Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.
Konspirasi musuh-musuh Islam dalam
menghancurkan kaum muslimin akan terus berlanjut. Segala daya dan upaya
dikerahkan untuk memerangi umat Islam. Tidak ada barang sesaat mereka
berhenti. Hal ini sebagaimana yang dikabarkan Allah Ta'ala dalam
firman-Nya,
وَلَا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا
"Mereka tidak henti-hentinya
memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu
(kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup." (QS. Al-Baqarah: 217),
Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan makna kalimat sebelumnya, "Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh,"
Yakni: Sungguh mereka menimpakan fitnah kepada seorang muslim dalam
agamanya sehingga memurtadkan mereka kepada kekafiran setelah beriman,
maka itu lebih besar di sisi Allah daripada membunuh." Kemudian beliau
menyebutkan: "Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai
mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran),
seandainya mereka sanggup." Maksunya: Kemudian mereka melakukan yang lebih buruk dan besar dosanya, mereka tidak bertaubat dan tidak pula berhenti."
Syaikh Abdurrahman bin Nashir al-Sa'di
berkata tentang tafsir ayat di atas, "Kemudian Allah Ta'ala mengabarkan
bahwa mereka akan terus memerangi kaum mukminin. Misi mereka bukan untuk
mengambil harta kaum mukminin dan membunuh mereka. Sesungguhnya misi
mereka adalah untuk mengeluarkan kaum mukminin dari agama mereka lalu
menjadi kafir sesudah beriman sehingga mereka menjadi penghuni neraka
yang menyala-nyala. Mereka akan mengerahkan kemampuan mereka untuk semua
itu, melakukan apa yang bisa dilakukan, "dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai"."
Beliau melanjutkan, "Sifat ini berlaku
umum bagi setiap orang kafir, mereka tidak henti-hentinya memerangi
golongan di luar mereka sehingga memurtadkan dari agama mereka.
Khususnya Ahli kitab dari kalangan Yahudi dan Nashrani yang telah
mendirikan organisasi-organisasi, menyebar misionaris, menempatkan para
dokter, mendirikan sekolahan-sekolahan untuk menarik umat kepada agama
mereka, membuat berbagai propaganda untuk menanamkan keraguan dalam diri
mereka akan kebenaran agama mereka (Islam)."
Jika demikian halnya, maka bagaimana jika semangat jihad meredup sementara semangat permusuhan kafirin terus berlanjut?
Allah mengabarkan konspirasi lain dari
kaum kuffar, mereka terus bekerja menghalangi dari jalan Allah dan
membikin gerakan menyimpang dari Islam. Allah Ta'ala berfirman,
قُلْ يَا
أَهْلَ الْكِتَابِ لِمَ تَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ مَنْ آمَنَ
تَبْغُونَهَا عِوَجًا وَأَنْتُمْ شُهَدَاءُ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا
تَعْمَلُونَ
"Katakanlah: "Hai Ahli Kitab,
mengapa kamu menghalang-halangi dari jalan Allah orang-orang yang telah
beriman, kamu menghendakinya menjadi bengkok, padahal kamu menyaksikan?"
Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan." (QS.
Ali Imran: 99-100) Karenanya, semangat tidak boleh pudar, harus terus
terjaga. Jika tidak mampu atau belum tepat waktu menyempurnakan jihad
secara langsung sesuai tuntutan Syariat, maka kita harus terus menjaga
ruh jihad.
Berbagai jalan akan ditempuh musuh-musuh
Islam untuk menghancurkan agama Allah. Berbagai tipu daya akan
dilakukan untuk memadamkan cahayanya. Salah satunya yang disebutkan
Al-Qur'an adalah dengan mulut mereka, contohnya melalui corong-corong
media. Maka sesuatu yang wajb kita sadari bahwa musuh-musuh Islam juga
akan memanfaatkan media untuk menyerang Islam, termasuk di dalamnya
kegiatan jurnalistik. Oleh sebab itu, para Ansharullah dan mujahidin
harus pula mahir dalam bidang ini untuk menangkal dan menghadapi
konspirasi mereka.
Allah Ta'ala berfirman,
يُرِيدُونَ
أَنْ يُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللَّهُ إِلَّا
أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
"Mereka berkehendak memadamkan
cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah
tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang
yang kafir tidak menyukai." (QS. Al-Taubah: 32)
Ayat lain yang menguatkan hal ini,
لَتُبْلَوُنَّ
فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا
الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيرًا
وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
"Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh
akan mendengar dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari
orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang
menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka
sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan."
(QS. Ali Imran: 186)
Jika kita perhatikan, kebanyakan media
di zaman sekarang dikuasi oleh orang-orang kafir dan pendukungnya dari
kalangan munafikin. Maka wajar jika sekarang kita saksikan mayoritas
media massa berisi kebencian terhadap Islam, menghina ajaran Islam,
memojokkan kaum muslimin, mengidentikan jihad dengan teror, menyematkan
gelar-gelar jahat kepada aktifis jihad, dan semisalnya. Dan lebih miris
lagi masyarakat muslim dicekokin atau digiring pada kesimpulan miring
tentang Islam lalu mereka menerima mentah-mentah tanpa melakukan
crosscek. Maka sungguh berjuang di zaman ini sangat-sangat membutuhkan
kesabaran dan ketakwaan yang tinggi, "Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan."
Kebencian kafir melaui media massa juga ditunjukkan oleh firman Allah Ta'ala, "Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman
kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak
henti-hentinya (menimbulkan) kemudaratan bagimu. Mereka menyukai apa
yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa
yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi." (QS. Ali Imran: 118).
Seharusnya, jika mampu, kita wajib
melawan berbagai konspirasi tersebut, dan menghancurkannya. Namun apa
daya, umat dalam kondisi lemah. Mujahidin hanya memiliki kemampuan
terbatas dalam bidang media massa ini. Kesabaran terus ditingkatkan, di
antaranya terus menjaga ruh berjihad melalui media.
Tips Menjaga Semangat Jihad
Merubah mindset tentang dunia dan
akhirat; menjadikan akhirat sebagai kehidupan sesungguhnya. Dunia hanya
menyertainya saja, tidak boleh menjadi tujuan.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam kepada para sahabatnya saat menggali parit pada perang Ahzab,
اللهم إن العيش عيش الآخره . فاغفر للأنصار والمهاجره
"Ya Allah, sesungghnya kehidupan itu adalah kehidupan akhirat. Maka berilah ampunan untuk kaum Anshar dan Muhajirin." (HR. Al-Bukhari) Maknanya: Ya Allah sesungguhnya kehidupan yang kami cari dan abadi adalah kehidupan akhirat.
Kenapa kita harus meluruskan mindset
ini? Karena orientasi duniawi akan melemahkan semangat jihad. Perlu kita
ingat, jika kita mendapatkan kenikmatan dunia atau sengsara itu hanya
sekitar 60 -70 tahun saja, sedikit yang melewatinya. Namun jika salah
mengkalkulasi kehidupan akhirat, maka kerugiannya dahsyat, 1 hari di
akhriat seperti 50 ribu tahun di dunia. Wallahu Ta'ala A'lam.
[PurWD/voa-islam.com]