MADRID (Berita SuaraMedia) – Media Spanyol baru-baru ini mempublikasikan sebuah gambar anak-anak yang terluka di Gaza sebagai korban dari perselisihan terbaru yang menyapu kota Sahara Barat, terlihat sebagai sebuah upaya untuk menyalakan opini publik terhadap pemerintah Moroko.
Sebuah gambar yang menunjukkan para korban agresi Israel di Jalur Gaza pada bulan Juni 2006 digunakan oleh koran terkenal Spanyol seperti El País, El Mundo, dan media elektronik El Semenal Digital untuk menyerang rezim Moroko karena menargetkan anak-anak di dalam perangnya dengan Front Polisario atas nasib Sahara Barat.
Gambar tersebut menunjukkan dua anak-anak Palestina yang kepala berdarahnya dibungkus dalam kain perban sementara satu diantaranya berteriak merasa kesakitan.
Menurut El-País, yang paling dengan luas tersebar di Spanyol, dua anak tersebut dirawat luka yang mereka derita selama sebuah serangan oleh kepolisian Moroko pada sebuah kamp pengungsi Sahara Barat dan menggambarkan mereka sebagai "korban penindasan Moroko."
El País menawarkan sebuah peliputan khusus dari serangan pada kamp tersebut yang menampung ribuan pengungsi di luar kota Laayoune, digabungkan oleh Rabat pada tahun 1975 setelah penarikan pasukan Spanyol.
Gambar yang sama diposkan pada website resmi Posisario dengan kutipan "Bahkan anak-anak tidak dapat lari dari pembunuhan masal Moroko" begitu pula website berbahasa Perancis dan Spanyol yang mendukung separatis Sahara dan media Eropa lainnya, website Moroko berbahasa Perancis Big Brother mengabarkan.
Media Moroko menuduh Spanyol berusaha untuk menodai citra Moroko di dalam Komunitas Internasional dan kementerian Komunikasi Moroko mengeluarkan sebuah pernyataan mengutuk "pemalsuan fakta-fakta" oleh media Spanyol.
Website berita Andalus Press, penyambung lidah warga Arab di Spanyol, menghubungi Rosario Pons, pimpinan departemen foto di kantor berita resmi EFE, untuk menyelidiki tentang gambar tersebut.
Menurut Pons, agen berita tersebut tidak memiliki seorang fotografer di Laayoune dan oleh karenanya, bukanlah sumber dari gambar tersebut. Ia menambahkan bahwa agen berita tersebut mengandalkan pada website dan blog dari para pejuang Sahrawi untuk mendapatkan gambar dari serangan terakhir.
Juru bicara El País, Rosie Rodriguez mengakui bahwa gambar tersebut diposkan dalam terbitan Kamis adalah dua anak-anak Palestina dan bahwa didistribusikan oleh kantor berita Reuters pada 21 Juni 2006.
"Mempublikasikan foto sebagai bagian dari konflik Sahara adalah sebuah kesalahan yang dibuat oleh harian tersebut," ia mengatakan kepada AlArabiya.net dalam sebuah wawancara telepon. "Itulah mengapa harian tersebut mempublikasikan sebuah permintaan maaf dengan segera setelah menyadari hal tersebut."
Harian tersebut mempublikasikan sebuah permintaan maaf pada Jum'at (12/11) dengan judul "A 2006 Gaza photo published as one from the Sahara" (Sebuah Foto Gaza Dipublikasikan Sebagai Satu dari Sahara). Dalam artikel tersebut, harian tersebut mengambil tanggung jawab sepenuhnya karena tidak memverifikasi otentisitas dari gambar tersebut sebelum mempublikasikannya.
Harian tersebut mengakui bahwa gambar tersebut diambil oleh fotografer Palestina Ibrahim Abu Mustafa di sebuah Rumah Sakit Gaza di mana kedua anak tersebut dirawat setelah sebuah serangan udara Israel di Jalur tersebut.
Rodriguez menambahkan bahwa El País bukanlah satu-satunya Koran yang melakukan kesalahan tersebut dan bahwa beberapa media di Spanyol mempublikasikan gambar yang sama yang mempercayai bahwa foto tersebut diambil di Sahara Barat.
"Kami telah memberitahukan semua badan-badan yang relevan di keduanya, Spanyol dan Moroko atas kesalahpahaman tersebut," ia mengakhiri. (ppt/aby) www.suaramedia.com