Assange mengakui bahwa dirinya dan para koleganya memang mendapatkan ancaman kematian gara-gara pembocoran dokumen tersebut.
Untuk pertama kalinya ia mengungkapkan mengenai kebijakan jaminan untuk memastikan bahwa situs miliknya tidak akan dibungkam, apa pun tindakan drastis yang dilakukan musuh-musuhnya.
"Ancaman kematian terhadap kami adalah masalah catatan publik. Akan tetapi, kami bicara mengenai tindakan pencegahan yang sesuai semampu kami saat berurusan dengan kekuatan besar," katanya seperti dilansir Daily Mail.
"Jika ada sesuatu yang terjadi kepada kami, bagian-bagian inti akan dirilis secara otomatis," tambahnya.
Assange menuji tindakan analis intelijen Angkatan Darat AS, Bradley Manning, 23, tanpa membenarkan jika Manning merupakan sumber kebocoran. Prajurit muda tersebutmasih belum divonis terkait kebocoran telegram-telegram diplomatik AS, tapi ia dicurigai sebagai sumber dari kebocoran.
"Selama empat tahun terakhir. Salah satu tujuan kami adalah mengutamakan kepentingan sumber yang benar-benar menanggung risiko dalam setiap pengungkapan jurnalistik, dan tanpa upaya semacam itu, jurnalistik tidak akan punya arti," katanya.
"Jika benar seperti itu, seperti yang dituduhkan Pentagon, bahwa prajurit muda (Bradley Manning) itu mendalangi sejumlah kebocoran baru-baru ini, maka tanpa diragukan lagi, dia adalah seorang pahlawan yang tidak ada bandingannya," katanya.
Itu adalah kesempatan pertama kalinya warga Australia terebut buka suara dalam beberapa hari terakhir dan juga terjadi saat pagi ini situs WikiLeaks dipaksa memindahkan lokasi situsnya ke Swiss setelah WikiLeaks tidak dapat diakses saat perusahaan AS yang menyediakan layanan alamat menghentikan layanan jasanya.
Penyedia domain situs tersebut, Every DNS, mengatakan bahwa pihaknya berhenti menerjemahkan alamat wikileaks.org sebagai alamat yang dipahami komputer setelah situs itu ditarget para peretas.
WikiLeaks pun mengeluh karena telah "dibunuh" dan kini pindah ke alamat baru di Swiss, wikileaks.ch.
"Pindah rumah"-nya situs tersebut akan menimbulkan tanda tanya bahwa EveryDNS mendapat tekanan dari pemerintah AS agar putus hubungan dengan situs kontroversial itu.
Situs itu tak dapat diakses selama enam jam setelah ditinggalkan EveryDNS. Amazon juga telah mencabut WikiLeaks dari server-nya setelah mendapatkan tekanan politik yang besar.
Assange kini berada dalam pengawasan ketat setelah WikiLeaks mulai merilis sebagian dari 250.000 lebih dokumen rahasia AS yang diserahkan kepada situs pembocor rahasia tersebut.
Pengungkapan terbaru menyatakan bahwa AS menganggap Gordon Brown sebagai perdana menteri yang "tidak dapat dipahami" dan berspekulasi mengenai kemungkinan penggantian perdana menteri secara dini, bahkan mulai Juli 2008.
Assange masih diyakini tengah bersembunyi di Inggris. Ia tampaknya berada di Inggris selama dua pekan.
Para detektif Scotland Yard diyakini siap menangkap pria 39 tahun tersebut terkait dua tuduhan perkosaan dan pelecehan seksual di Swedia, tapi mereka menolak memberikan keterangan lebih lanjut.
Mark Stephens, pengacara Assange, mengatakan bahwa perintah penangkapan dalam bentuk apa pun akan dilawan di pengadilan.
Sementara itu, Perancis menjadi negara pertama yang melarang WikiLeaks. Menteri Industri negeri anggur tersebut berjanji akan "menghapus" situs itu dari komputer orang-orang. (dn/nk/dm) www.suaramedia.com