
Ust. Adian Husaini, Ust Hamid Fahmi dan Ust Farid Okbah. (dari kiri ke kanan)
+ResistNews Blog - Ketua Umum Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, menekankan perlunya bagi ulama memahami akar persoalan umat Islam di Indonesia, yakni kelemahan ilmu pengetahuan.
Hal itu disampaikan Dr. hamid dalam Silatnas kedua MIUMI yang berlangsung di Bangil, Jawa Timur pada Senin, 29 September 2014.
“Kelemahan ilmu itulah yang menyebabkan umat Islam tidak mampu bertahan dari serangan eksternal yang muncul dari peradaban lain, melalui arus globalisasi, westernisasi, liberalisasi, sekulerisasi, yang disertai dengan paham pluralisme, humanisme, hedonisme, materialisme, dan dampak – dampak yang diakibatkan oleh paham – paham tersebut,” ujarnya dalam pers rilis yang diterima Kiblat.net, Kamis, (02/10).
Di samping perlunya meningkatkan pemahaman yang benar tentang Islam dan tantangannya, Dr. Hamid Zarkasyi pun mengajak MIUMI untuk semakin meningkatkan perannya dalam mensinergikan potensi umat Islam dalam rangka mewujudkan Indonesia yang semakin beradab.
Sementara itu, kepada para peserta Silatnas, Sekjen MIUMI Bachtiar Nasir menyampaikan harapan sejumlah ulama internasional, saat beliau berkumpul bersama mereka di rumah Syaikh Yusuf Qaradhawi, di Qatar.
Mereka berharap, dari Indonesia akan muncul ulama-ulama yang mampu berperan bukan hanya di dalam negeri, tetapi juga di dunia internasional. Karena itulah, salah satu program utama MIUMI adalah pemberdayaan keilmuan dan kepemimpinan ulama, melalui program kaderisasi ulama. Juga ditekankan agar para kader-kader ulama menjaga silaturrahim dan berhati-hati dalam menerima informasi yang dapat memecah belah diantara mereka, sehingga melemahkan potensi mereka.
Para peserta Silatnas MIUMI bersepakat untuk tetap menjaga ukhuwah, bersatu dalam paham ahlus sunnah wal-jamaah, tidak terjebak ke dalam perselisihan masalah furu’iyyah, meskipun mereka menyadari perbedaan di antara mereka.
Silaturrahim Nasional (Silatnas) kedua Majelis Intelektual & Ulama Muda Indonesia (MIUMI) ini juga memantapkan pembahasan dan penggodokan fatwa tentang paham Kesetaraan Gender.
Silatnas kali ini berlangsung di Hotel Dalwa (Hotel milik pesantren DarulLughah wad-Da’wah, Bangil, Jawa Timur), salah satu pesantren besar di Jawa Timur.
Di samping dihadiri perwakilan MIUMI dari berbagai daerah (Sumatra, Sulawesi, DKI Jakarta, Jabar, Jateng, Yogya, dansebagainya), Silatnas juga dihadiri oleh sejumlah intelektual dan ulama muda yang sudah dikenal kepakarannya dalam berbagai bidang, seperti Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi (pakar filsafat dan pemikiran Islam), Bachtiar Nasir (pakar Ilmu al-Quran), Dr. Zainuddin MZ (pakarhadits, Ketua MIUMI Jatim), Dr. Ahmad Zain Annajah (pakar syariat Islam, Ketua Majelis Fatwa DDII), Kyai Muh. Idrus Romli (ulama muda NU, pakar fiqih dan aliran keagamaan), Ust. Farid A. Okbah (pakar aliran keagamaan), Jeje Zainuddin (pakar Syariat Islam dari Persis), Dr. KH Fauzi A. Tijani (pimpinan pesantren al-Amin Perinduan Madura), Dr. Syamsuddin Arif (pakar Filsafat dan pemikiran Islam, dosen Casis-UTM), Dr. Adian Husaini (Ketua Program Doktor Pendidikan Islam—UIKA Bogor), Adnin Armas (pakar Filsafat dan pemikiran Islam), Dr. Rahmat Abdul Rahman (pakar syariat Islam, Ketua MIUMI Sulawesi Selatan), H. Fahmi Salim MA (pakarTafsir al-Quran, ketua MIUMI DKI), dan H. Tiar Anwar Bachtiar (pakar sejarah). [kiblat.net/ +ResistNews Blog ]