
+ResistNews Blog - Amerika Serikat pada Rabu (30/7) mengutuk pemboman satu sekolah PBB di Jalur Gaza tapi menolak menuding Israel sebagai pelaku penyerangan.
"Amerika Serikat sungguh mengutuk pemboman satu sekolah PBB di Jalur Gaza, yang dilaporkan menewaskan dan melukai orang Palestina yang tak berdosa, termasuk anak kecil dan pekerja kemanusiaan PBB," kata Juru Bicara Gedung Putih Eric Schultz kepada wartawan, lapor Xinhua.
"Kami sangat prihatin bahwa ribuan orang Palestina yang menjadi pengungsi di dalam negeri mereka, yang telah diserukan oleh militer Israel agar meninggalkan rumah mereka, tidak aman di tempat yang dirancang oleh PBB sebagai tempat berlindung di Jalur Gaza," ia menambahkan.
Sedikitnya 20 orang terbunuh pada Rabu pagi, ketika sekolah yang dioperasikan oleh PBB sebagai tempat perlindungan di bagian utara Jalur Gaza dihantam serangan udara Israel, sehingga memicu kemarahan dari seluruh dunia.
Namun Schultz dan wanita Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Marie Harf menolak untuk menyebut nama Israel dalam serangan tersebut, dan malah menegaskan pentingnya "ketenangan dan penyelidikan segera untuk memastikan yang sebenarnya terjadi".
"Kami juga mengutuk mereka yang bertanggung jawab menyembunyikan senjata di instalasi PBB di Jalur Gaza," kata Schultz, sebagaimana dikutip Xinhua. "Semua tindakan ini melanggar pemahaman internasional mengenai kenetralan PBB."
"Kami mula-mula dan pertama-tama percaya pada hak Pemerintah Israel dan kewajiban untuk mempertahankan warga mereka," kata Schultz. (ANT/ +ResistNews Blog )
"Amerika Serikat sungguh mengutuk pemboman satu sekolah PBB di Jalur Gaza, yang dilaporkan menewaskan dan melukai orang Palestina yang tak berdosa, termasuk anak kecil dan pekerja kemanusiaan PBB," kata Juru Bicara Gedung Putih Eric Schultz kepada wartawan, lapor Xinhua.
"Kami sangat prihatin bahwa ribuan orang Palestina yang menjadi pengungsi di dalam negeri mereka, yang telah diserukan oleh militer Israel agar meninggalkan rumah mereka, tidak aman di tempat yang dirancang oleh PBB sebagai tempat berlindung di Jalur Gaza," ia menambahkan.
Sedikitnya 20 orang terbunuh pada Rabu pagi, ketika sekolah yang dioperasikan oleh PBB sebagai tempat perlindungan di bagian utara Jalur Gaza dihantam serangan udara Israel, sehingga memicu kemarahan dari seluruh dunia.
Namun Schultz dan wanita Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Marie Harf menolak untuk menyebut nama Israel dalam serangan tersebut, dan malah menegaskan pentingnya "ketenangan dan penyelidikan segera untuk memastikan yang sebenarnya terjadi".
"Kami juga mengutuk mereka yang bertanggung jawab menyembunyikan senjata di instalasi PBB di Jalur Gaza," kata Schultz, sebagaimana dikutip Xinhua. "Semua tindakan ini melanggar pemahaman internasional mengenai kenetralan PBB."
"Kami mula-mula dan pertama-tama percaya pada hak Pemerintah Israel dan kewajiban untuk mempertahankan warga mereka," kata Schultz. (ANT/ +ResistNews Blog )