+ResistNews Blog - Sebuah wacana unik diangkat oleh pejabat pengurus Keluarga Berencana di Jawa Timur. Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Keluarga Berencana Jatim (BPPKB) Provinsi Jatim, Sukesi, Senin (17/2/2014) menyebutkan bahwa pihaknya akan mendirikan tenda dengan bilik asmara bagi pasangan suami istri.
“Mereka ini sudah berada empat hari di pengungsian. Otomatis sebagai manusia tentunya ingin menjalankan tugasnya sebagai pasangan suami istri. Kami sudah siapkan di sana bilik asmara,” terangnya.
Namun selain itu ada ide unik lain yang dipaparkan oleh pengurus KB tersebut. Diberitakan bahwa selain mendirikan bilik cinta, mereka akan bagi-bagi kondom kepada pengungsi.
“Selain menyediakan tenda asmara, kami juga menyediakan kondom bagi para pengungsi,” tambah Sukesi. Entah ada motif apa di balik pembagian kondom ini.
Sukesi berkilah bahwa pembagian kondom ini adalah untuk mencegah terjadinya kehamilan di pengungsian. “Ini untuk mencegah kehamilan di saat tinggal di pengungsian,” begitu alasan Sukesi.
Pembagian kondom dengan alasan tertentu patut dipertanyakan. Di peradaban modern abad millenium ini kondom telah menjadi simbol kebebasan seksual. Tak heran saat hari Valentine, kondom ramai-ramai dijual dan permintaannya meningkat.
Program berkedok keluarga berencana ataupun pengendalian penyakit semacam penyakit seksual ataupun HIV/AIDS sering menjadi ajang promosi perusahaan kontrasepsi. Maka bukan hal yang aneh jika program bagi-bagi kondom dipersoalkan.
[shoutussalam.com/ +ResistNews Blog ]
“Mereka ini sudah berada empat hari di pengungsian. Otomatis sebagai manusia tentunya ingin menjalankan tugasnya sebagai pasangan suami istri. Kami sudah siapkan di sana bilik asmara,” terangnya.
Namun selain itu ada ide unik lain yang dipaparkan oleh pengurus KB tersebut. Diberitakan bahwa selain mendirikan bilik cinta, mereka akan bagi-bagi kondom kepada pengungsi.
“Selain menyediakan tenda asmara, kami juga menyediakan kondom bagi para pengungsi,” tambah Sukesi. Entah ada motif apa di balik pembagian kondom ini.
Sukesi berkilah bahwa pembagian kondom ini adalah untuk mencegah terjadinya kehamilan di pengungsian. “Ini untuk mencegah kehamilan di saat tinggal di pengungsian,” begitu alasan Sukesi.
Pembagian kondom dengan alasan tertentu patut dipertanyakan. Di peradaban modern abad millenium ini kondom telah menjadi simbol kebebasan seksual. Tak heran saat hari Valentine, kondom ramai-ramai dijual dan permintaannya meningkat.
Program berkedok keluarga berencana ataupun pengendalian penyakit semacam penyakit seksual ataupun HIV/AIDS sering menjadi ajang promosi perusahaan kontrasepsi. Maka bukan hal yang aneh jika program bagi-bagi kondom dipersoalkan.
[shoutussalam.com/ +ResistNews Blog ]