Setidaknya 20 tentara Lebanon tewas dan puluhan lainnya ditangkap oleh mujahidin dalam pertempuran itu, pertempuran meletus setelah sepasukan mujahidin merebut markas polisi setempat pada Sabtu dalam menanggapi penangkapan komandan Jabhah Nusrah, Syaikh Emad Jumaa.
Serangan itu telah direncanakan, kata kepala militer Lebanon, Jenderal Jean Kahwaji.
“Serangan “teroris” yang terjadi kemarin itu bukan serangan secara kebetulan. Itu telah direncanakan sebelumnya, dan menunggu waktu yang tepat,” lanjutnya.
Sumber-sumber keamanan mengatakan sedikitnya 16 anggota pasukan keamanan Lebanon telah ditangkap.
Pejabat keamanan mengatakan kelompok bersenjata di Arsal termasuk pejuang dari Jabhah Nusrah dan Daulah Islam (ISIS).
Tentara Lebanon dibantu oleh Hizbullat telah mengerahkan tentara di sekitar Arsal, sebuah kota mayoritas Sunni yang terjepit di antara wilayah yang dikuasai rezim Nushairiyyah Suriah dan wilayah Syiah Lebanon. Seorang sumber mengatakan pada hari Sabtu.
Aktivis Suriah di kota Arsal mengatakan, tampaknya Hizbullat terlibat dalam pertempuran itu, tetapi belum ada komfirmasi dari kelompok milisi Syiah itu.
Milisi Hizbullat secara langsung ambil bagian dalam pertempuran melawan mujahidin dan pihak oposisi, mereka melintasi perbatasan di wilayah Qalamoun Suriah selama berbulan-bulan, dan membantu pasukan rezim Syiah Nushairiyyah Assad untuk memerangin mujahidin di kota-kota dan desa-desa di dekat perbatasan.
Sebagian besar rakyat Sunni di Lebanon mendukung mujahidin dan pihak oposisi dalam perang Suriah.
Pertempuran juga terjadi singkat pada akhir pekan ini di kota pantai Lebanon utara Tripoli, di mana perang Suriah telah memicu ketegangan berusia puluhan tahun antara penduduk lokal Sunni dan Alawi.
Sumber mengatakan, tentara Lebanon dari Sabtu hingga Minggu pagi terlibat bentrokan sengit dengan mujahidin Jabhah Nusrah yang menembaki posisi militer di beberapa wilayah di kota pelabuhan Mediterania. Sebuah bom juga berhasil menargetkan patroli tentara, membunuh dan melukai beberapa prajurit dan seorang perwira.
Mantan Perdana Menteri Fouad Siniora, seorang Sunni, menyerukan kelompok bersenjata Suriah (mujahidin) untuk menarik diri dari Lebanon tetapi juga menyerukan milisi Hizbullah harus meninggalkan Suriah.
Kebuntuan politik abadi Lebanon telah diperburuk oleh ketegangan di Suriah.
Arsal telah lama menjadi daerah panas di Lebanon. Mujahidin yang beroperasi di seberang perbatasan di wilayah Qalamoun Suriah pegunungan ini sering menyeberangi perbatasan, dan beristirahat atau mencari perawatan medis di kota.
Pertempuran Sabtu dimulai setelah pasukan keamanan Lebanon menangkap Syaikh Emad Jumaa, seorang komandan Jabhah Nusrah yang terkenal di kalangan para pejuang di daerah tersebut.
Mujahidin Jabhah Nusrah dan Daulah Islam (ISIS) menanggapinya dengan merebut markas polisi, menyerang pos pemeriksaan tentara, menangkap puluhan anggota pasukan keamanan Lebanon dan menuntut Syaikh Emad Jumaa dibebaskan.
Kendaraan militer Lebanon telah dikerahkan di sekitar Arsal dan menyisir wilayah itu, sementara pesawat tempur Suriah juga membombardir posisi mujahidin di lingkungan kota, warga Arsal mengatakan.
Akibatnya, banyak warga sipil yang menjadi korban dari serangan membabi buta dari Militer Lebanon dan pesawat tempur Suriah, banyak dari pengungsi Suriah yang terkena serang itu melarikan diri dari kamp pengungsi dan tidur di jalanan kota. Serangan itu telah menghancurkan sebagian kamp pengungsi.
“Mereka diserang dari berbagai arah,” kata Qassem Al-Zein, seorang dokter lapangan di Rumah Sakit Arsal, dan menambahkan, bahwa Rumah Sakit itu telah menampung 10 warga sipil yang tewas sejauh ini.
“Situasinya sangat buruk,” Walikota Arsal, Ali Al-Hujeiri berkata singkat melalui telepon. (muqawamah.com/lasdipo/ +ResistNews Blog )