+ResistNews Blog - Pihak berwenang Sri Lanka telah memberlakukan jam malam di dua kota selatan negara itu, yaitu Alutgama dan Beruwala, setelah bentrokan antara umat Buddha dan kaum Muslim.
Kekerasan dimulai saat unjuk rasa umat Buddha di kota Alutgama, hingga kemudian meletus bentrokan yang menewaskan dan melukai beberapa orang, serta pembakaran beberapa toko, dan juga penjarahan di wilayah tersebut.
Sejumlah laporan megatakan bahwa bentrokan berawal karena terpancing oleh para peserta unjuk rasa yang meneriakkan slogan-slogan permusuhan terhadap Islam, yang melempari mereka dengan batu.
Para saksi mata mengatakan bahwa beberapa kaum Muslim dipukuli, juga rumah-rumah dan masjid mereka lempari.
Bentrokan ini terjadi setelah tiga hari pertengkaran antara seorang sopir biksu Buddha dengan seorang pemuda Muslim.
Koresponden BBC di Alutgama mengatakan bahwa ada suasana ketidakpastian karena pembungkaman media, apalagi benih-benih kekerasan telah menyebar ke daerah-daerah lain.
Sejumlah laporan mengatakan bahwa pembungkaman media terkait bentrokan ini diberlakukan berdasarkan perintah atasan.
Penguasaan Diri
Mahinda Rajapaksa Presiden Sri Lanka menyatakan untuk memulai penyelidikan atas insiden tersebut, dan saya meminta semua pihak untuk menahan diri.
Sementara itu minoritas Muslim di Sri Lanka meminta pemerintah untuk memberikan perlindungan pada mereka, seperti yang diberikan kepada umat Buddha, dimana di negeri ini uamt Buddha memiliki pengaruh yang cukup besar.
Apalagi jumlah kaum Muslim jauh lebih sedikit dari umat Buddha, yaitu sekitar 90 persen dari jumlah penduduk, terutama setelah tentara mampu mengalahkan para pejuang Macan Tamil 5 tahun yang lalu.
Sementara jumlah kaum Muslim Tamil sekitar 10 persen dari jumlah penduduk, dan akhir-akhir ini mereka menjadi sasaran kampanye anti Islam (bbc.co.uk/ +ResistNews Blog ).