa dan al-Swida'a.
Observatorium bagaimanapun mengatakan informasi lebih lanjut dan sejumlah orang yang masih hilang karena tindakan keras keamanan, masih banyak di seluruh Suriah.
Organisasi ini menyebut pembantaian di Hama Agustus tahun lalu, di mana banyak korban tewas dikuburkan di halaman belakang rumah mereka akibat kekerasan aparat keamanan dan penembakan, sehingga jumlah sebenarnya korban tewas jauh lebih tinggi.
Organisasi ini menyebut Assad sebagai orang satu-satunya yang bertanggung jawab atas pembantaian di Suriah, menyerukan Dewan Keamanan PBB untuk maju dan mengeluarkan resolusi untuk melindungi warga sipil dan menyerukan para pejabat Suriah ditransfer ke pengadilan internasional atas tuduhan melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan.(fq/bm/eramuslim)