-->

Muslim Perancis Serukan Perlawanan Atas Islamophobia

PARIS (SuaraMedia News) – Sebuah organisasi Muslim Perancis mengecam serangan terhadap sebuah Masjid di utara Paris. Beberapa frase seperti "Islam keluar dari Eropa" dan "Perancis adalah untuk orang Perancis" ditulis di tembok dan pintu masuk Masjid di Crepy-en-Valois, bersama dengan bendera biru-putih-merah Perancis dan sebuah salib Celtic.

Sebelumnya, asosiasi agama dan budaya Muslim di Crepy-en-Valois, pemilik Masjid itu, telah mengajukan keluhan terhadap oknum tak dikenal atas serangan tersebut.

Kantor walikota Crepy-en-Valois mengecam apa yang disebutnya sebagai aksi idiot dan mengerikan itu bertentangan dengan suasana damai yang ada di antara berbagai komunitas di kota tersebut. Asosiasi Muslim yang telah ada sejak 15 tahun lalu itu, dan membeli tempat itu beberapa tahun yang lalu, juga disebutkan tidak pernah menimbulkan masalah.

Dewan Agama Muslim Perancis mengatakan bahwa serangan tersebut merupakan yang paling baru dari serangkaian insiden yang menarget Masjid-masjid di Perancis.

Organisasi tersebut meminta pemerintah mengambil tindakan untuk mengakhiri serangkaian tindakan kotor yang menarget rumah ibadah itu.

Dewan yang anggotanya dipilih oleh kaum Muslim Perancis ini juga meminta Presiden Nicolas Sarkozy mendukung komisi parlemen yang akan memeriksa naiknya Islamophobia di Perancis.

Proposal itu dijatuhkan dari laporan minggu lalu yang meminta sebuah larangan terhadap pemakaian burka di tempat-tempat umum resmi seperti kantor pemerintah, rumah sakit, atau sekolah.

Bulan lalu, sebuah Masjid di kota Castres menjadi target dan dicoreti gambar swastika serta tulisan Sieg Heil di temboknya.

Perancis adalah rumah bagi minoritas Muslim terbesar di Eropa, diperkirakan antara lima hingga enam juta jiwa.

Pengurus Masjid utama di kota Beziers (Herault), Masjid Errahma, mengatakan dua minggu lalu bahwa mereka telah mengajukan keluhan ketika menemukan lambang swastika dicat di tembok Masjid.

"Saya menemukan lambang swastika ini pada Minggu malam, dan kami memutuskan untuk merahasiakannya, namun pada hari Senin presiden Masjid memutuskan untuk mengajukan keluhan," ujar sekretaris jenderal asosiasi budaya Muslim Perancis di Beziers, Mehdi Roland.

Swastika yang dicat di tembok Masjid berukuran dua meter persegi. Masjid itu secara rutin mengalami pemecahan jendela dan dua tahun lalu temboknya juga digambari dengan lambang swastika, bersama dengan grafiti yang menghina Islam. Namun, ini adalah pertama kalinya bagi asosiasi itu untuk mengajukan keluhan.

Bulan Desember lalu, sebuah laporan polisi mengatakan ada penyerang yang telah menuliskan slogan Nazi dan menggantung kaki babi di sebuah Masjid di selatan Perancis.

Menteri Dalam Negeri Brice Hortefeux telah mencela tindakan "penodaan keji dan rasis" pada Masjid di kota Castres.

Hortefeux berkata bahwa siapapun yang ditemukan bertanggung jawab atas penodaan pada hari Minggu itu harus "dihukum berat".

Penyerang secara sporadis menaburkan tulisan anti-Muslim atau grafiti anti-Semit di situs keagamaan, pusat-pusat budaya dan pemakaman di Perancis – rumah dari populasi terbesar baik Muslim maupun Yahudi di  Eropa Barat.

Pengelola Masjid, yang telah berdiri sejak tahun 1993 dan sering didatangi oleh Muslim Maroko ini, Ali El Yahya, mengatakan bahwa mereka mengajukan keluhan resmi ke pihak kepolisian atas serangan rasis tersebut. Kepolisian telah melanjutkan investigasi terhadap serangan tersebut. (rin/rfi/ie/sm) www.suaramedia.com