+ResistNews Blog - Peneliti Indonesia for Global Justice (IGJ) Salamuddin Daeng menyatakan kalau Jokowi menaikkan BBM jelas tidak sesuai dengan Revolusi Mental. “Kalau Jokowi menaikkan BBM ya tidak sesuai dengan Revolusi Mental dong. Menaikkan harga BBM itu bagian dari mental pengabdian kepada neoliberalisme. Itu saja kuncinya,” tegas Daeng seperti diberitakan Media Umat Edisi 138: Kabinet Kerja untuk Siapa? Jum’at (7-20 Nopember).
“Misalnya dia ngomong: Saya berkomitmen tidak mencabut subsidi BBM, saya berkomitmen memberantas mafia migas, saya berkomitmen untuk mengakhiri liberalisasi sektor migas, saya berkomitmen menasionalisasi perusahaan-perusahaan asing di sektor migas. Nah, itu baru Revolusi Mental,” tegasnya.
Kemudian lembaga-lembaga riset tink tank pemerintahan asing mendorong pemerintah Indonesia untuk menghentikan subsidi BBM. Mereka semua menyebut bahwa harapan besar mereka terhadap pemerintahan Jokowi karena akan mengakhiri subsidi BBM.
“Jadi mereka menyebut pemerintahan ini menjanjikan harapan bagi mereka karena ada komitmen dari pemerintah untuk mencabut subsidi BBM,” pungkasnya.[hizbut-tahrir.or.id/ +ResistNews Blog ]