-->

Agenda Tersembunyi Dalam Konflik AS - China Terkait Taiwan

WASHINGTON (SuaraMedia News) – Ada sebuah agenda tersembunyi dalam konflik antara AS dan China mengenai penjualan senjata kepada Taiwan. Hal tersebut diungkapkan oleh  Philip De Leon dari Trade Connections International.

"Salah satu isu terbesar yang tidak kami pikirkan adalah, AS telah berusaha untuk membuat China memberikan dukungan untuk melawan Iran. AS menganggap hal tersebut sebagai sebuah hal yang penting untuk keamanannya, sementara China selalu bersikap menghindar dan tidak mau menyentuh permasalahan tersebut," kata De Leon kepada RT.

"Sekarang AS berpikir: Hal itu penting bagi kami, kalian tidak melakukan apapun. Kami akan menjual kepada Taiwan, dan kami tidak terlalu ambil pusing mengenai apa yang kalian pikirkan mengenai hal ini," tambahnya.

Washington telah mendesak Beijing agar tidak menjatuhkan sanksi kepada perusahaan-perusahaan AS yang terlibat perdagangan senjata dengan Taiwan. Pemerintah Obama mempertahankan kucuran dana $6,4 miliar dalam perjanjian yang disepakati pekan lalu.

Menurut AS, kesepakatan tersebut akan memungkinkan terciptanya keseimbangan militer di kawasan tersebut. Beijing selalu menentang keras transaksi AS dengan Taiwan dalam bentuk apapun. China menganggap Taiwan sebagai bagian dari teritorinya yang membelot.

Bulan lalu, China bergerak cepat untuk menunda pertukaran militer dengan AS, setelah Washington mengumumkan penjualan senjata kepada Taiwan, sebuah hal yang semakin memperlebar jurang permasalahan dalam hubungan AS-China.

Kementerian Pertahanan China, dalam sebuah pernyataan keras yang dikutip oleh kantor berita Xinhua, mengecam rencana penjualan senjata AS kepada Taiwan, yang dianggap oleh China sebagai provinsi pemberontak yang tidak sah.

"Karena efek buruk dan menjijikkan dari penjualan senjata AS kepada Taiwan, China telah memutuskan untuk menunda kunjungan militer," kata kementerian sebagaimana dikutip oleh Xinhua.

Qian Lihua, direktur Kantor Urusan Luar Negeri Kementerian Pertahanan China, juga memanggil atase pertahanan AS untuk menyampaikan protes mengenai penjualan tersebut, tambah Xinhua.

Sebelumnya, pemerintahan Obama mengatakan kepada Kongres mengenai rencana penjualan senjata kepada Taiwan. Penjualan tersebut berpotensi mencapai angka $6,4 miliar, termasuk helikopter Black Hawk, sistem pertahanan peluru kendali Patriot, dan dua kapal pemburu ranjau baru Osprey.

Menteri Luar Negeri China, He Yafei, mengatakan kepada duta besar AS untuk China, Jon Huntsman, bahwa kesepakatan penjualan senjata tersebut dapat merusak hubungan China dengan Washington, yang ingin mendapatkan bantuan China dalam mengatasi krisis keuangan, masalah Iran dan Korea Utara, serta memerangi perubahan iklim.

Penjualan senjata AS kepada Taiwan tersebut semakin menambah panjang masalah dengan China, mulai dari ketidakseimbangan perdagangan, perselisihan mata uang, hak asasi manusia, internet, dan Tibet.

Washington dan Beijing baru-baru ini juga saling melontarkan kemarahan mengenai kebijakan internet, setelah raksasa mesin pencari internet, Google Inc, pada awal bulan ini mengancam untuk menutup portal Google.cn dan menarik diri dari China karena masalah sensor dan hacker.

Dalam beberapa bulan ke depan, Presiden Obama mungkin akan bertemu dengan Dalai Lama, pemimpin spiritual terasing Tibet yang disebut oleh China sebagai seorang tokoh separatis berbahaya, semakin menambah kemarahan China terhadap AS. (dn/rt/sm) www.suaramedia.com