ResistNews - PEMIMPIN Partai Komunis Rusia mengatakan bahwa pembantaian baru-baru
ini di Desa Houla, Suriah, yang telah menewaskan lebih dari 100 orang,
adalah suatu skenario karangan intelijen yang dipimpin oleh politisi
Barat.
Gennady Zyuganov, mencatat bahwa beberapa politisi Barat dan media
telah menciptakan histeria pada pembantaian yang berlangsung di Desa
Houla pada 25 Mei. Beberapa Politisi Rusia mengecam keras pembantaian
tersebut yang dianggap sebagai “provokasi terang-terangan” di Suriah.
Pemerintah Rusia juga telah meminta penyelidikan internasional atas
kejahatan HAM yang termasuk kategori berat tersebut. Menurut keyakinan
Zyuganov, cepat atau lambat peristiwa ini akhirnya akan berhubungan
dengan intelijen Barat, seperti peristiwa pembantaian warga sipil yang
terjadi di Yugoslavia, Libya, dan Afghanistan.
Zyuganov juga mengecam Barat atas tuduhan mereka yang cepat terhadap
pemerintah Suriah, bahkan sebelum hasil penyelidikan awal pembantaian
itu terungkap, wartawan dan pengamat internasional tidak bisa memberikan
bukti yang sah adanya persenjataan berat di daerah tersebut.
Sementara itu, penyelidikan pemerintah Suriah atas tragedi
pembantaian itu menunjukkan bahwa kelompok bersenjata anti-pemerintah
yang seharusnya bertanggung jawab atas pembunuhan lebih dari seratus
orang, termasuk puluhan perempuan dan anak-anak. Kepala penyelidikan,
Brigadir Jenderal Qassim Jamal Suleiman pada Kamis (31/5), mengatakan
bahwa sekitar 600 sampai 800 pemberontak bersenjata menggunakan
mesin-mesin berat untuk melakukan pembantaian.
Suleiman, juga mengatakan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan
bahwa pemboman artileri dilakukan oleh pasukan Suriah telah menyebabkan
pertumpahan darah. Namun kenyataannya, kelompok bersenjata yang
melakukan serangan adalah kelompok yang mendukung pemerintah dan anti
terhadap Muslim Ahlussunnah (Sunni). [sm/islampos/pt]