Saturday, 2 November 2013
+ResistNews Blog - Untuk mencegah bangkitnya kembali mujahidin Imarah Islam Azawad, Belanda akan mengirim sekitar 380 pasukan perdamaian ke misi PBB membantu kolonial Prancis memerangi mujahidin – alasan mereka (musuh Islam) memulihkan stabilitas di Mali. Demikian dikatakan Perdana Menteri Belanda – , Mark Rutte, Jumat (1/11/2013).
“Kami percaya partisipasi Belanda meningkatkan kemungkinan keberhasilan misi PBB,”, kata Rutte, seperti dikutipReuters.
Menurutnya, adalah menjadi kepentingan nasional Belanda untuk berpartisipasi membantu dan mencegah munculnya situasi tidak terkendali di wilayah yang begitu dekat ke Eropa. Terlebih, mengingat Mali utara telah menjadi tempat berkembangnya ekstremisme (mujahidin).
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Prancis, Jean-Yves Le Drian mengatakan, Prancis akan tetap mempertahankan sekitar 2.000 tentaranya di Mali dengan alasan membantu mengamankan pemilu legislatif Desember mendatang, sebelum kemudian mengurangi kehadiran militernya di negara itu.
Mali utara adalah wilayah yang sempat dinaungi syariat Islam, ketika mujahidin Imarah Islam Azawad – yang berafiliasi dengan Al Qaeda – menguasai kota tersebut. Namun, saat pasukan salib Prancis dibantu dengan pasukan Chad melakukan intervensi ke Mali awal tahun ini, mujahidin mengambil langkah perang grilya yang kemudian meninggalkan Gao untuk selanjutnya menyerang tentara kafir Prancis dan pasukan boneka Mali dijantung pertahanan. [al-mustaqbal.net/ +ResistNews Blog ]