
Baitullah Mehsud
Bulan Maret 2014 lalu, mujahidin Tehrik Taliban Pakistan meneken perjanjian gencatan senjata selama sebulan dengan pemerintah boneka Pakistan. Perbedaan internal TTP dalam menyikapi gencatan senjata menunjukkan adanya pro kontra.
Bagaimana sebenarnya perjalanan TTP sejak dibentuk tahun 2007? Apa pengaruh dari kematian top leader TTP? Bagaimana mendudukkan pihak yang mendukung dan menolak gencatan senjata?
Beriktu kami terjemahkan sebuah analisis yang diterbitkan oleh Desk Kontra Terorisme akademi militer Amerika, West Point, Virginia.
Membandingkan Kepemimpinan Mullah Fazlullah dan Khan Said Sajna di Pakistan
Oleh: Daud Khattak
Daud Khattak adalah Editor Senior Radio Free Europe/Radio Liberty Mashaal Radio di Praha, Ceko. Sebelum bergabung dengan layanan bahasa Pashto dari RFE / RL, Mr. Khattak bekerja untuk Sunday Times London, The News International dan Daily Times di Peshawar dan Pajhwok Afghanistan di Kabul. Dia menulis sebuah makalah penelitian untuk New America Foundation tentang akar perlawanan di wilayah Swat Pakistan. Makalah ini baru-baru ini diterbitkan oleh Oxford University Press.
Sejak dibentuk tahun 2007, Tehrik-i-Taliban Pakistan (TTP) atau sering disebut sebagai Taliban Pakistan telah melakukan ratusan serangan di Pakistan. Perbedaan pendapat dalam internal organisasi TTP telah lama ada. Perbedaan itu menyangkut isu-isu marga, suku, ideology, dan kebijakan; termasuk negosiasi dengan pemerintah Pakistan. Perbedaan ini dapat diredam oleh pendiri TTP, Mulla Baitullah Mehsud. Namun, ketika serangan pesawat tak berawak AS menewaskan Baitullah pada bulan Agustus 2009, beberapa perselisihan yang bersifat intern TTP keluar ke ranah public. Terutama setelah TTP diharuskan untuk memilih antara dua calon pemimpin TTP yang baru; Hakimullah Mehsud dan Waliur Rahman Mehsud.
Akhirnya, Taliban Afghanistan harus turun tangan hingga kedua pemimpin sepakat untuk berbagi kekuasaan dengan Waliur Rahman diturunkan menjadi wakil dari Hakimullah Mehsud.
Pada tahun 2013, sebuah serangan pesawat tak berawak AS menewaskan Waliur Rahman Mehsud dan Hakimullah Mehsud. Akibatnya, perpecahan internal dalam TTP muncul kembali.
Setelah kematian Waliur Rahman pada Mei 2013, Khan Said Sajna; wakil Waliur Rahman menyatakan dirinya menjadi pemimpin faksi Rahman, namun ia dilaporkan mengambil tindakan ini tanpa persetujuan dari kepala TTP saat itu Hakimullah Mehsud.
Setelah kematian Hakimullah Mehsud pada tahun itu juga, faksi Khan Said Sajna berharap untuk mengambil alih kendali kepemimpinan TTP, namun dewan syura TTP justru menunjuk Mullah Fazlullah; seorang komandan Taliban Pakistan non-faksi Mehsud pada November 2013.
Naiknya Fazlullah ke posisi teratas TTP menjadi akhir bagi Khan Said dan para pendukungnya. Pejuang TTP dari suku Mehsud yang sebagian besar mendukung Khan Said untuk menjalankan kepemimpinan TTP menunjukkan ketidaksetujuan mereka dengan menarik diri dari TTP.
Pada awal 2014, faksi Khan Said terlibat dalam bentrok dengan loyalis Fazlullah, bahkan dengan beberapa anggota Taliban dari suku Mehsud sendiri yang dipimpin oleh Shehriyar Mehsud.
Hakimullah Mehsud |
Dalam upaya untuk mengakhiri pertikaian di TTP dan mencegah Khan Said dari pengetatan cengkeramannya atas suku Mehsud, Fazlullah secara resmi memecat Khan Said dan menyerahkan komando Waziristan utara dan Selatan kepada kepala TTP Mohmand Omar Khalid Khurasani, komandan TTP non-Mehsud lainnya pada Mei 2014.
Pada tanggal 28 Mei 2014, faksi Khan Said secara resmi mengumumkan penarikan diri mereka dari TTP. Juru bicara Khan Said mengecam TTP yang dituduh melakukan serangan terhadap warga sipil, penculikan, pemerasan, dan menargetkan instalasi pemerintah Pakistan.
Sejak pemisahan formal ini, Fazlullah memimpin TTP yang didukung oleh daerah-daerah suku dan kota-kota, tetapi Khan Said telah menguasai wilayah dasar inti pendukung TTP di Waziristan.
Artikel ini berfokus pada implikasi yang lebih luas dari perpecahan ini dengan membahas posisi Fazlullah dan Khan Said pada Pakistan dan Afghanistan, kebijakan mereka terhadap negosiasi dengan Pakistan, dan afiliasi mereka dengan kelompok-kelompok seperti al-Qa`ida, jaringan Haqqani, dan faksi-faksi jihad lainnya.
Setelah Pakistan menarik diri dari operasi besar-besaran di Swat pada tahun 2009, Mullah Fazlullah dilaporkan bersembunyi di provinsi timur pegunungan Afghanistan Kunar dan Nuristan.
Mullah Fazlullah sering mengecam negara Pakistan, sistem politik dan politisi, menyebut militer Pakistan sebagai “tentara kafir,” dan mendukung penggunaan kekerasan untuk menerapkan hukum syariah di Pakistan. Fazlullah berani mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan komandan militer Lembah Swat, Mayor Jenderal Sanaullah Khan Niazi, dalam sebuah serangan bom pinggir jalan pada bulan September 2013. Ajudan Fazlullah dan kepala TTP di distrik suku Mohmand; Abdul Wali (juga dikenal sebagai Omar Khalid Khurasani), secara rutin mengeluarkan pernyataan yang menekankan perlunya perjuangan bersenjata untuk menghapus penguasa ”kafir” Pakistan.
Khan Said, baru-baru ini mengecam TTP di bawah Fazlullah karena dianggap melancarkan serangan terhadap pemerintah dan pasukan keamanan Pakistan. Meskipun Khan Said adalah dalang utama dibalik jailbreak (pembobolan penjara) spektakuler di kota Dera Ismail Khan dan serangan terhadap basis Angkatan Udara Pakistan di Karachi pada tahun 2011, tapi ia belum melakukan eksekusi serangan serupa di Pakistan sejak ia mengambil alih kepemimpinan faksi TTP Mehsud tahun 2013, dan ia menyebut itu sebagai perubahan strategi dalam memilih target.
Setelah Khan Said mengutuk TTP karena pembunuhan, penculikan, pemerasan dan mengumumkan perpisahannya dari payung TTP Mei 2014, beberapa pihak menganggap kelompoknya relative lebih moderat dan mendukung pembicaraan damai dengan pemerintah Pakistan.
Pendahulu Khan Said; yaitu Waliur Rahman; yang merupakan anggota dari Jamiat Ulema-e-Islam (JUI) sebelum mengangkat senjata bersama Taliban Pakistan juga dianggap relatif moderat dibandingkan dengan orang lain dalam kepemimpinan TTP.
Mullah Fazlullah |
Meskipun Mullah Fazlullah adalah salah satu dari 10.000 relawan yang menyeberang ke Afghanistan untuk memerangi pasukan pimpinan AS pada akhir 2001, ia belum mengeluarkan pernyataan terkait pemerintah Afghanistan atau kehadiran AS di Afghanistan sejak ia terpaksa melarikan diri dari Pakistan pada pertengahan 2009, selama operasi militer Pakistan di Swat.
Mullah Fazlullah dilaporkan punya basis di Afghanistan timur. Hal ini menjadi salah satu alasan bagi pemerintah Pakistan untuk menuduh bahwa pemerintah Afghanistan menyediakan perlindungan dan dukungan kepada Mullah Fazlullah. Dalam beberapa pertemuan yang berlangsung antara pejabat Pakistan dan Afghanistan pada bulan Juni 2014, salah satu tuntutan kunci Pakistan adalah agar rekan mereka pemerintah Afghanistan mengambil tindakan terhadap Mullah Fazlullah.
Berbeda dengan Fazlullah, kelompok Khan Said mendukung serangan di Afghanistan, dan telah bergabung tangan dengan kelompok-kelompok lain seperti jaringan Haqqani, faksi Hafiz Gul Bahadar, dan beberapa faksi di Punjabi untuk melakukan serangan di Afghanistan.
Pembicaraan perdamaian dengan Pakistan menunjukkan fakta bahwa Fazlullah lebih lunak dari TTP dan terlibat dalam negosiasi dengan pemerintah Pakistan melalui ulama pro-Taliban; Samiul Haq.
Fazlullah sendiri tidak pernah mengeluarkan pernyataan publik yang mendukung pembicaraan. Sebaliknya, pembantu dekatnya Omar Khalid, menentang pembicaraan dari awal, dan mengeluarkan pernyataan menentang pembicaraan damai sementara proses itu masih berlangsung. TTP Fazlullah bahkan melanggar gencatan senjata sebulan dengan membunuh hampir dua lusin tentara paramiliter Pakistan yang mereka culik, setelah itu mereka menunjukkan tubuh para tentara itu yang bergelimpangan dipenggal di depan kamera. Tindakan ini dipandang sebagai langkah yang disengaja oleh Omar Khalid untuk menjegal pembicaraan damai.
Khan Said Sajna |
Sumber resmi di Islamabad mengatakan kepada penulis ini. “Fazlullah dan Omar Khalid tidak akan mendapatkan amnesti bahkan jika pemerintah dan Taliban telah setuju untuk berjabat tangan,” kata pejabat itu.
Khan Said dan sekutunya di sisi lain, telah mendukung pembicaraan damai dan menentang serangan baru-baru ini terhadap pasukan keamanan Pakistan, pemerintah, sipil dan instalasi militer.
Dalam sebuah pernyataan pada Mei 2014, juru bicara kelompok Khan Said; Azam Tariq mengatakan, “Kita mempertimbangkan pemboman tempat-tempat umum, pemerasan serta penculikan dan karena para pemimpin TTP melanjutkan praktik-praktik ini, kami memutuskan jika kami tidak harus berbagi tanggung jawab.”
Dalam posisinya terhadap Al-Qa`ida, Jaringan Haqqani dan grup militan di Afghanistan pada tahun 2001, suku Mehsud di Pakistan menjadi tuan rumah bagi al-Qa`ida dan kelompok militant; termasuk jaringan Haqqani di Waziristan.
Setelah TTP dibentuk pada tahun 2007, kelompok ini bersedia untuk turut mendukung perjuangan demi tempat-tempat suci umat Islam. Namun serangan pesawat tak berawak AS telah mengurangi kehadiran al-Qa`ida di daerah Waziristan.
Khan Said dan kelompoknya memiliki hubungan dekat dengan jaringan Haqqani dan Taliban Punjabi. Beberapa militan Arab al-Qa`ida serta pemimpin jaringan Haqqani menjadi sasaran serangan pesawat tak berawak AS di Waziristan Utara, daerah di bawah kendali TTP dan komandan seperti Khan Said dan Hafiz Gul Bahadar. Selain itu, jaringan Haqqani juga telah memberikan pembiayaan untuk faksi Khan Said. Haqqani berharap dapat merekrut pejuang Mehsud untuk perang di Afghanistan.
Fazlullah juga menjadi tuan rumah bagi para pemimpin al-Qa`ida dan simpatisan mereka di Swat sebelum 2009. Komandan Fazlullah di daerah Mohmand, Omar Khalid Khurasani, telah secara terbuka menyebut Usama bin Ladin sebagai pemimpin` dan menyerukan jihad internasional.
Fazlullah lebih condong ke arah Salafisme, tampaknya akibat pengaruh ayah mertuanya, ulama Sufi Muhammad, yang mendirikan kelompok garis keras Tehreek-e-Nafaz-e Shariat- e-Mohammadi (Gerakan untuk Penegakan Hukum syariah, TNSM) di wilayah Malakand di Pakistan utara pada awal 1990-an. Sufi Muhammad memimpin tentara relawan untuk berjuang bersama Taliban setelah serangan AS ke Afghanistan pada akhir 2001. Banyak pejuang tewas, sementara yang lainnya ditangkap oleh pasukan Aliansi Utara, sementara Sufi Muhammad dan menantunya Fazlullah ditangkap oleh pasukan keamanan Pakistan saat mereka masuk kembali ke wilayah Pakistan. Fazlullah dan Khan Said tidak pernah mengecam pembunuhan terhadap orang Syiah.
Grassroots (golongan akar rumput/rakyat kecil) yang mendukung Khan Said memiliki akar yang kuat di suku Mehsud di Waziristan, wilayah yang berfungsi sebagai markas untuk berbagai kelompok militan. Khan Said, meskipun seorang veteran jihad Afghanistan, pernah menikmati karisma saingannya, Fazlullah. Bahkan, sangat sedikit orang di luar Waziristan tahu namanya sebelum ia berhasil Waliur Rahman Mei 2013.
Tidak seperti kota Khan Said, kota Fazlullah; Swat adalah sebuah kota wisata dan wilayah berkembang dengan baik di Pakistan. Mullah Fazlullah dianggap seorang komandan yang memperhatikan media. Selama hari-harinya di Swat, Fazlullah berinteraksi secara teratur dengan media lokal.
Fazlullah rutin mengisi acara radio ketika tinggal di Swat dari 2007 sampai 2009. Sebagai hasil dari khotbah Islam karismatik dan demagogi, ia mendapatkan ribuan pendukung. Orang-orang yang tidak terhubung ke militan atau jihad bersenjata, menyumbangkan uang atas permintaan Fazlullah untuk membangun sebuah kompleks keagamaan yang besar di Mam Dheri; kampung Fazlullah di riverside di Swat. Setelah lari dari wilayah itu pada tahun 2009, ia diyakini telah kehilangan banyak dukungan lokal.
Beberapa analis Pakistan telah memperkirakan ada fragmentasi baru dari TTP sebagai awal dari akhir riwayat kelompok itu. Organisasi ini tidak mungkin berhenti karena Khan Said hanya memimpin kelompok Taliban Mehsud, sedangkan sisanya dari TTP masih bersatu di bawah kepemimpinan Mullah Fazlullah.
Fazlullah terus menikmati dukungan dari inti kepemimpinan TTP di Mohmand, Orakzai dan Bajaur, juga beberapa kota di Pakistan, termasuk Peshawar, Mardan, Swabi, dan Malakand. Basis dukungan Khan Said sebagian besar di kawasan Mehsud Taliban di bagian Waziristan Utara dan Selatan dan kota-kota terdekat dari Dera Ismail Khan, Bannu dan Tank. Selain itu, meskipun memisahkan diri dari TTP Khan Said, beberapa suku Mehsud di bawah kepemimpinan Shehriyar Mehsud masih mendukung faksi Fazlullah.
Pembicaraan damai yang diprakarsai oleh pemerintah Pakistan pada Maret 2014 telah gagal. Selanjutnya adalah menyoroti perbedaan antara kelompok-kelompok ini. Kelompok Hakimullah menentang pembicaraan sementara faksi Khan Said sangat mendukung. Upaya pemerintah Pakistan untuk terlibat dalam dialog dengan kelompok-kelompok ini, ditambah lagi persaingan suku dalam alih kepemimpinan, memainkan peran dalam terpecahnya TTP.
Faksi Khan Said sekarang disebut sebagai “Taliban yang baik” dari perspektif pemerintah Pakistan, karena ia saat ini terfokus pada serangan di Afghanistan dan di tempat lain di luar Pakistan. Faksi militan lain yang masuk ke bagian “Taliban yang baik” adalah jaringan Haqqani, kelompok Hafiz Gul Bahadar dan beberapa faksi di Punjabi Taliban, karena mereka kebanyakan fokus pada Afghanistan atau India.
Sejak Mullah Fazlullah bersembunyi di Afghanistan dan mengelola sebagian besar “Taliban yang buruk”, beberapa analis telah menyarankan bahwa penarikan AS dari Afghanistan bisa memicu perang terbatas antara Afghanistan dan Pakistan, dengan masing-masing negara memanfaatkan kelompok-kelompok militan terhadap kepentingan pihak lain. [lasdipo/ +ResistNews Blog ]