+ResistNews Blog - Setelah bertemu Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) John F Kerry, Ahad (17/2), Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengimbau warga Indonesia yang masih berada di Suriah tidak ikut terlibat dalam perang tersebut.
Pengamat Politik luar Negeri, Farid Wadjdi menilai pernyataan Marty tersebut merupakan bentuk kriminalisasi terhadap hukum jihad yang diwajibkan dalam Islam.
Menurut Farid, harus dipahami kenapa umat Islam terpanggil untuk melakukan jihad di Suriah. Jihad di Suriah dalam rangka pembebasan umat Islam dari penindasan dan kedzaliman Bashar Assad. Hal ini merupakan cerminan ukhuwah Islamiyah terhadap kaum muslimin Suriah
“Inilah menjadi alasan kenapa sebagian umat Islam, bukan saja di Indonesia tapi juga seluruh dunia terpanggil melakukan jihad di sana,” tegasnya kepada Mediaumat.com, Selasa (18/2)
Anggota Maktab I’lamiyah DPP Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) ini pun menerangkan bahwa kaum muslim itu ibarat satu tubuh sehingga jika ada satu tubuh yang sakit didzalimi berarti itu juga sakit bagi seluruh umat Islam.
“Sangat disayangkan pernyataan Marty tersebut, sebab Jihad merupakan perintah dari Allah , kewajiban ini merupakan bagian hukum syara,” bebernya.
Ia pun mengkritik sikap pemerintah yang menutup mata terhadap kejahatan yang dilakukan Bashar. Menurutnya, di satu sisi pemerintah melarang untuk jihad di Suriah namun di sisi lain pemerintah Indonesia hanya diam seribu bahasa terhadap kejahatan Bashar Assad.
“Dalam pandangan Islam, penguasa negeri Islam, justru harus pertama kali mengirim pasukannya, membebaskan rakyat Suriah yang dibunuh dan dizalimi, bukan malah menghalang-halangi kaum muslimin untuk jihad di Suriah,” tandasnya.
Lebih jauh Farid menilai pernyataan Marty ini merupakan buah dari intervensi Amerika terhadap politik luar negeri Indonesia. “Lagi-lagi ini menunjukkan intervensi Amerika secara tidak langsung kepada Indonesia,” jelasnya
Menyinggung warning Sydney Jones yang mengatakan siapa saja yang pergi jihad di Suriah akan mengancam Indonesia, Farid menilai hal ini sebagai stigmatisasi terhadap ajaran Islam yang mulia yaitu jihad fi sabilillah. Menurutnya hal itu bagian dari proyek War on Terorrism ala Amerika yang menjadikan umat Islam dan Islam sebagai sasaran empuk.
“Pola ini berulang dan hanya ingin merusak ajaran Islam ,melemahkan persatuan umat Islam yang ingin bersatu membantu saudaranya yang tertindas,” pungkasnya. (mediaumat.com/ +ResistNews Blog)