-->

Keluhan Ibu-ibu Tani pada Presiden

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
ResistNews - Rombongan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berhenti di kawasan Karang Jati, Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (25/8/2011) siang, dalam perjalanan Safari Ramadhan menuju Baturraden, Banyumas. Presiden menyapa para petani yang sedang melakukan panen padi.
Di tengah terik matahari Presiden dan Ibu Ani dengan didampingi oleh Menteri Pertanian Suswono, Mendiknas M. Nuh dan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo turun ke sawah dan duduk di pematang guna berdialog dengan para petani.
Kontan para petani yang tengah sibuk memanen padi menghentikan aktivitasnya. Mereka terkejut melihat kepala negara tiba-tiba menghampiri mereka. Para petani kemudian berebut "curhat" tentang hidup mereka.
Tak hanya para bapak tani yang bicara, para ibu tani pun tak mau ketingalan berkeluh kesah. Selain mengadukan masalah pertanian, sejumlah ibu-ibu petani juga menyatakan kesulitan membayar uang sekolah anak-anak dan keinginannya untuk berjabat tangan dengan Presiden yang selama ini hanya dilihatnya dari televisi.
Seorang ibu setengah baya mengemukakan bahwa biaya sekolah kedua anaknya sangat memberatkan dirinya sebagai petani. Dalam bahasa Jawa Banyumasan, Ibu itu mengatakan, selain SPP yang mahal, biaya buku pelajaran pun tak kalah mahal.
Kepala Negara kemudian meminta Mendiknas menjelaskan skema BOS dari pemerintah. Namun setelah dialog berlanjut ternyata diketahui bahwa anak Ibu itu bersekolah di sekolah menengah swasta dan bukan negeri.
Mendiknas mengatakan, pemerintah telah membebaskan uang SPP untuk pendidikan dasar, SD dan SMP, dan belum ditingkat SMA. Oleh karena itu sekalipun swasta asalkan SD dan SMP harusnya bebas SPP. M.Nuh berjanji untuk mengecek sekolah anak ibu itu untuk memastikan dana BOS digunakan semestinya.
Pada kesempatan itu ibu petani itu juga mengeluhkan penghentian aktivitas mereka memproduksi jamu tradisional oleh pihak berwenang. Menurut mereka, industri jamu rumahan mereka itu dahulu dapat menjadi sumber penghasilan alternatif.
Namun saat Presiden bertanya lebih lanjut Gubernur mengatakan bahwa jamu tradisional itu dicampur oleh bahan kimia maka diminta dihentikan produksinya. Gubernur Jawa Tengah meminta para petani itu jujur agar Presiden tidak salah membuat keputusannya.
Di akhir pertemuan Presiden Yudhoyono menyerahkan bantuan Rp 100 juta untuk digunakan oleh kelompok tani para petani itu sekaligus menitipkan salam bagi keluarga masing-masing petani.
Pesan yang sama juga diberikan kepada para petani di Desa Sampan, Cilacap, yang terletak sekitar 4 kilometer dari Desa Karang Jati. Di Desa Sampang, Presiden dan Ibu Ani melakukan panen padi bersama.
"Bapak, Ibu, semoga padi di sini makin subur, hasilnya makin banyak sehingga kesejahteraan makin baik. Saya senang bisa bertemu dengan Bapak dan Ibu, semoga silaturahim kita tidak pernah putus ya."
Presiden Yudhoyono dan Ibu Ani didampingi oleh para staf khusus presiden dan sejumlah menteri kabinet melakukan Safari Ramadhan ke sejumlah kota di Jawa Barat dan Jawa Tengah guna melihat langsung beberapa gedung sekolah dasar yang tak layak, pelayanan puskesmas di daerah terpencil, perkembangan industri rumah tangga dan dialog dengan petani dan nelayan. Safari Ramadhan itu dilakukan selama lima hari, 22-26 Agustus. (kompas.com)